63

2.2K 92 2
                                    

🍁

"Film favorite lo "after"?" Tanya Arthur ketika Callie sedang menggerak-gerakkan mouse nya untuk memutar ulang film yang sudah dia tonton lebih dari 10 kali.

"Yes."

"Film bocah labil." Celetuk Arthur mengejek.

"Enak aja. Si Hardin itu keren tau. Apa lagi baca novel asli nya. Gila sih."

"Madsud nya abis baca jadi gila?" Arthur mulai ngasal.

"Lo tuh ya. Nyebelin. Diajak serius pasti banyol."
"Emang film favorite lo apa?" Tanya Callie.

"Fifty shade of grey." Jawab Arthur enteng.

"Psychopath. Pantes lo suka nya yang hardcore." Callie menggeleng.

"Hardcore? Bukannya lo yang mau? Keras dan kasar, kan?" Ucap Arthur gak mau kalah.

"Eh. Tapi gak seliar itu juga."

"Itu fantasi bukan liar." Arthur menyindir Callie.
Karena dulu itu alasan yang Callie gunakan.

"Udah ah. Males debat sama lo." Callie akhirnya undur diri karena lagi-lagi kena skakmat cowok itu.

Arthur terkekeh.
Akhir-akhir ini hubungan Callie dan Arthur berjalan mulus dan tidak pernah bertengkar seperti sebelum-sebelumnya.
Walau debat masih selalu jadi santapan mereka setiap bertemu.

"Art..."

"Hnm.." kata Arthur tapi matanya masih memandang layar Laptop.

"Gw mau ngomongin sesuatu."

"Ya."

"Liat gw dulu. Ini lumayan serius." Callie coba menarik wajah Arthur.

"Iya. Kenapa?" Arthur berujar dan akhirnya menatap Callie.

"Kan minggu depan udah mulai liburan semester..." Callie berusaha bicara sesantai mungkin sambil menimbang ekspresi cowok itu.

"Terus?"

"Gimana, kalo kita cuti?"

"Cuti? Cuti kuliah?" Arthur semakin bingung.

"Bukan. Liburan semester kok cuti kuliah. Madsud gw, umm.. cuti dari kegiatan "itu"."

"Cuti dari kegiatan itu, madsud nya? Lo bisa gak ngomongnya to the point aja?"

"Duh. Di saat gini kok malah pilon sih lo nya."

"Lo ngomong nya gak jelas, Callie." Ujar Arthur dengan penekanan di kata Callie.

"Gini.. Kan minggu depan udah mulai liburan semester 1 bulan, gw bakal Balik ke Bali minggu besok. Nyokap gw disana. Nah, karena kita gak bakal ketemu dalam waktu 1 bulan. Gw anggap itu cuti, setelah liburan selesai dan kita udah masuk kuliah lagi. Baru perjanjian nya dilanjutin. Gitu..." akhirnya Callie berani menjelaskan.

Air Wajah Arthur berubah.
Tapi Callie tetap tidak bisa membaca apa yang sedang Arthur pikirkan.

"Gimana?" Tanya Callie lagi.

"Harus ya?" Arthur mengerutkan kening.

"Harus? Bagian yang mana madsudnya?"

"Balik ke Bali?"

"Kebiasaan. Gw selalu pulang pas liburan, lo pulang juga kan?"

"Gak."

"Really? Jadi liburan lo stay di Jakarta? Emang lo punya keluarga di sini?"

"Gak."

"Terus kenapa gak balik?"

"Gakpapa. Gak harus."

Jelas itu hanya alasan klise Arthur, sebenarnya mommy sudah suruh Arthur pulang liburan ini.

Tapi karena gadis yang sekarang menjadi bagian dari hari-hari nya ini membuat Arthur begitu berat hati harus berpisah.

"Umm. Sebenarnya gw mau ngajakin lo ikut gw ke Bali. Cuma kan gak mungkin."

"Kenapa gak mungkin?" Tanya Arthur.

"Emang lo mau?"

"Gw cuma nanya kenapa gak mungkin? Bukan berarti gw mau."

"Ya gak mungkin, karena mungkin aja lo harus kunjungin orang tua lo dan ummm.."

"Dan apa?"

"Dan Joanna sama keluarga nya juga bakal ke sana, terus Trixie dan Gianna nyusul hari senin. Kalo gw ajak lo, mereka pasti bingung kenapa lo juga bisa ke Bali."

"Ummm.." Arthur mengangguk-angguk kan kepala nya.

"Jadi..? Cuti?"

"Kalo lo mau nya gitu..."

"Bukan karena gw mau nya gitu, Art. Cuma kan gak ada pilihan."

Dulu saat-saat liburan semester adalah saat yang paling di tunggu Callie karena dia bisa segera kembali ke Bali dan bertemu mommy nya.

Tapi sekarang, dia begitu gundah ketika liburan itu sudah didepan mata.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang