🍁🍁🍁
"Duh. Kepala gw pengar parah. Shit." Gerutu Joanna.
"Lo sih minum gak santai."
"Untung gw gak jackpot ya." Joanna terkekeh kemudian meringis.
"Nih minum, biar enakan." Callie menyodorkan obat sakit kepala ke Joanna.
"Call.. punya obat gak?" Gianna dan Trixie menerobos kedalam kamar Seraya meringis menahan sakit kepala.
"Gw minta panadol donk.." Suara Gianna merengek, sambil menahan pengar pada kepalanya.
"Nih, nih. Minum gih. Kalian pada sih ya, gak tanggung-tanggung banget minuman semua di habisin."
"Kan mau hangover, call. Once in lyfe time." Trixie cekikian.
"Once time? Pantat gw!
Perasaan hampir tiap minggu kalian pada hampir hangover." Omel Callie."Eh, gimana Roman, Gi?" Tanya Trixie bersemangat.
Melupakan pengar pada kepala nya dan tentu tidak berniat membalas omelan Callie.
Sial.
Kok Trixie bisa ingat? Wah, gawat.
Semoga mereka gak inget kejadian gw sama Arthur semalem.
Callie mulai was-was."Apa nya yang gimana?" Gianna mencoba mengelak.
"Buruan ah, gak usah sok malu-malu. Lo kira gw gak tau subuh tadi lo ngendap-ngendap balik ke kamar?" Kata Trixie.
Gianna memerah.
"Ya gitu deh." Kata Gianna akhirnya sambil senyum-senyum."Gitu gimana? Detail, kita butuh detail." Joanna mulai penasaran.
"Ya. Gituu.." Gianna menutup wajahnya malu-malu.
"Hebat gak? Enak gak?" Tanya Trixie.
"Umm.. terbaik." Gianna terkekeh memerah, sambil menutup wajahnya lagi.
"Ashoy, akhirnya Gianna menemukan partner yang tepat." Ucap Joanna.
"Nah.. gimana Arthur, Call?"
"Apa nya gimana?" Callie tanpa sadar menahan napas.
"Seingat gw semalem lo sama Arthur ciuman kan?"
"Ngaco. Halusinasi kali lo."
"Iya. Bener. Gw juga denger si Joanna teriak tentang lo sama Arthur." Gianna menambahkan.
"Gak. Beneran. Gw emang duduk disamping dia. Soalnya sofa penuh gara-gara Roman dan Gianna. Tapi gak ciuman kali, ngasal deh." Callie masih mengelak.
"Ah. Makin pengar kepala gw. Ntar ya lo, Call. Tunggu pengar gw ilang; gw yakin gak salah ingat kok." Kata Joanna akhrinya.
Callie menghela napas lega, minimal untuk saat ini dia aman.
🌿🌿🌿
Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang saat Callie CS akan berkendara kembali ke jakarta.
Posisi duduk sama seperti awal mereka pergi.
Terlebih sekarang Gianna dan Roman lagi kasmaran, mereka gak mungkin mau dipisahkan.Setengah perjalanan, Trixie, Roman dan Gianna sudah tertidur.
Cuma tinggal Joanna, Sean, Callie dan Arthur yang bangun."Art, semalaman bener kan lo sama Callie ciuman?" Tanya Joanna tanpa basa basi.
Membuat mata Callie melebar."Callie sama Arthur?" ulang Sean. Mata nya menatap wajah Callie dari kaca spion dengan rasa penasaran.
"Art, bener apa gak?" Joanna menuntut.
"Apaan sih lo, Jo. Kan udah gw bil-..."
"Kalo iya kenapa?" Jawab Arthur memotong ucapan Callie.
Membuat Callie lagi-lagi membulatkan mata nya menatap Arthur yang seperti nya tidak menggubris tatapan tajam Callie.
"Nah kan bener, gw gak mungkin salah liat." Kata Joanna.
"Gw gak bilang iya ciuman, gw nanya emang kalo gw ciuman sama Callie kenapa?" Celetuk Arthur dengan tidak acuh.
"Ya gak papa, gw cuma penasaran. Jadi iya apa gak nih?"
"Oh. Cuma demi rasa penasaran."
"Iya apa gak, Art?" Desak Joanna.
"Gak." Jawab Arthur singkat tanpa menatap Joanna.
"Nyebelin lo Art, mending dari awal jawab gak aja dari pada muter-muter ngomong nya." Joanna terlihat kesal.
Arthur tidak menggubris omelan Joanna.
Dan dari kaca spion terlihat wajah lega Sean di iringi senyum simpul nya.-TH-
KAMU SEDANG MEMBACA
LUST
Romance-2nd- WARNING‼️‼️‼️ 21++ 🔥🔥 Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. So, pilih bacaan sesuai umur ya..✌🏻 *** Callie," Gue mau loe jadi partner sex gue.." Arthur," What?!! Lo gila?!" Pengkhianatan Cinta pertama nya membuat Callie berubah menjadi gadi...