60

2.6K 98 7
                                    

🍁

Beberapa saat, Arthur menarik lengan Callie dan membalik tubuhnya. Sehingga posisinya berganti ke mode doggie.

Jari Arthur meremas pinggul Callie, lalu tangan nya menarik pinggul Callie sehingga dia bisa mengisi penuh Gadis itu dengan miliknya.

Bergerak dengan pelan dan kuat.
Desahan bercampur rintihan tidak habis-habis keluar dari bibir Callie dan juga erangan dari bibir Arthur.

Arthur tidak mau stop, dia tidak bisa.
Gairah nya masih membara, seberapa sering dan lama pun dia mengisi tubuh gadis itu dengan milik nya.

Dia tau dia tidak akan puas.

Setelah beberapa kali hentakan, Arthur menarik ereksi nya dan menumpahkan cairan panas itu lagi di bokong Callie.

Callie tersungkur lemah.
Napas nya seakan habis.
Cepat-cepat dia menghirup oksigen untuk mengisi paru-paru nya yang sudah mulai kosong.

Hanya beberapa detik, kembali Arthur menarik lengan Callie.

Mengarahkan gadis itu untuk duduk, dari samping Arthur menyatukan paha Callie, dan mendorong nya sehingga posisi nya menyamping.

Dan membawa kekerasan nya diantara himpitan paha Callie yang merapat.

"Art... udah..hh.." ujar Callie setengah mendesah.

Tangan Callie coba menahan perut berotot Arthur, mencoba menghentikan gerakan Arthur.

"Gw belum selesai." Ujar Arthur saat tangan nya menarik pergelangan Callie dan pinggul nya mulai bergerak.

"Art.. aahh... umphhh, aarrrrhh.." Callie mulai meracau.

"Look at me." Perintah Arthur.

Callie memaksa kan mata nya terbuka, memandang wajah tampan Arthur yang sudah berkeringat di pelipis nya.
Tubuh berotot Arthur pun sudah mengkilat karena keringat.

Wangi tubuh Arthur mendominasi udara di sekitar mereka. Aroma parfum Miliknya dan keringat maskulin cowok itu.

Mata nanar Callie bertemu dengan mata Arthur yang masih diselimuti gairah yang besar.

"Art... hh.. aaarrhhh.."

Pinggul Arthur masih bergerak disana, semakin cepat dan kuat.
Lagi, lagi dan lagi. Keluar masuk, bergerak tanpa ampun.

Belasan menit sampai Arthur, lagi.Mencapai pundak dirinya.
Akhirnya tubuh tegap Arthur roboh diatas tubuh Callie yang sudah lemas.

Jantung Callie dan Arthur berdetak cepat, beberapa waktu hanya larut dalam diam, masing-masing mengisi paru-paru mereka dengan oksigen dan mengatur napas mereka agar kembali normal.

"Gimana, Masih gak puas?" Tanya Arthur dengan napas yang sudah kembali normal.

"Gak." Ucap Callie sengaja untuk membuat Arthur kesal.

"Ok. Gw punya waktu sampe senin kok. Dan kali ini nonstop sampe lo puas." Arthur berucap santai.

"Gila."

"You'll see." Jawab Arthur.

"Gak."

"Kok gak?"

"Gak mau."

"Anytime? Kan?"

"Anytime, bukan everytime. Lagian gak full juga, napas gw sampe mau habis."

"Belom habis kan? Lagian katanya lo gak puas?"

"Puas. Puas." Akhirnya Callie menyerah.

Dan Arthur tersenyum lebar penuh kemenangan.

"Tumben lo senyum." Tanya Callie yang takjub melihat senyum lebar pada wajah Arthur.

Ini kali pertama Callie melihat senyum itu. Senyum indah yang membuat wajah tampan Arthur terlihat 10x lebih sempurna.

"Pengen aja." Jawab Arthur dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya.

"Happy ya abis buat gw hampir pingsan."

"Madsud nya puas?"

"Iya. Iya. Puas.. Dihhh.. Jahat."

"Buat lo puas itu bukan kejahatan, tapi kesenangan."

"Mimpi apa semalem gw bisa denger lo ngomong yang sweet."

"Just Fact."

"Ya. Ya. Ya."
"Eh laper gak?" Tanya Callie yang menyadari perutnya sudah meronta karena belum diisi sejak pagi tadi.

"Sedikit."

"Ya udah pesen makan dulu ya."

"Abis itu?"

"Ya makan. Emang mau ngapain?"

"Dessert."

"Dessert?" Ulang Callie.

"Iya."

"Ya udah ntar pesen sekalian. Mau dessert apaan?" Tanya Callie.

"Ini.." jawab Arthur seraya mencubit ujung puncak sensitive Callie.

"Hehh!!" Callie pura-pura mengendus.

Lalu Callie terkekeh.
Dan Arthur tidak kuasa mengulum senyum nya.

Hubungan atau entah apapun ini namanya.
Hari ini mencapai titik terindah dan terbaik bagi Callie dan Arthur.

1 kata buat Arthur?😌

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang