81

2.5K 104 7
                                    

🍁

Seakan ada rongga besar didada nya saat mendengar ucapan Arthur yang terdengar seperti salam perpisahan itu.

"And i hope, that person it is you." Callie berucap tanpa bisa menahan tekanan pada dadanya.

Berharap tekanan itu bisa sedikit saja menghilang.

Arthur terkejut mendengar pengakuan Callie.

"Gw?"

Callie hanya terdiam dan menatap mata Arthur intens.

Dia tidak bisa menjelaskan apa yang dia rasakan.
Dia terlalu takut untuk mengakui hal itu.

"Jawab pertanyaan gw."
"Lo mau akhirin kesepakatan kita, karena lo jatuh cinta sama gw?" Arthur berharap kali ini Callie menjawab seperti yang ingin dia dengar.

Callie tidak bisa berkata-kata.
Dia hanya bisa mengangguk pelan.
Airmata sudah membanjiri wajah Callie.

"Sejak kapan?"

Benar kah Callie menginginkan nya?

Callie mengangkat bahu nya seraya menggeleng pelan.
"Gw gak tau kapan pasti nya.."

"Why not say it?"

"I'm afraid." Ujar Callie.

Kalo nanti inipun tetap harus berakhir. Apapun itu, Callie tidak akan menyesali kejujuran nya malam ini.

"Afraid about what?"

"Mungkin lo bakal ngejek gw, bakal nganggap gw cewek plinplan, bakal ngeri dan langsung kabur ninggalin gw. Entahlah, I'm not sure." Callie menjelaskan.

Dia tidak sanggup menatap Arthur, wajah Callie menunduk.
Dia merasa malu.

"And then, what now?"

"Nothing." Ucap Callie seraya mengigit bagian dalam pipi nya.

"Jadi sekarang kesepakatan kita bener-bener berakhir?" Tanya Arthur ingin meyakinkan.

Membuat Callie lagi-lagi meneteskan airmata nya.

Dengan berat hati Callie menganggukan kepala nya seraya mengusap airmata dipipi nya.

"Ok. As you wish." Ucap Arthur dengan helaan nafas panjang.

"Kalo gitu, gw pergi." Callie berdiri dan berjalan menuju pintu.

"Siapa yang bilang lo boleh pergi?" Tanya Arthur.

"Apa lagi sihh Art?" Tanya Callie lemah, Kaki Callie terhenti melangkah.

Callie tetap memunggungi Arthur. Dia tidak bisa menatap wajah cowok itu lagi.
Hal itu membuat hati Callie lebih sakit dan terluka.

Arthur tidak menjawab, beberapa saat Callie merasakan lengan Arthur memeluk pinggang Callie dari belakang tubuhnya.

Membuat Callie tersentak.

"Lo mau ninggalin pacar lo sendirian disini?" Tanya Arthur.

Mendengar hal itu Callie membalik tubuhnya cepat.
Mata nya membulat, menatap wajah Arthur yang terlihat berbinar.

"Pacar?" Tanya Callie.

"Gak mau?" Tanya Arthur.

"Tadi lo bil-..." ucapan Callie terpotong oleh kecupan Arthur.

Dan kemudian Arthur melepaskan ciuman nya, saat Callie hendak meneruskan ucapan nya Arthur kembali melumat bibir Callie.

Dan melepaskanya lagi.

"Art..." ucap Callie akhirnya.

"Ssttt.. berisik." Ucap Arthur seraya menutup bibir Callie dengan jari telunjung nya.

Callie mengigit jari Arthur membuat Arthur menarik jari nya dari bibir gadis itu.

"Aw.." Arthur pura-pura merintih.

"Gw belom selesai ngomong. Denger dulu.. gw pacar lo? Lo aja gak ada nembak gw.." ujar Callie pura-pura cemberut.

"Childish." Endus Arthur.

"Bukan Childish tapi kepastian, kejelasan.." Callie protes.

"Jadi mau nya apa?" Tanya Arthur.

"Ya nembak kek, apa kek. Lo aja gak ada ngungkapin perasaan lo ke gw.."

"Harus?"

"Iya! Harus, Arthur... lo tadi bisa romantis." Callie menuntut.

"Limited edition. Gak bisa diulang."

"Ya paling gak, gw harus tau donk perasaan lo ke gw gimana.." ujar Callie bersikeras.

"Kan lo udah bisa tau. Tanpa gw omongin."

"Cewek itu butuh sesuatu yang real, gak bisa cuma pake naluri aja. Susah ya emang bilang suka, sayang atau cinta sama gw?" Oceh Callie kesal.

"Lo tau gak, kalo lo itu cute banget pas lagi nangis? Tapi nyebelin banget kalo udah bawel." Arthur mengendus kesal.

"Biarin.. yang penting lo suka." Ujar Callie terkekeh.

"Siapa bilang?" Tanya Arthur acuh.

"Art!!"

"Ya?"

"Jadi ngungkapin gak? Kalo gak, gw pergi." Ancam Callie, merajuk.

"Merajuk?"

"Gak. Ya udah kalo gak mau. Gw cabut." Callie membalikan badan nya.

Arthur menarik pinggang Callie, membuat perut Callie menabrak bagian depan tubuh Arthur.

"Aku sayang kamu." Ucap Arthur tepat didepan wajah Callie.

Mata Arthur menatap ke dalam mata biru Callie, Hidung mereka saling bersentuhan, bibir mereka hanya berjarak kurang dari 5 cm.

Siapa yang senyum-senyum sendiri?😝

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang