🍁
Callie menakar ekspresi Arthur.
Benar saja, seketika Arthur tampak tidak senang. Rahang nya mengetat dan mata nya menyipit."Mana gw tau." Jawab Arthur ketus.
"Lo kan sahabatnya."
"Gw sahabat nya, bukan baby sitternya."
"Ya masa lo gak tau apapun sih tentang Sean?"
"Kalo mau tau tentang dia, gw telp'in. Suruh dia kesini." Arthur bergerak hendak mengambil ponsel dari saku celana nya.
"Gak usah. Gw cuma mau denger dari lo aja."
"Gw gak tau apa-apa. Lebih enak kan nanya langsung." Ujar Arthur sambil memencet-mencet ponsel nya.
"Art!" Ucap Callie kesal seraya menarik ponsel Arthur.
Arthur membiarkan Callie menarik ponsel nya dan menyimpan nya dibelakang tubuh gadis itu.
Arthur melempar pandangan nya yang terlihat benar-benar kesal sekarang.
Entah untuk apa, tapi Callie suka saat Arthur seperti merajuk, kalau saja mereka tidak sedang dalam kesepakatan mungkin Callie akan menganggap itu rasa cemburu?
Perasaan itu membangkitkan gairah besar pada Callie."Gw mau lo, sekarang." kata Callie akhirnya.
Kata-kata yang sedari tadi Arthur tunggu hingga membuat dia kesal tanpa alasan.
Arthur langsung menabrakan bibirnya ke bibir Callie, melumat nya kasar.
Mulutnya turun menjilati leher Callie yang beraroma vanilla.Lagi-lagi dua anak manusia itu tenggelam dalam buaian gairah yang membanjiri setiap sel dalam tubuh mereka.
🍁🍁
"Lo nginep?"
"Tergantung. Lo mau nya gimana?"
"Tumben lo mau tau gimana mau nya gw." Callie tersenyum tipis diatas dada berotot Arthur.
"Ya udah gw balik."
"Stay here. Ok?" Ujar Callie akhirnya.
"Ya." Sesuatu dalam diri Arthur melompat girang.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 malam ini.
Setelah lelah memadu gairah berkali-kali, tubuh Callie dan Arthur terbaring lemah di ranjang Callie yang sudah berantakan.
Tubuh telanjang kedua nya hanya dibalut selimut putih tipis milik Callie.
"Art." Panggil Callie.
"Ya?"
"Lo gak nyesel, lepas perjaka sama gw?"
"Kenapa?"
"Cuma pengen tau."
"Gak."
"Beneran?"
"Gw gak pernah nyesal sama keputusan yang gw ambil. Kalo gw gak mau, ya gak bakal gw ambil. Karena gw mau, buat apa nyesal?" Jelas Arthur.
"Unm.. bener juga."
"Art."
"Apa lagi?"
Callie tersenyum mendengar jawaban ketus Arthur.
"Tetap bersikap begini ya?"
"Begini gimana?"
"Ketus, dingin, kasar."
"Why?"
"Biar kita terus bisa dalam kesepakatan kita."
"Kalo gak, emang kenapa?"
"Berarti perjanjian nya batal. Dan gw gak mau itu batal."
"OK." jawab Arthur menghela napas.
Tidak butuh waktu lama akhirnya lelap melahap kesadaran Callie.
Tapi tidak dengan Arthur.
Arthur masih memikirkan perkataan Callie barusan."Perjanjian itu batal?"
Mungkin kah Arthur masih bisa bersikap biasa-biasa saja nanti setelah semua ini berakhir.
Nyeri, mungkin itu kata yang tepat mengambarkan bagaimana rasa yang ada didalam dada Arthur sekarang.
-TH-

KAMU SEDANG MEMBACA
LUST
Romance-2nd- WARNING‼️‼️‼️ 21++ 🔥🔥 Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. So, pilih bacaan sesuai umur ya..✌🏻 *** Callie," Gue mau loe jadi partner sex gue.." Arthur," What?!! Lo gila?!" Pengkhianatan Cinta pertama nya membuat Callie berubah menjadi gadi...