34

2.9K 86 0
                                    

🍁🍁🍁

Meski Callie merasa sedikit tidak enak, tapi rules tetap rules.

Callie gak mau sesuatu yang dia hindari akhirnya membawa dia kedalam masalah yang tidak bisa dia atasi nanti nya.

Callie mencuri tatap kearah Arthur. Cowok itu hanya terdiam, membisu.

Callie mengambil inisiatif duduk dipangkuan Arthur, membuat Arthur sedikit terkejut melihat pergerakan Callie.

"Bukan nya kemaren lo bilang gw maniac? Apa sekarang lo yang jadi maniac?" Callie mencoba mencairkan suasana.

"Mungkin." Jawab Arthur tidak acuh, tanpa membalas tatapan Callie.

"Gw mau lo, sekarang." Ujar Callie akhirnya.

Wajah Arthur mengeras, matanya gelap menatap tajam ke mata dan bibir Callie bergantian.

"Dengan 1 syarat."

"Kok pake syarat?" Callie tidak bisa menyembunyikan kekesalan nya bahwa Arthur tidak langsung mengambulkan keinginan nya seperti dirinya yang selalu mengabulkan keinginan Arthur.

"Take it or leave it."

"Syarat nya apa?!"

"Hapus persyaratan no kissing."

"No, big NO." Callie menyalak.

"Oke, berarti kita anggap kesepakatan kita batal." Arthur mengangkat pinggul Callie dan memindahkan nya ke ranjang.

Arthur hendak membuka pintu sampai pertanyaan Callie menghentikan nya.

"Why?"

"Setuju, atau kita lupain aja perjanjian kita." Jawab Arthur lagi.

"Tapi kenapa?" Callie mendesak.

"Alesan lo gak mau kissing gak masuk akal buat gw. So gw gak mau melakukan apapun kalo itu gak masuk akal."

Arthur tidak benar-benar ingin mengakhiri perjanjian mereka.

Tanpa bisa di pungkiri, kesepakatan itu sudah menjerat Arthur dan Arthur tidak yakin apakah bisa keluar dari jeratan itu nantinya.

"Menurut lo, permintaan gw supaya lo jadi partner sex itu masuk akal?"
Tanya Callie bernada dingin dengan tawa dipaksakan.

"Kalo memang menurut lo gak masuk akal, ya udah. Lupain. Gw pergi." Arthur menghilang dibalik pintu meninggalkan Callie sendirian.

"Fuck! Sial.." Maki Callie seraya melempar bantal nya kesembarang arah.

•••
Semalaman Callie tidak bisa menutup mata nya, seberapa kuat pun dia mencoba.

Kesal, marah dan kecewa bersarang didada nya sekarang ini.

"Sial, gw gak butuh orang lain buat hidup gw lebih buruk lagi." Callie memaki.

Callie ingin menangis agar rasa sesak di dada nya berkurang.
Tapi airmata itu tidak kunjung hadir.

Ini tentang sex, bukan cinta.
Kalo ini tentang cinta, mungkin saja Jakarta akan banjir karena airmata Callie.

***

Jerit alarm Callie membawa nya kembali dari lelap.

Callie mematikan alarm itu, dan kembali menarik selimut nya.

Dia akan bolos hari ini, lebih baik untuk sementara tidak bertemu dengan Arthur dulu.
Sampai semua kembali normal untuk Callie.

Akhirnya lelap kembali menelan kantuk Callie.

...
"Jace?" Pria itu menoleh kearah Callie.

"Baby."

"Apa yang kamu lakukan disini?"

"Aku kangen kamu, Call."

"Really? Kamu datang buat menetap?"

"Tentu, aku akan menetap."

"Kamu kangen aku, baby?" Tanya pria itu lagi.

Callie tersentak ketika wajah Jace berubah menjadi wajah Arthur.

🌿🌿🌿

Callie terbangun dari tidur nya.
Mata nya mengerjap-ngerjap.

"Shit. Mimpi sialan." Callie mengendus sambil memijat pelipis nya.

Disambar nya ponsel yang bergetar dari balik bantal nya.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.

Dan nama "Joanna" ada pada layar.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang