"Bagaimana, Nyimas?" Pranata terlihat cemas ketika mendengar suara menggelegar dari luar bangunan tempat mereka disekap.
"Sebaiknya, kita pergi." Pratiwi memberikan usulan.
"Tapi ... bagaimana caranya? Di balik pintu itu pasti ada yang menjaga kita." Seorang anak kecil masih ketakutan dengan penjaga yang bisa saja melukai mereka.
"Aku takut ...," seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun merengek.
Tangisan seorang anak ternyata menjalar pada yang lain. Lebih dari 20 anak-anak dalam gudang itu menangis karena ketakutan. Jika sebelumnya mereka takut karena harus jauh dari orang tua maka saat ini mereka takut akan ledakan yang bertubi-tubi terdengar.
Sumber ledakan itu tidak jauh dari gudang tempat sekumpulan anak-anak ini disekap. Suara keras bisa didengar dengan jelas. Meskipun mereka tidak bisa melihat dari mana atau dari apa ledakan itu berasal.
Ruangan itu semakin gelap karena malam menjelang. Tidak ada sumber penerangan apapun di sana.
Pratiwi, paling tua diantara mereka. Gadis remaja itu seperti ibu yang mengasuh 20 anak-anak yang membutuhkan dekapan hangat orang tua mereka. Untuk saat ini, Pratiwi harus bisa memiliki peran ganda. Menenangkan mereka sekaligus memimpin mereka untuk keluar dari tempat pengap itu.
"Aku minta semuanya tenang. Kita harus yakin kalau kita akan baik-baik saja." Pratiwi mencoba memberikan pengarahan.
Meskipun Pratiwi tidak bisa melihat wajah mereka karena gelap, dia bisa merasakan ketenangan yang dirasakan anak-anak itu. Mereka mulai berhenti menangis.
"Kita akan keluar dari sini," Pratiwi membeberkan rencana.
"Tapi, bagaimana caranya?" Pranata menyela.
"Aku akan memeriksa dulu, apakah di luar ada orang atau tidak. Lalu, kita memanjat lewat jendela yang ada di atas sana.", Pratiwi menunjuk jendela berukuran sekitar sehasta di atas kepalanya.
"Jendelanya tinggi, bagaimana memanjatnya?"
"Nanti aku pikirkan ...."
...
Pratiwi meraba-raba benda apa saja yang ada di dalam gudang itu. Ada banyak barang yang tidak dia kenali. Dia hanya bisa mengira-ngira tanpa sanggup melihatnya. Gelap.
DUK !
Pratiwi dikagetkan oleh suara dari balik pintu.
DUK !
Suara itu terdengar lagi.
DUK !
Dan ... pintu gudang terbuka. Cahaya masuk ke dalam ruangan besar itu. Remang-remang bisa terlihat apa yang ada di dalamnya.
Pratiwi kaget dengan apa yang baru saja terjadi. Dia memperhatikan pemandangan langka di depannya.
Siluet nampak dari arah pintu gudang yang besar. Siluet seekor hewan yang tidak asing untuk Pratiwi. Seekor kuda.
"Nakula!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Manusia Api
AcciónDarr ... Suara ledakan mengagetkan para pekerja pelabuhan sore itu. Syahbandar berlari ke arah ledakan, wajahnya menampakan kekagetan luar biasa. Bluurr ... Api menjalar ke setiap bagian kapal yang menjadi sumber suara ledakan. Semua orang yang be...