"Ayah, apakah Ayah tidak akan berangkat lagi ke Batavia untuk mencari Pratiwi dan Pranata?"
"Akan Ayah coba lagi. Tapi ... terus terang tidak tahu harus mencari ke mana."
Pagi itu Raden Panca dan ayahnya kembali memperbincangkan masalah yang belum terselesaikan beberapa hari ini. Bukan hanya masalah mereka berdua tetapi sudah menjadi masalah semua warga Desa Pujasari. Setelah kehilangan Pranata, disusul kehilangan Pratiwi.
Upaya pencarian sudah dilakukan, namun tidak membuahkan hasil. Seantero Batavia telah didatangi tetapi Pranata dan Pratiwi tidak kunjung ditemukan.
"Tadinya, kita berharap pada Paman Aditama, tetapi malah masuk penjara.", Raden Bakti mengeluhkan usaha pencarian yang mendapatkan hambatan.
"Aku belum mengerti, kenapa Paman bisa masuk penjara begitu saja jika kesalahannya tidak terlalu besar."
"Ya, Ayah juga tidak paham. Padahal, kesalahan pamanmu hanya terlibat percekcokan di jalanan."
"Apakah ini, suatu kesengajaan?"
"Maksudmu?"
"Ya, seperti diketahui ... masa lalu Paman memang kelam. Mungkin saja Paman Aditama ditangkap musuhnya?"
"Ayah juga berpikir begitu. Pamanmu menyimpan banyak rahasia dari Ayah."
"Ayah kan sudah menemui Paman di penjara. Apakah ada informasi yang bisa digali?"
"Nyaris tidak ada."
Raden Bakti kembali mengangkut gerabah untuk dipasarkan di Batavia. Kegiatan rutin setiap pagi sebelum berangkat menuju Ibu Kota. Raden Panca pun ikut membantu merapikan gerabah-gerabah itu ke atas pedati.
"Tapi, satu hal yang dikatakan Pamanmu jika Pranata dibawa oleh orang berambut jabrik."
"Apakah ada hubungannya dengan perdagangan budak?"
"Kenapa kau menyangka begitu?"
"Hanya perkiraanku saja."
"Ya, pamanmu juga pernah berkata begitu."
Anak dan Ayah itu saling pandang. Mereka memikirkan hal yang sama.
"Ayah sudah mencari ke Pelabuhan?"
"Sudah. Tapi tidak membuahkan hasil. Lagipula, orang-orang Pelabuhan seperti saling menjaga rahasia."
"Berarti kita harus kembali ke sana tanpa banyak bertanya pada orang. Kita lakukan pencarian secara diam-diam."

KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Manusia Api
AçãoDarr ... Suara ledakan mengagetkan para pekerja pelabuhan sore itu. Syahbandar berlari ke arah ledakan, wajahnya menampakan kekagetan luar biasa. Bluurr ... Api menjalar ke setiap bagian kapal yang menjadi sumber suara ledakan. Semua orang yang be...