35

2.9K 100 1
                                    

🍁🍁🍁

"Hoii! Dimana lo, Call?" Suara cempreng Joanna ada diujung sambungan.

"Kost." Jawab Callie malas.

"Ngapain? Gak kuliah?"

"Hari ini bolos dulu. Cape."

"Lo sakit?"

"Gak, cuma lagi cape sama males aja Joanna."

"Oh. Ehh. Abis kuliah gw sama anak-anak mau nonton ke mall. Ikutan gak?"

"Ntar deh gw kabarin ya."

"Usahain ikut lah. Daripada lo stuck di kost'an doank. Mood makin drop."

"Iya. Iya. Ntar gw kabarin. Dah, gw mandi dulu." Putus Callie menutup sambungan itu sepihak.

Callie bergerak malas dari ranjang menuju kamar mandi.

Setelah mandi Callie memutuskan pergi ke mini market untuk membeli beberapa barang yang tidak sempat dia beli saat belanja mingguan waktu itu.

Saat dia pertama kali mengajukan kesepakatan dengan Arthur.

Callie menggeleng pelan, lagi-lagi mengingat Arthur membuat sesuatu dalam perut nya bercampur aduk.

10 menit berlalu, akhirnya Callie sampai di mini market.
Setelah dia selesai membeli barang- barang yang di butuhkan.
Callie segera menuju kasir.

Selama mengantri untuk membayar, Callie sibuk mengutak ngutik ponsel nya sampai suara seseorang yang bertanya pada kasir mengalihkan pandangan Callie.

"Bang, sabun mandi dimana ya?" Tanya orang itu.

"Oh, di lorong 2 kak. Rak paling bawah." Jawab kasir itu.

Arthur!

Siang ini Arthur terlihat seperti biasa nya. Tampan dan dingin.
Sweater abu dan celana drawstring panjang membuat Arthur telihat begitu sporty.

Shit! kenapa coba harus hari ini pergi belanja nya.

Callie coba mengalihkan pandangan nya saat mata Arthur menangkap keberadaan Callie.

Tapi seperti biasa, sebelum Callie sempat mengalihkan pandangan nya. Arthur terlebih dulu memaling kan wajah, seakan mereka tidak saling kenal.

"Nyebelin." Runtuk Callie dalam hati.

Meski kesal, Tapi Callie tidak bisa mengalihkan pikiran nya, apa lagi Arthur baru saja masuk ke dalam mimpi nya pagi tadi.

Beberapa kali Callie kedapatan mencari sosok Arthur diantara rak-rak mini market itu.

Sampai.....

"Kakak yang baju item, silahkan kak." Panggil kasir itu.

"Eh. Iya. Sorry." Callie terdengar gelagapan.

Setelah membayar Callie segera meninggalkan mini market itu menuju mobil.
Saat hendak menjalankan mobil nya, Callie melihat Arthur keluar dari mini market.

Callie menghampiri Arthur dengan mobil nya.

"Naik." Perintah Callie.

"Gak." Jawab Arthur tetap melangkah tanpa menggubris Callie yang mengiringi nya dengan mobil sepanjang jalan.

"Art! Naik!" Lagi perintah Callie.

Arthur hanya diam seraya tetap berjalan tanpa memperdulikan Callie.

"Gw klakson ya biar orang pada ngeliatin?" Ancam Callie.

"Lo mau apa sih!" Endus Arthur.

Tak bisa di pungkiri hati Callie bersorak gembira ancaman nya lagi-lagi berhasil dan membuat Arthur mau menjawab nya.

"Naik.. buruan!" Perintah Callie lagi.

Dengan muka kesal Arthur naik kedalam mobil Callie.

"Dari tadi kek, jadi gak perlu di ancem."Ujar Callie.

"To the point aja."

"Kenapa sih lo takut banget kegiatan yang menarik perhatian orang?"

"Emang lo yang doyan cari perhatian."

"Sialan. Mana pernah gw cari perhatian."

"Ya. Ya. Terserah." Jawab Arthur acuh.

"Lo masih marah?"

"Marah? Plain. Inget?" Ucap Arthur masih tanpa memandang Callie.

"Ya." Callie menyerah.

Hanya beberapa saat sampai mobil Callie tiba didepan kost'an Arthur.
Arthur bergegas turun, tapi tangan Callie menahan lengan Arthur.

Callie menabrakan bibir nya pada bibir Arthur membuat Arthur tersentak kaget.

Tapi tidak butuh waktu lama bagi Arthur menyambut lumatan bibir Callie.

Kegiatan yang menjadi favorite nya sejak pertama kali Arthur mencium Callie di pub beberapa minggu lalu.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang