🍁
Callie hanya terdiam.
Tidak tau apa yang harus dia katakan."Tapi setelah gw pikir keputusan lo tepat, Nanti atau sekarang kan sama aja. Semua ini Kayak bom waktu, tinggal nunggu salah satu dari kita yang bakal akhirin kesepakatan ini. Jadi Lebih baik sekarang kan." Tambah Arthur mencoba menetralkan perubahan atmosfer diantara mereka.
"Bagi lo mungkin gak akhirin kesepakatan ini?" Tanya Callie.
"Gw udah pernah coba kan?" Ujar Arthur.
"Ya tapi kan itu alasan nya gak masuk akal. Cuma salah paham. Kalo diluar itu, mungkin gak lo bakal batalin?"
"Ya."
"Kenapa?"
"Kan kita gak mungkin selama nya dalam kesepakatan gini. kita gak muda terus. Suatu saat juga kita butuh sesuatu yang disebut "komitmen" dan keturunan kan?" Ucapan Arthur terdengar masuk akal.
"Dan Semua itu butuh ikatan juga cinta." Tambah Arthur.
"Sorry..." Ucap Callie.
"Buat?"
"Gw gak bisa kasih lo semua itu. Semua yang lo butuhkan."
"It's okay. Gw juga gak butuh itu sekarang. Gw harap suatu saat mungkin kita bisa dapetin itu dari pasangan kita masing-masing."
Mendengar apa yang Arthur katakan dan membayangkan Arthur bersama dengan orang lain, Membuat hati Callie pilu.
Airmata tanpa disangka sudah terbit dipelupuk mata nya.Callie membalikkan tubuhnya, memunggungi Arthur.
Tangan nya mengusap cepat butiran air yang berhasil lolos membasahi pipi nya.Beberapa saat mereka hanya terdiam, sampai Callie beranjak dari ranjang dan bergegas memakai pakaian nya.
"Mau kemana?" Tanya Arthur heran.
Mata nya meneliti mata sembab Callie.
"Balik." Jawab Callie singkat.
"Gak jadi nginep?" Arthur masih menatap kedalam wajah Callie yang jelas tersirat kesedihan.
Dalam hati Arthur dia ingin menanyakan untuk apa kesedihan itu.
Tapi dia takut, takut mendapati kenyataan yang mungkin tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
"Gak.. ntar anak-anak nyariin."
"Terserah!" Arthur mengendus kesal.
Setelah selesai berpakaian Callie berdiri, dan tiba-tiba tangan Arthur menarik pergelangan tangan Callie.
"Stay." Pinta Arthur.
Callie tidak bisa berada disekitar Arthur sekarang ini.
Dia tidak ingin cowok itu melihat dia menangis dan terlihat lebih menyedihkan lagi dari saat ini.
Sial nya.
Callie menjadi seperti yang dia takutkan.
Semakin dia mengingkari perasaan itu, semakin kuat juga perasaan itu tumbuh didalam hati Callie.
Dia tau percis kalau itu adalah cinta.Arthur menarik tangan Callie lagi.
Akhirnya Callie menyerah.
Callie tidak punya seinci kekuatan pun untuk menolak Arthur.Arthur menatap ke dalam manik biru terang milik Callie.
Lalu Pelan membawa bibirnya, mengecup bibir bengkak gadis itu.Callie membuka mulutnya, dan membalas setiap kecupan Arthur dengan lembut.
Bibir mereka bertaut pelan.Dia ingin menikmati setiap kecupan itu, menyimpan bagaimana rasa bibir Arthur menyapu bibirnya kedalam ingatan nya.
Beberapa saat mereka berciuman, Arthur menarik bibirnya saat merasakan airmata Callie membasahi bibir mereka yang bertaut.
"Sshh.. don't cry. Lo bakal nemuin kebahagian lo. Sama seperti yang gw percaya, semoga itu berlaku juga buat gw. Just open your heart. Someday Akan ada seseorang yang bakal menyembuhkan luka lo. Believe it."Kata-kata terindah dan tulus yang pernah Callie dengar dari mulut ketus Arthur.
Arthur mengusap pipi Callie dengan ibu jari nya.
Membuat airmata Callie semakin berlomba keluar dari pelupuk matanya.Aku pilu, kalian?😔
-TH-
KAMU SEDANG MEMBACA
LUST
Romance-2nd- WARNING‼️‼️‼️ 21++ 🔥🔥 Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. So, pilih bacaan sesuai umur ya..✌🏻 *** Callie," Gue mau loe jadi partner sex gue.." Arthur," What?!! Lo gila?!" Pengkhianatan Cinta pertama nya membuat Callie berubah menjadi gadi...