24

3.4K 103 5
                                    

🍁🍁🍁

"Um. Pernah." Jawab Roman sedikit malu-malu.

"Uwaaaww.." Semua terkejut.

"Oke banget punya lo, Rom." Sarcasm Joanna.

"Ukuran bukan patokan girls, tapi teknik." Roman menjelaskan sambil terkekeh.

"Berarti Lo harus ajarin gw nanti ya, Rom." Ujar Sean menggoda.

"Ayo lanjut. Joanna. Truth or dare."

"Karena gw solid, gw pilih truth deh. Biar kalian senang."

"Kapan terakhir lo having sex? Tanya Roman.

"Sialan lo."
"Um,, mungkin minggu lalu." Joanna coba mengingat-ingat.

"What? Minggu lalu? Kapan? Kok gw gak tau?" Tanya Callie terkejut.

"Heh! Emang lo harus tau?" Joanna terkekeh.

"Wow. Lo aktif juga ya." Timpal Sean.

"Gak juga. Kalo lagi pengen aja."
"Udah. Lanjut. Gianna, truth or dare." Joanna memotong.

"Truth."

"Apa hal yang bisa buat lo pengen?" Tanya Joanna.

"Mabok, mungkin."

"Really? Jadi sekarang lo pengen donk?" Tanya Sean.

"Gak juga sih. Kan belom Mabok banget."

"Buat mabok, Rom." Celetuk Joanna menyarankan.

Roman terkekeh dan Wajah Gianna berubah memerah.

"Terakhir. Callie. Truth or dare?" Tanya Joanna.

"Kan gw udah tadi. Kok lagi sih?" Protes Callie.

"Kan ini putaran terakhir, lo kan belom."

"Ya udah, truth deh. Buruan, dah ngantuk."

"Lo masih virgin?" Tanya Sean.

"Sialan lo." Ucap Callie, matanya melotot menatap Sean kesal.
"Ngapain coba nanyain yang itu."

"Jawab Call, jangan ngalihin." Desak Joanna.

"Alasan lo nanya gitu apa?" Callie balik nanya ke Sean.

"Hoy. Ini bukan sesi tanya jawab, neng. Ini game kejujuran. Dan lo pihak yang harus jujur." Omel Joanna.

"Pengen tau aja." Jawab Sean santai, dengan senyum tak berdosanya.

"Dih. Iya. Masih virgin, puas?"Jawab Callie berbohong.

Gak semua permainan kejujuran harus dijawab dengan jujur kan?

"Really?!" Mata Joanna membulat, hampir keluar.

"Kan gw udah jawab. Kelar ya main nya. Gw ngantuk."

"Ya gak langsung tidur juga kali, Call. Duduk dulu lah, minum dikit." Timpal Trixie.

"Masih ada hari esok kan? Yuk lah. Tidur, cape gw."

"Perasaan siang tadi lo tidur deh. Kok cape? Kayak habis ngapain aja." Celetuk Gianna.

Habis ngapain aja? Mengingat fast sex Callie tadi siang membuat perut gadis itu terasa tergelitik.

"Ya udah. Ya udah. Pada Bawel deh." Callie mengurungkan niat nya kembali ke kamar.

"Acara besok apa?" Tanya Callie.

"Air terjun. Berenang disana."

"Kan disini ada kolam, kenapa harus jauh-jauh ke air terjun?"

"Lo bisa gak sih Call, sekali aja gak debat. Lama-lama mulut lo gw jahit juga. Gw dari mabok bisa sadar loh kalo debat sama ini cewek." Joanna mengendus kesal.

"Cuma nanya kali." Akhirnya Callie mengalah.

Malam berlalu cepat bagi beberapa orang yang sudah mulai mabuk.

Tapi terasa lama bagi Arthur yang sibuk menggeser-geser gadget nya dengan bosan.

"Dasar murahan." Maki Arthur pelan.

Entah untuk apa rasa kesal itu.
Hanya saja, Arthur tidak senang melihat Callie mencium Sean.

Meski secara tidak langsung itu bukan ciuman dalam arti sebenarnya.
Tapi bibir mereka tetap bertaut kan?

Membayangkan bibir Callie membuat bagian tubuh Arthur berdenyut, mengetat.

Sial.

"Lo harus bisa tahan, Art!" Runtuk Arthur pelan.

Jari-jari Arthur menekan playlist lagu nya.

Mencoba menutup mata, berharap lelap menelan malam ini dan waktu segera berlalu.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang