78

2.3K 88 2
                                    

🍁

"Art..."

"Ya."

"Boleh minta sesuatu?"ujar Callie.

"Tergantung."

"Anggap aja permintaan terakhir gw."

"Apa?"

"Besok jangan balik Jakarta ya, stay di Bali beberapa hari."

"Why?"

"Gak papa. Temenin gw muterin Bali."

"Muterin Bali? Bukan nya lo lahir di Bali?"

"Iya."

"Terus?"

"Ya gak papa."

"Kasih tau gw alesan nya." Perintah Arthur.

"Ya supaya gw punya kenangan sama lo di Bali."

Arthur menghela napas nya.
Beberapa saat hanya terdiam.

"Deal?" Lagi tanya Callie.

"Ya." Akhirnya Arthur menjawab.

Meski airmata masih memenuhi sudut mata Callie.
Tapi bibirnya berhasil menyunggikan senyum.

"Lo tau gak kenapa gw minta lo jadi partner gw?" Tanya Callie.

"Karena gw benci lo?"

"Yup. Lo pasti mikir gw cewek nakal kan?" Callie menatap jari nya.

Callie masih bersandar pada dada shirtless Arthur.

"Gak."

"Boong."

"Menurut gw, lo cewek gila." Kata Arthur jujur.

Callie membalikan wajahnya menatap Arthur.

"Ngeselin!" Ujar Callie cemberut lalu kembali bersandar pada dada Arthur.

"Art..."

"Hmm.."

"Gw mau cerita sesuatu. Lo mau denger?"

"Harus?"

"Gw serius, Art!" Callie mengendus.

"Ya udah. Iya." Arthur memutar mata nya.

"Lo tau Jace kan?"

"Tau, tangan gw masih bisa ngerasain rahang dia. Kenapa?" Ujar Arthur kesal.

"Dia cinta pertama gw, dulu gw selalu berharap memiliki satu cinta untuk selama nya. Punya keluarga kecil yang utuh dan bahagia. Dan semua itu gw yakin bisa dapetin dari Jace. Sampai, 2 tahun lalu dia berangkat kuliah ke Perancis, dan menghilang gak ada kabar. 1 bulan kemudian. Temen gw liat ada cewek masukin foto mereka lagi di party gitu."

"Uhmm.."

"Dan... Jace juga yang udah ngambil perawan gw. Lo bole bilang gw naif atau bego. Tapi dulu Jace janji bakal nikahin gw, dan bakal bawa gw ke Perancis." Callie tertawa pahit, seraya menggelengkan kepala nya mengingat kenaifan dirinya dulu.

Arthur hanya diam, tapi napas nya mulai terdengar berat.

"Kata nyokap, dulu sikap gw gak kayak sekarang. Katanya, gw ramah, mudah bergaul, gak tertutup."

"Lo emang gak ngerasa?"

"Ngerasa. Cuma gw pikir itu kan dulu waktu gw masih labil. Gw merasa ini lah diri gw yang sekarang. Dan mungkin yang sebenarnya."

"Kalo menurut bokap lo?"

"Gw gak punya bokap. Secara literally sih bokap masih hidup. Cuma waktu gw umur 1thn, dia balik ke Inggris dan menghilang 9 tahun. Dan setelah dia balik, ternyata udah married lagi di Inggris. Jadi gw gak pernah kenal dia. Bagi gw sama aja dia udah mati."

"Oh."

"1 lagi..."

"Banyak amat.."

"Art! Ini serius." Kata Callie mulai kesal.

"Ya. Ya. Apa?"

"Lo satu-satu nya orang yang tau semua cerita tentang gw. Even itu nyokap aja gak tau. Gw gak pernah cerita."

"Genk lo?"

"Nope! No one!" Callie meyakinkan.

"Terus kenapa lo cerita ini semua ke gw?"

"Ya gak papa. Gw percaya sama lo. Dan..."

"Dan?"

"Dan lo bentar lagi bakal pergi. At least lo gak bakal nyebarin cerita gw ke orang-orang. Dan tentu nya lo bukan orang yang mudah mengasihani orang lain. Gw tau lo gak bakal kasihani gw karena cerita menyedihkan gw. Mungkin itu salah satu alesan yang paling tepat. Karena gw benci di kasihani."

"Why?"

"Karena gw suka ngasihani diri sendiri, merasa gak pantas untuk bahagia. Gak suka membuka diri. Hasilnya gw jadi sangat tertutup, suka sok kuat, nyembunyiin kelemahan gw pake sikap ketus dan dingin." Callie tertawa palsu.

"Madsud lo? Itu berhubungan sama Keputusan lo tentang "partner sex", menurut gw gak ada hubungan nya."

"Kalo untuk yang satu itu, kenapa Gw milih Partner sex dibanding punya ikatan pacaran atau apalah namanya itu karena gw gak suka komitmen. Gw cuma mau fun aja, itu yang gw rasa bisa buat gw bahagia dan puas dengan cara gw tentunya. Salah satu nya dengan sex tanpa ikatan dan perasaan. Gw gak butuh drama lagi dalam hidup gw. Apa lagi cinta." Callie coba menjelaskan panjang lebar filosofi nya yang tidak masuk akal menurut Arthur.

"Terus kalo ntar lo hamil gimana?"

"Kok malah ngomongin hamil?" Tanya Callie.

"Tadi gw gak pake kondom, kalo lo hamil? Lo tetap gak mau ada ikatan?" Nada Arthur terdengar serius.

"Gw gak mau punya anak."

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang