21

3.6K 119 2
                                    

🍁

"Arthur?"

"Gw mau lo, sekarang." Arthur menatap mata Callie lekat.

"Apa?! Sekarang?!" Suara Callie terdengar lebih nyaring dari yang dia madsud.

"Lo denger gw."

"Tapi, ini kamar gw bareng Joanna."

Tanpa aba-aba Arthur menarik pergelangan tangan Callie dan membawa nya kelantai 2. Kekamar miliknya.

Arthur mengunci pintu kamar itu, dan segera berbalik menghadap Callie.

Terasa kikuk, tapi setelah malam kemarin.
Tubuh Arthur menagih kenikmatan itu. Lagi.

Dan Arthur tidak tau cara nya mengatasi keinginan besar tersebut.

Arthur bergerak maju, mata nya menatap liar ke tubuh Callie yang masih dibalut handuk.

"Art.. gak harus sekarang kan. Bisa ntar pas kita di jakarta kan?" Callie coba berkompromi.

"Anytime, anywhere. Remember?" Suara Arthur terdengar serak dan rendah.

Tidak seperti biasanya.
Sisi cuek dan dingin nya digantikan sisi liar nya, sisi yang mulai haus akan kenikmatan yang baru-baru saja terasa seperti kokain bagi Arthur.

"Kondom?" Tanya Callie seraya menelan ludah nya.

Arthur mengambil bungkusan foil dibalik celana basket nya.

Tangan Arthur mendorong tubuh Callie, sehingga Callie terbaring diranjang dan membuat balutan handuk itu terbuka.

Arthur menarik turun celana basket nya dan mengigit ujung bungkus foil itu.
Menarik isinya, dan menggulung nya diatas ereksi nya yang sudah menegang.

Mata nya menatap liar diantara paha Callie.

Callie hanya terdiam seraya menunggu pergerakan Arthur.
Walau ini yang Callie rencana kan, tapi melihat Arthur yang tiba-tiba menjadi liar membuat Callie sedikit cemas.

"Kasar dan keras, kan?" Tanya Arthur.

Tangan nya menarik lutut Callie dan membuka bagian paha dalam nya. Sehingga kelembab'an Callie terlihat jelas sekarang.

Belum sempat Callie menjawab, pinggul Arthur sudah bergerak menerobos bagian tengah tubuh Callie.
Membuat Callie tersentak kuat.

"Art. Aaarhhh, ummphh..." Desahan Callie membuat darah Arthur berdesir. Membakar gairah nya hingga Arthur sendiri lepas control.

Arthur tidak menggubris rintihan demi rintihan Callie, dengan liar dan serampangan Arthur menghentak pinggulnya keluar dan masuk tubuh Callie tanpa ampun.

Sesaat desahan Callie semakin keras dan tubuh nya bergetar.

Callie sampai pada kenikmatan nya.
Dan tanpa mempedulikan tubuh Callie yang melemah, Arthur tetap memompa tubuh gadis itu lebih kuat dan lebih dalam.

Cukup lama untuk kali kedua, hingga Arthur sampai pada puncak nikmat nya.
Dan tubuhnya menegang.
Lalu roboh diatas tubuh Telanjang Callie.

Beberapa saat mereka hanya terdiam, seraya mengatur napas.

"Gw mau berdiri." Kata Callie akhirnya.

Arthur menarik diri hingga membuat Callie mendecit kan kaki nya.

Tanpa berbicara dengan cepat Callie menutupi tubuhnya dengan handuk. Dan berlalu meninggalkan Arthur yang masih berusaha mengatur gairah yang masih membakar dirinya.

Arthur hanya diam sampai Callie menghilang dibalik pintu.

"Shit. Lo bukan binatang, Art. Lo harus bisa kendalikan diri."
Arthur memaki dirinya sendiri.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang