58

2.5K 90 0
                                    

🍁

"Kok lo gak balas pesan gw?" Tanya Callie akhir nya.

Mereka sudah terbaring lemah setelah berkali-kali melakukan pelepasan.

Meski Callie tidak mau memulai perdebatan, tapi rasa penasaran Callie tidak bisa di bendung.

"Ya gak papa."

"Kok gak papa?" Callie mengangkat wajahnya memandang wajah Arthur.

"Ribet balas Chat. Enak kan ngomong langsung."

"Oh. Jadi tadi ke sini mau ngomong?"

"Hmm.."

"Terus kok gak ngomong?"

"Awalnya mau ngomong, cuma tadi lo..."

"Oh. Udah. Udah gak usah di terusin." Callie menutup mulut Arthur dengan telapak tangan nya.

Meski benar tapi Callie malu bahwa pada kenyataan nya setelah pertengkaran mereka kemarin, dia lah yang memulai kegiatan itu.

Eh, Malu? Sejak kapan?

"Ok. Kalo gitu Sekarang aja ngomong nya." Kata Callie.

"Ngomongin apa?"

"Yang ada di pesan aku tadi."

"Aku?" Arthur mengulang.

"Eh, gw.."

Arthur tersenyum tipis.

"Tentang apa?"Tanya nya

"Lo gak baca pesan gw?"

"Baca. Cuma lo mau bahas yang mana?"

"Kesepakatan kita. Lo bilang batal karena gw kan?"

"Terus?"

"Seharusnya bukan karena gw donk, kan lo yang jumat kemaren ke club bawa cewek."

"Tapi bukan gw yang ciuman sama orang lain." Arthur mengingatkan.

"Bukan ciuman ya. Gw di cium!" Callie menegaskan.

"Tetap ada kata "cium" kan?" Ucap Arthur.

"Kemaren gw liat tuh cewek duduk di pangkuan lo, terus dia kayak mau cium lo gitu." Tanpa menggubris perkataan Arthur.

"Lo cemburu?" Tanya Arthur asal.
Meski sebenarnya dia benar ingin tau.

"Ngasal. Gak bawa perasaan, ingat?"

"Ya."

"Nah. Jadi kan harusnya batal nya kesepakatan kita itu bukan karena gw."

"Terus?"

"Ya gak adil donk lo nyalah-nyalahin gw."

"Terus?"

"Kok terus-terus sih?" Callie berdecak kesal.

"Inti nya apa?"

"Ya gw gak terima aja, lo nyalah-nyalahin gw."

"Yakin itu inti nya?" Arthur menggoda.

"Madsud lo?"

"Nanya aja." Arthur menjawab asal.

"Ya udah berarti kan sekarang yang penting kesepakatan itu udah batal." Callie kesal.

Callie merasa terpojok, harusnya Arthur menarik kata-katanya yang membatalkan sepihak kesepakatan itu, bukan malah jadi nya Callie yang seperti memohon-mohon supaya kesepakatan itu gak berakhir.

"Tapi lo tadi biarin gw cium lo, terus kita berakhir dengan saling mendesah." Arthur kembali membuka mulut nya.

Membuat Callie terdiam seribu bahasa.
Tanpa kesepakatan, Callie mau di tidurin Arthur.

Oh. Bukan ditiduri. Minta di tiduri!
Sial. Callie! Murahan banget!!
Callie mengutuk dalam hati.

"Anggap aja itu salam perpisahan."
Callie menarik diri nya dari samping Arthur.
Callie tidak bisa lebih terpojok dari ini.

Semua yang Arthur omongin sial nya emang benar.

Semua perjanjian mereka udah batal. Dan Callie tetap membuka paha nya untuk Arthur. Bitch!

Sial! Sial!!

Arthur menarik lengan Callie, membawa nya ke dalam dekapan nya.

"Kesepakatan nya gak batal." Kata Arthur.

Membuat seluruh sel didalam tubuh Callie bersorak gembira.

"Tapi dengan tambahan rules." Tambah Arthur sebelum Callie bisa merespon.

"Apa?"

"Stop genit-genit ke cowok mana pun didepan gw."

"Hah? Mana pernah gw genit-genit."

"Lo merespon aja udah kategori nya genit buat gw."

"Aneh banget. Emang alasan nya apa? Lo cemburu?" Callie mencoba peruntungan nya.

Siapa tau Arthur mau memberi dia angin surga dengan menjawab iya atau mungkin.

"Gak."

"Jadi?"

"Buat gw jadi pengen."

"Apaa?! Maniac parah lo." Callie terkekeh.

"Apa sekali-kali kita coba threesome ya?" Lagi ujar Callie menggoda.

"Lo nge'sex sama gw. Trus ada yang rekam. Gitu madsud nya?"

"Ngaco. Ntar viral lagi. Madsud nya gw, lo sama cowok lain."

"Gimana kalo gw, lo, terus cewek lain?" Kata Arthur membuat alis Callie bertaut.

"Enak aja. Keenakan di lo donk." Callie menepuk lengan Arthur.

"Lo sendiri bilang mau bawa cowok lain. Emang gw aja gak cukup buat lo puas?" Pertanyaan Arthur membuat Callie bergidik.

Tentu Arthur membuat Callie puas, bahkan sangat puas.

Callie hanya sengaja menggoda Arthur awalnya, tapi malah Jadi boomerang buat dirinya sendiri. Good job, Call! Batin nya.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang