18

3.6K 89 2
                                    

🍁

Matahari begitu cepat menyapa pagi ini, dan tanpa perlu jeritan alarm yang memekik telinga, Callie sudah bangun dengan suasana hati yang bagus.

Memikirkan tentang cumbuan Arthur semalam membuat Callie merapatkan paha nya.

Ini lah bentuk kebahagian bagi Callie, kebutuhan atas gairah nya terpenuhi.
Tentu.

Karena bagi Callie dia tidak butuh cinta untuk membuat dia bahagia.
Cinta? Itu hanya kiasan. Kata-kata penuh intrick dan kepalsuan.

Callie segera bergegas mandi dan sudah selesai bersiap saat jam baru menunjukkan pukul 9 pagi.

Kelas hari ini pukul 11, Callie masih punya waktu 2 jam sampai kelas pertama di mulai.

Callie mengambil hp nya dan memencet layar ponsel.
Setelah dering pertama.

"Jo, mau sarapan dulu gak?"

"Tumben, kesabet apa lo?"

"Kesabet setan ganteng"Callie terkekeh.
"Buruan.. Gw jemput sekarang ya." tambahnya.

"Ok. Gw cuma tinggal pake baju kok."

"Sip. See you." Callie menutup panggilan itu dan segera menerobos jalan raya.

🌿🌿

"Trixie sama Gianna mana sih, akhir-akhir ini gak keliatan."

"Ada, lo aja yang sibuk."

"Gak ah. Baru kemaren kan gw gak ikut kalian hangout."

"1x tapi rasanya kaya 10x kali tau gak lo, makanya jangan absen-absen lagi lo ya kalo diajak nongkrong."

"Iya. Iya. Bawel amat."

"Besok jumat, kita ada janjian mau ke puncak. Lo jangan gak ikut ya."

"Puncak? Ngapain?"

"Diving."

"Beneran?"

"Ya Lord, Callie. Oon apa pilon. Ya gak lah. Masa ke puncak diving."

"Lah, lo bilang diving. Gw kan lugu, jadi percaya-percaya aja."

"Lugu dengkul gw, ya ke puncak buat weekend lah. Party disana."

Callie terkekeh mendengar Joanna mulai bawel.

"Lo ikut loh ya Call, gw serius. Jangan sampe gak."

"Gw usahain."

"Gak bisa. Gw udah booking villa yang besar. Gak ada lo ya gak bakal rame donk."

"Villa yang besar? Buat apa gede-gede kalo kita cuma berempat?"

"Siapa yang bilang kita cuma berempat?"

"Gak tau, emang ada siapa lagi? Jangan bilang lo ajak genk Sean ya, ogah gw."

"Emang kenapa sih lo gak suka banget sama genk mereka?"

"Ya males aja. Kan gw gak deket."

"Buka diri atuh, neng. Lo terlalu menutup diri, tau gak Call."

"Gw membuka diri kok, cuma kan gw gak suka kalau belom akrab."

"Ya tinggal akrab kan diri, kan? Just simple like that, sweety!" Ujar Joanna gemas karena sikap anti social sahabatnya itu.

"Ya. Ya. Duhh.. pagi-pagi lo bawel banget deh, Jo. Bikin kuping pengar, Kalah nyokap gw." Callie mengendus kesal.

"Gak bakal bawel kalo lo gak ngajak gw debat mulu, cantik." Kata Joanna penuh penekanan.

"Anggap aja lo latihan gratis, Ntar kalo jadi pengacara kan lo harus jago tuh debat nya." Callie terkekeh.

"Ya gak gitu juga kali, Call. Lo itu soalnya kepala batu, jadi gw harus overtone mulu kalo debat sama lo. Bisa Mati muda gw gini cara nya."

"Jangan donk, ntar siapa yang bawelin gw?" Callie pura-pura memasang wajah sedih.

"Ntar roh gw, biar lo gak bisa tenang hidupnya."

Callie tertawa terbahak melihat Joanna yang beneran kesal sekarang.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang