8

3.9K 110 3
                                    

🍁

"Cewek rese." Arthur melihat punggung Callie yang berbalik meninggalkan nya menuju kasir tanpa menggubris umpatan nya.

Setelah belanja, Arthur segera kembali ke kost'an nya yang berjarak 1 blok dari mini market itu.

Karena dekat, Arthur memutuskan hanya jalan kaki sambil hitung-hitung olahraga.

Dalam perjalanan, Arthur kaget bukan kepalang saat seseorang membunyikan klakson tepat disampingnya.

"Mau ikut gak?" Tanya orang itu setelah menepi dan membuka kaca mobilnya.

"Gak." Jawab Arthur kesal setelah melihat siapa di balik mobil Hr-V putih itu.

"Buruan. Masuk." Perintah Callie.

"Gak."

"Masuk gak? Atau gw bunyiin klakson biar orang-orang pada dateng?" Ancam Callie.

Sambil melihat disekeliling tempat itu beberapa orang sudah mulai memperhatikan mereka, akhirnya Arthur memutuskan untuk memenuhi permintaan aneh Callie.

Walau tidak yakin dengan keputusan nya karena Bisa saja Callie menculiknya, memutilasi nya atau melemparkan nya ke jurang.

Apa lagi mereka tidak saling kenal, bahkan lebih tepatnya bermusuhan.

"Mau lo apa sih?!" Arthur mengendus kesal.

"Antar lo balik. Dimana rumah lo?"

"Gak usah tau."

"Gw mau make sure lo gak nguntit gw. Karena kalo ternyata lo gak tinggal didekat daerah sini. Berarti lo beneran nguntit gw." Callie menjelaskan.

"Terus? Kalo udah tau rumah gw, balik lo yang nguntit gw? Gitu?!"

"Pede banget! Gak lah. Cuma buat gw aman aja. Udah buruan, dimana rumah lo?"

"Belok kanan, lurus 500 meter. Rumah ke 2. Sampe. Puas?!"

"Ok."

Beberapa saat keheningan dan tentu rasa canggung mengisi ruang diantara mereka.

"Sorry." Akhirnya Callie menghalau keheningan itu.

"Ya." Jawab Arthur singkat.

"Kok cuma "ya"?" Callie kesal.

"Terus mau nya apa?! Ribet banget."

"Lo sebenci itu sama gw? Kenapa?" Tanya Callie berusaha dengan nada setenang mungkin.

"Gak benci. Lagian Kan lo duluan yang seenak nya ngatain gw cowok sialan."

"Ya udah. Sorry untuk yang satu itu. Ok?"

"Ya."

"Lo gak mau tau kenapa gw ngatain lo?"

"Gak. Gak peduli."
"Tuh, rumah warna putih pagar item. Stop disana." Kata Arthur lagi.

Bukan nya berhenti, Callie malah membelokkan mobilnya dan menuju jalan lain.

"Mau kemana, kok malah belok?Jangan bilang lo mau culik gw ya."

"Ge-er bener. Gw cuma mau nanya sesuatu sama lo."

"Apa? To the point aja. Gw buru-buru."

"Janji, lo jawab."

"Ya." Cepat Arthur menjawab.

Membuat Callie marah bukan hal yang bijak kan? Kalo-kalo gadis gila ini bakal culik Arthur, pikirnya.

"Lo benci kan sama gw? Benci beneran kan?"

"Gak benci, gak ada rasa apa-apa. Plain. Nothing. Kenapa?!"

"Ya gw anggap itu benci. Ok?"

"Terserah lo deh. Terus kenapa?"

"Lo udah punya cewek?"

"Harus ya dijawab?"

"Lo kan janji bakal jawab."

"Gak ada."

"Art. Gw mau lo jadi partner gw."

Callie tidak yakin apa yang mau dia katakan.Tapi dia butuh seseorang.

Partner.

Dan, Arthur lah cowok yang dirasa Callie paling tepat.
Selain tampan, juga ketus dan membenci dia.
Perfect.

"Partner? Untuk?"

"Pokoknya mau gak?"

"Partner apa dulu?"

"Gw bakal jelasin nanti, senin abis kuliah kita ketemu. Ok?"

"Gak, gw sibuk. Sekarang aja."

"Senin aja. Anggap aja permintaan maaf lo, gara-gara kemaren seenaknya cium gw. Ok?"

Mendengar kata-kata "cium" membuat hati Arthur menciut dan berdebar.

"Gw gak berencana minta maaf gara-gara cium lo, kalo lo mau tau. Lagian Salah lo sendiri, ngatain gw homo."

"Jadi, gara-gara ciuman gw lo akhirnya tau, lo homo apa gak? Gitu?"

"Gak seratus persen."

"Berarti iya donk? Lo homo ya?"

"Gak tau. Mungkin." jawab Arthur asal.

Arthur tau dia sama sekali tidak homo.
Bahkan ciuman nya bersama Callie malam itu membuat Arthur menyukai kegiatan baru itu dan terus memikirkan nya.

"Terserah deh, lo homo apa gak. Pokoknya lo jadi partner gw ya. Senin kita ketemuan. Ok?"

"Gak janji."

"Gw jemput atau lo dateng sendiri?"

"Dateng sendiri? Madsudnya?"

"Ke kost gw."

"Gw gak main ke kost cewek, for your information."

"Ya udah, gw ke kost lo deh. Ok?"

"Gak, gw ke kost lo aja. Di sini kost cowok tau, lo gak risih?"

"Gak, abis lo gak kasih pilihan."

"Suka banget ya cari perhatian." Tanpa sadar Arthur mengendus kesal.

"Oke, besok senin abis pulang kuliah. Ok? Jangan ada yang tau." Callie tersenyum penuh kemenangan, Mengabaikan sindiran Arthur padanya.

"Ya." Jawab Arthur singkat dan membuang padangan nya ke jalanan depan.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang