44

2.5K 83 5
                                    

🍁

"Selamat tinggal, Jace." Kata Callie kemudian beranjak meninggalkan Jace.

Tangan Jace menarik lengan Callie, tanpa disangka, ia menabrakan bibirnya ke bibir Callie dan mencium nya paksa.

Callie meronta, mendorong dada Jace. Tapi tangan Jace menahan Callie. Hingga Callie kehilangan daya untuk sekedar mengelak.

Callie menutup rapat bibir nya.
"Please, Balas Ciumanku, Callie." Mohon Jace.

"No! stop Jace. Stop it!" Ujar Callie menghindari bibir Jace yang masih mencoba mencium nya.

"Jace!" Callie menyentak.

Akhirnya Jace melepaskan ciuman nya.
"Please, paling gak tolong pikirkan. Okay?" Jace menghela napas.

"No!! Lo gak punya hak buat minta apapun ke gw! Ngerti lo?!" Bentak Callie.

"Kenapa, Call? Aku masih sayang sama kamu. Dan aku yakin, kamu pasti juga masih sayang sama aku."

"In your dream!" Callie mengepalkan tangannya menahan amarah yang membanjiri dada nya.

"Call, please.. aku mohon. Lagian, kamu belum punya pacar kan? Aku juga gak punya pacar. Kita memang diciptakan untuk bersama, baby."

"Oh. Lo salah! Gw udah punya pacar. Jadi. Sorry!" Jawab Callie lantang.

"Dan dimana dia sekarang?" Tanya Jace seperti mengejek.

"Ha, itu Bukan urusan lo."

"Kamu berbohong, kalo aku memiliki kekasih seperti mu, tentu aku tidak akan membiarkan mu berpergian seorang diri." Jace menggeleng tak percaya seraya tersenyum geli.

"Really? Don't fucking kidding me, Jace! Buktinya lo ninggalin gw kan. Dan lebih buruk, lo menghilang tanpa kabar terus tau-tau udah punya gandengan baru. Itu lo sebut apa? Ha!" Callie tidak bisa menyembunyikan kebencian nya, dada nya naik turun menahan ledakan kemarahan.

"Call. Kamu harus tau, saat Itu aku masih bocah labil. Sekarang beda, aku udah sadar, aku sadar kalo aku masih cinta sama kamu." Jace coba mencari alasan.

Callie menatap tidak percaya, ini satu-satu nya omong kosong terburuk yang dia dengar sepanjang hidupnya.

"Bye, Jace. Jangan pernah datang lagi dihadapan gw." Akhirnya Callie meninggalkan Jace.

Jace berkali-kali memanggil Callie tapi Callie hanya berlalu.

"Yuk, Nat. Cari makan tempat lain aja." ajak Callie lalu berlalu menuju pintu keluar disusul Nata.

🍁🍁

Callie mengusap airmata nya kasar.

"Baik-baik aja kak?" Tanya Nata.

"Yup. Baik-baik aja kok, Nat." Callie mencoba tersenyum palsu.

"Stop nangis buat orang brengsek kayak dia kak, gak worth it." Ucap Nata kesal.

"Eh. Anak kecil udah mulai dewasa ya. Udah bisa maki-maki." Callie sontak terkekeh.

Suasana hati nya tiba-tiba menjadi lebih baik.

"Iya lah kak, Nata kan udah 17 tahun. Tau lah mana cowok brengsek, mana gak."

"Jadi, anak 17 tahun ini udah punya gebetan belom?" Goda Callie.

"Umm. Gak ada kak."

"Masa sih gadis secantik kamu gak ada yang mau?"

"Ada sih kak, Nata naksir cowok. Tapi..."

"Tapi apa? Pacar orang?"

"Bukan lah kak, ngasal deh. Itu, si cowok itu orang nya cuek banget, terus ketus pula."

"Cuek, ketus? Arthur! Ya Tuhan, lupa balas chat Arthur. Sial" batin Callie.

"Nat bentar ya." Kata Callie kemudian menarik ponsel nya.

Benar saja Callie lupa membalas pesan Arthur.
Tanpa pikir panjang, Callie langsung menelpon Arthur.

Dering pertama...
Dering kedua...
Dering ketiga...

"Arthur kemana sih, kok gak angkat?!" Batin nya.

Callie menelpon Arthur lagi, dan akhirnya diangkat pada dering ketiga.

"Art."

"Hmm"

"Lo dimana?" Suara Callie terdengar panik.

"Mobil." Jawab Arthur cuek.

"Sorry gw lupa balas chat lo."

"Hmm"

"Kok cuma "hmm" aja?"

"Terus mau bilang apa?!" Jawab Arthur dengan kesal.

"Gw lagi gak di Jakarta."

"Kenapa gak bilang?!"
Akhirnya Arthur menanyakan sesuatu yang mengganjal pikiran nya seharian ini.

"Gw buru-buru. Sorry. Besok gw udah balik kok."

"Terserah."

"Besok ke kost gw, ok?"

"Gak janji."

"Anytime, anywhere. Remember?" Callie berusaha merayu Arthur yang terdengar kesal.

Dan Callie merasa bersalah karena lupa membalas chat cowok itu.

"Bukan gw yang menghilang tanpa kabar." Jawab Arthur tak acuh.

"Iya, gw salah. Keadaan nya mendesak, Art."

"Ok." Akhirnya Arthur sedikit mereda dari rasa kesal nya.

Kenapa Arthur harus marah; toh di banding apapun tentu saja Callie harus mengutamakan keperluan orangtua nya. Ya kan?

"Sial, Gw benar-benar udah diluar jalur." Batin Arthur.

"Ok. See you." Kata Callie dan Arthur langsung menutup sepihak sambungan telp itu.

" Kata Callie dan Arthur langsung menutup sepihak sambungan telp itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-TH-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang