12

3.8K 95 1
                                    

🍁

Callie

Callie🖤 : Udah punya jawaban?

Art: Belum.

Callie🖤 : Udah 24 jam.

Art : Belum 36 jam.

Callie🖤: Oke. Besok siang. Ok?

Art: Ya.

Callie melempar ponsel nya kepinggir ranjang.
Setelah pulang kuliah, Callie langsung kembali ke kost nya.

Selama di kampus tadi, Arthur seperti biasa bersikap cuek dan dingin.

Bagus lah.

Paling tidak, Arthur tidak menunjukkan perubahan sikap yang mungkin bisa membuat teman-teman nya curiga.

***

Callie tidak tau Apa yang harus dia lakukan di sisa hari ini.

Ini hari rabu, dan Callie tidak punya apapun untuk di kerjakan.

Dia mengambil Hp nya dan memutuskan untuk menghubungi mommy.

Setelah deringan ke dua.

"Hallo, baby. Ada apa?"

"Gak ada apa-apa mom, cuma kangen."

"Oh. My baby. Mom juga kangen kamu, Call."

"Mommy lagi ngapain?"

"Nonton korea, kamu ngapain?"

"Baring-baring aja nih mom dikost."

"Gak jalan? Ini kan ladies night."

Callie memutar mata nya mendengar mommy nya yang kelewat gaul itu.

Kadang Callie iri melihat mommy nya yang masih bisa menikmati hidup dan tidak tenggelam dalam kekecewaan masa lalu.

"Belum ada plan sih mom, mungkin ntar nanyain Joanna. Mommy sendiri gak ladies night?"

"Pergi donk, nanti jam 8."

"Idih, mommy."

"Kamu jangan kalah donk sama mommy, masa iya gadis belia secantik kami rabu malam cuma diem di kost'an?"

"Iya mom, ntar deh Callie ajak Joanna jalan."

"Jadi udah dapet pacar belom, baby?"

"Apa sih mom, gak lah. Call masih belom mau pacaran. Nanti-nanti aja. Mom sendiri gak cari pacar?"

"Mommy itu gak butuh pacar Call, mommy cuma butuh teman."

"Teman?" Callie mengulangi.

"Teman tidur." Mommy terkekeh genit diseberang sana.

"Mom! You are so disgusting." Callie tertawa nyaring.

Callie sangat bersyukur memiliki mommy dalam hidupnya, "Mommy hal terbaik yang pernah aku miliki dalam hidupku. Memilki nya, aku tidak butuh yang lain." Callie membatin sesaat.

"Why? Butuh teman berbagi gairah itu bukan hal menjijikkan Call. Itu manusiawi. Apa lagi mommy sudah lama sendiri."

"Oh. Baik. Baik. Apapun mom, yang penting mommy happy." Akhirnya Call mengalah dengan tingkah genit mommy nya itu.

"Kamu juga harus bahagia ya Call, dengan cara apapun. Kebahagian itu kita yang ciptakan Call, bukan tergantung siapapun atau apapun. Ok baby?"

"Yes, madam. I know it. Thanks mom. I love you, sooooooo much. Muach!"

"I love you more baby. Muach."

Callie menutup sambungan itu.

Senyum terukir diujung bibir Callie.
Andai Callie bisa kayak mommy, hidup dengan free tanpa membawa luka masa lalu.

Pasti semua tidak akan serumit ini.
Mungkin Callie sekarang memiliki seorang kekasih, dan ada seseorang yang dengan tulus mencintai nya.
Mungkin.

"Semoga suatu saat aku bisa." Callie berkata pada dirinya.

"Dan segera, aku akan membuat kebahagianku sendiri, tentu dengan caraku." Tambah Callie.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang