55

2.4K 80 1
                                    

🍁

"Arthur dan Nancy... mereka pacaran? Sejak kapan mereka pacaran? Apa udah deket sebelum Arthur sama gw..."

Callie menggelengkan kepalanya.
Berharap setiap pertanyaan itu tercecer jatuh keluar dari kepala nya.

Callie memutuskan kembali menonton salah satu film favoritnya itu, demi mengusir semua pikiran nya tentang Arthur.

Tapi percuma, selama film itu diputar hanya mata Callie yang fokus menatap layar laptop.

Tapi pikiran nya berkenalan ke kejadian dimana Arthur berantem sama Rio demi Nancy.

"Hmm.. apa emang Arthur sama Nancy jadi deket ya setelah itu? Tapi kok mereka gak pernah keliatan bareng di kampus?" Callie mengoceh sendiri.

Callie mengambil ponsel nya. Membuka isi chat nya dengan Arthur.

Meski pun tidak ada yang menarik dari isi chat itu.

Tapi Callie merindukkan saat-saat dia dan Arthur berbalas chat.

Callie mengingat-ingat terakhir kali Arthur datang ke kost'an nya.

Saat Arthur ingin mengakhiri kesepakatan mereka dengan alasan Callie bersama cowok lain.

Tunggu!

Kalo memang dugaan Callie bener, Arthur dan Nancy memiliki hubungan, berarti harusnya Callie yang batalin kesepakatan itu.
Bukan malah sebaliknya.

Dan, sial!

Semalam kan Arthur yang buat Callie akhirnya berakhir di dance floor dan kenapa malah Callie yang harus jadi pihak yang disalahkan?!

Callie mau menghubungi Arthur untuk sekedar klarifikasi.

Dia tidak mau jadi orang yang disalahkan dari batal nya kesepakatan mereka.

Callie🖤 : Lo bilang kesepakatan kita batal karena gw sama cowok lain. Tapi ternyata lo yang ada affair sama cewek lain. Gw pikir emang salah gw, ternyata itu cuma alasan lo aja. Supaya gak jadi pihak yang disalah kan. Gak gentle banget sih lo!

Callie dengan yakin menekan tombol send.

"Yang gw lakuin benar kan? Biar pun ini cuma kesepakatan tanpa ikatan hubungan, Arthur gak bisa seenaknya limpahin kegagalan perjanjian ke Gw kan?! Pake acara marah-marah pula." Callie meracau sendiri.

"Ah. Itu cuma alasan, supaya lo bisa komunikasi lagi sama dia kan?" Sesuatu dalam diri Callie mengejek.

Sial! Callie memaki dirinya sendiri.

10 menit berlalu, tapi belum ada balasan dari Arthur.

30 menit berlalu, Callie memeriksa ponselnya tapi Arthur juga belum membalas pesan itu.
Tapi sudah membaca nya.

"Apa-apaan. Kok cuma dibaca!" Callie berdecak kesal dan melemparkan ponsel nya ke sisi ranjang.

🍁🍁
Last night

Arthur hanya membolak balik badan nya semalam ini.
Andai saja dia bisa melampiaskan kekesalan nya dengan mabuk sampai teler, pasti dia sudah melakukan nya.

Tapi sayang nya itu bukan kebiasaan Arthur. Lebih baik dia memukuli orang dari pada harus teler.

Bukan karena dia sok suci.
Tapi dia sudah berjanji sama mommy nya untuk menjauhi hal itu, dan juga karena Arthur benci orang yang benar-benar mabuk.
Mereka kehilangan kesadaran dan jadi tidak terkendali.
Salah satu nya Seperti mendiang kakak nya.

Lamunan Arthur berkelana ke kejadian 3 tahun silam.

Saat itu Arthur baru berusia 16 tahun dan kakak nya berusia 18 tahun.

Malam kelulusan sekolah menengah biasanya selalu di habiskan dengan party.

Paling tidak begitu yang selalu Brandon, kakak Arthur katakan.

Karena menurutnya, itu malam terakhir dia menjadi orang yang tidak punya tanggung jawab dan bisa berbuat sesuka nya.

Karena jika esok pagi menjelang, semua masalah, semua keputusan . Semua resiko akan menjadi miliknya sendiri secara utuh.

Malam itu Brandon dan teman-teman nya akan melakukan after party di villa teman nya.
Brandon meminta ijin pada orangtua mereka untuk menginap disana.

Karena ini malam special untuk Brandon tentu saja daddy dan mommy memberi ijin.

Keesokkan pagi nya, Arthur yang masih tertidur mendengar jeritan mommy nya dari ruang keluarga.

Arthur segera berdiri dan berlari menuju ruang keluarga.
Mendapati mommy nya terjatuh lemah disamping sofa.

"Mom.. what happend?"

Mommy hanya menangis histeris tanpa bisa menjawab.

Dan daddy hanya membeku seperti habis melihat hantu.

Arthur mengambil alis ponsel mommy dan berbicara dengan seseorang di seberang sana.

Setelah mendengar ulang apa yang terjadi.
Lutut Arthur terasa tidak bertulang. Tubuhnya bergerak mundur, dan airmata sudah membasahi pipi nya.

Hari itu menjadi hari terburuk dalam hidup nya dan keluarga nya.

Kakak sekaligus sahabat nya itu meninggal dalam kecelakaan tunggal dan lebih buruk lagi dalam jasad kakaknya terdapat kandungan alkohol dengan kadar yang tinggi.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang