31

3.1K 105 1
                                    

🍁🍁🍁

"Sialan, Sean nyebelin banget kalo lagi mabok." Gerutu Callie entah pada siapa.

Callie menegak satu gelas lagi Jackdaniels dan menyandarkan diri disofa.

Di samping Callie, nampak Arthur bersandar dan memejamkan mata.
Mungkin tertidur.

Tanpa sadar, Callie memperhatikan wajah Arthur yang begitu tenang.

Bulu mata nya yang panjang, bibir nya atas nya yang tipis dipasangkan dengan bibir bawahnya yang sensual, hidung nya yang mancung.

Kalo aja Callie masih memiliki sedikit saja sisa cinta.
Mungkin dia tidak akan meminta Arthur sekedar menjadi partner sex nya.
Mungkin partner hidup.

Tanpa sadar Callie tersenyum membayangkan hal itu.

"Liatin apa?" Tanya Arthur, dengan mata nya masih terpejam.

"Ge-er." Celetuk Callie yang gelagapan karena tertangkap basah lagi mandangin wajah Arthur.

Cepat Callie mengisi gelasnya dengan Cairan berwarna coklat bening itu dan menegak nya dengan buru-buru demi mengusir rasa malu nya.

Tanpa disangka, jari Arthur membelai punggung terbuka Callie. Lagi.
Membelai nya lembut.
Membuat sekujur tubuh Callie merinding.

Callie mencuri tatapan dari balik bahu nya, dan Arthur masih menutup mata nya.

Andai saja mereka hanya berdua, tentu Callie akan duduk di pangkuan Arthur detik ini juga.

Arthur bergerak, membawa tubuh nya lebih dekat dengan Callie.
Sekarang mereka duduk berdampingan.

Arthur masih membelai punggung Callie, dan perlahan bibir Arthur membelai pundak gadis itu.
Sontak membuat tubuh Callie menegang.

"Wangi." Kata Arthur.
Suaranya terdengar tidak mabuk dan sangat tenang.

Bukan seperti Arthur yang dingin dan jutek.
Ini Sisi lain Arthur yang baru Callie ketahui.

"Art.." panggil Callie , suara nya bergetar dan terdengar seperti desahan.

"Umm?" Jawab Arthur.

"Ntar ada yang liat." Callie berbisik, memaksakan agar suara nya terdengar jelas.

"It's okay. Mereka semua mabok. Gak bakal ingat apa yang mereka liat." Jawab Arthur dengan nada yang masih tenang.

Tanpa menjawab pernyataan Arthur yang terdengar masuk akal, Callie sedikit menyandarkan tubuhnya kearah Arthur.

Bibir dan lidah Arthur bergantian membelai pundak sampai kepunggung Callie.

Jari jemari Arthur bergerilya menuju perut Callie yang sudah menegang sejak tadi.

"Gw mau lo." Arthur berbisik di pundak Callie.

"Disini?" Tanya Callie tidak yakin.

"Disini." Arthur menegaskan.

"Art.. hh.."

"Ya?"

"Jangan disini, please. Gw gak yakin."

"Gak nge'sex kok. Bercumbu, mungkin."

"Um. O-okay." Akhirnya Callie menyetujui.

Dibalik punggung Callie bisa merasakan bibir Arthur melengkungkan senyum kemenangan.

Apapun yang terjadi disini, sekarang ini.
Callie tidak ingin memikirkan nya.
Dia hanya butuh lebih banyak sentuhan ini, cumbuan ini.

"Kiss. Please?" Suara Arthur terdengar memohon.

"Art, Please.. hh, no." Jawab Callie ketika tangan Arthur menyelinap dibalik rok pendek nya.

"Please..." Lagi rayu Arthur di telinga Callie seraya jari nya menggelitik diantara paha bagian dalam gadis itu.

Callie menoleh, mata nya menatap kedalam mata Arthur.
Mata Arthur balas menatap nanar ke dalam mata Callie.

Callie memajukan wajahnya, tanpa butuh waktu lama, Arthur menyambut bibir Callie cepat.

Melumat nya dengan lembut, walau dia ingin melumat kasar serta mengigit bibir penuh itu.
Arthur menahan diri.

Coba dengan lembut, Art. Lo juga bisa mendapatkan kenikmatan itu dengan cara yang lembut. Batin Arthur meyakinkan.

"Wohooo.. ada yang terbawa suasana." Ejek Joanna berteriak.

Sontak Callie menarik bibirnya dan menjauhkan tubuh nya dari tubuh Arthur.

"Sembarangan lo, Jo."

"Sana, ke kamar." Celetuk Joanna lagi.

Callie mengacungkan jari tengahnya dan berangsur meninggalkan Arthur yang masih terperangah karena kehilangan kontak bibir Callie.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang