🍁
"Sorry." Kata Callie akhirnya.
"Siapa?" Tanya Arthur.
Callie cukup kaget mendengar Arthur bertanya dengan tenang, alih-alih mengumpat atau bersikap dingin seperti biasanya.
"Umm. Itu, Jace."
"Jace?" Ulang Arthur.
"Ex-hole." Jawab Callie jujur mencoba bergurau tapi jelas gagal.
"Oh." Dan Arthur mengangkat pinggul Callie memindahkan nya ke sofa.
"Art.. kan kita udah janji gak bakal ngait-ngaitkan apapun ke dalam kegiatan kita." Callie mengingatkan.
"Gw balik." Kata Arthur tanpa menggubris kata-kata Callie.
"Art, lo kenapa sih?!" Callie menarik lengan Arthur ketika cowok itu hendak bangkit dari sofa.
Callie tidak bermadsud membentak. Tapi sikap Arthur membuat Callie frustasi.
"Udah gw bilang. Kita batalin aja kesepakatan kita, kan? Lo gak denger?!" Hardik Arthur.
"Tapi kenapa tiba-tiba dan parah nya lo gak kasih gw alasan." Callie menuntut.
"Lo berhubungan sama cowok lain, alasan nya jelas kan?" Arthur mencoba mencari kesalahan Callie.
Walau dia tau itu tidak sepenuh nya benar.
Selain cemburu, Arthur hanya terlalu takut mengakui apa yang sebenarnya dia rasakan.
Karena jika Callie tau, tentu Callie akan meninggalkan nya."Madsud lo, Jace?"
"Lo tau apa madsud gw." Arthur membuang pandangan nya.
"Dia emang cium gw semalem, tapi gw gak tidur sama dia." Callie tanpa sadar mengucapkan apa yang seharusnya tidak dia katakan tentang apa yang terjadi dengan Jace semalam.
Callie cepat-cepat menutup mulut nya.
"Lo ciuman? Sama mantan lo?" Arthur menatap tidak percaya ke arah Callie.
"Bukan ciuman, dia yang cium gw." Callie mencoba berkilah.
"Haah.. lo bilang ciuman sesuatu yang intim? Are you totally fucking kidding me! Dan lo semalem ciuman sama mantan lo. Hubungan kalian seintim itu sampe harus ciuman?" Kata-kata Arthur terdengar penuh dengan bisa.
"Dia yang cium gw, itu bukan ciuman Art.."
"Dan lo mau aja dicium, kan?"
"Gw udah nolak. Tapi dia..."
"Ya. Ya. Lo selalu jadi pihak yang dipaksa, kan?" Suara Arthur sarat dengan sarcasm.
"Art..."
"Ternyata lo memang semurah itu ya." Kata Arthur dengan jijik.
Kata-kata Arthur bagaikan bola raksasa yang menghantam ulu hati Callie.
"Apa lo bilang?!" Callie mendengar nya.
Hanya saja dia gak percaya dengan apa yang barusan dia dengar.
"Lo denger gw."
"Lo tau gak, kalo lo itu sialan. Arthur lo cowok sialan!" Kata Callie setengah berteriak.
Arthur hanya diam dan meninggalkan Callie seorang diri.
Arthur menghilang dibalik pintu dan membanting pintu itu keras.
🍁🍁
Arthur menekan pedal gas nya dalam, menghambur jalanan kota Jakarta yang sudah mulai macet di pagi menjelang siang ini.
Jari tangan nya memutih, meremas roda kemudi dengan kencang.
Beberapa saat dia menepi di pinggir jalan sepi.
"SHIT!!!!" Teriak Arthur seraya memukul-mukul roda kemudi nya.
"FUCK!!!" Teriak Arthur lagi dan tangan nya menghantam brutal kesembarang arah.
Sudah begitu lama Arthur tidak pernah merasa semarah ini.
Cukup lama dari kali terakhir dia memukul brutal seseorang.Kemudian Kepala nya bersandar pada roda kemudi itu.
Kepala nya berdenyut keras.Sakit pada hati nya membuat Arthur tidak bisa merasakan robek kan pada buku jari nya.
Arthur merasa seperti orang yang sedang patah hati.Tunggu, kamu tidak bisa merasakan patah hati jika tidak jatuh hati kan?
Arthur tertawa mendengar suara hati nya sendiri.
"Jatuh hati?" Ulang Arthur.
"Fuck! Jatuh hati tentu bukan bagian dari kehidupan gw! Shit!!" Arthur memaki dan melayang kan tinju nya lagi ke roda kemudi.
Membuat robek kan pada buku jari nya melebar dan meneteskan darah.
Tapi Arthur tidak menggubris.
Karena hal itu tidak sebanding dengan rasa yang sedang menggerogoti seluruh dirinya sekarang.-TH-
KAMU SEDANG MEMBACA
LUST
Romance-2nd- WARNING‼️‼️‼️ 21++ 🔥🔥 Kebijakan pembaca sangat dibutuhkan. So, pilih bacaan sesuai umur ya..✌🏻 *** Callie," Gue mau loe jadi partner sex gue.." Arthur," What?!! Lo gila?!" Pengkhianatan Cinta pertama nya membuat Callie berubah menjadi gadi...