11

3.8K 95 1
                                    

🍁

Permintaan Callie memang terdengar nonsense bahkan insane.

Tapi ada alasan Callie melakukan hal itu.
Semalaman bahkan Callie tidak bisa tidur memikirkan cara ngomong ke Arthur tentang hal tersebut.

Entah apa yang dipikirkan Arthur, Callie harap Arthur tidak menolaknya.

🍃🍃
Past

"Call.. i want you. Please?"

"Unmm, I'm not sure about this, Jace."

"Please, i love you. Kamu percaya kan?"

"Yes, sure. Tapi aku gak yakin, sebentar lagi kamu bakal kuliah dan ninggalin aku di sini."

"Aku bukan ninggalin kamu, Call. Aku bakal balik waktu liburan, dan setelah kuliah aku bakal nikahin kamu. Aku bakal tanggung jawab. Kalau perlu aku bakal ajak kamu kesana. Aku bakal nabung uang untuk bawa kamu ke sana. Ya?"

"Kamu janji, Jace?"

"With all my heart, sweety."

Jace mencium lembut bibir Callie. Tangan nya membelai pipi kemudian leher Callie.

Membuat desahan lolos dari bibir merah Callie yang masih bertaut dengan bibir Jace.

Tangan Jace turun membelai paha Callie diantara rok levis nya.
Menghantarkan sengatan hebat ketubuh Callie.

"I want you, now. Okay, sweety?" Tanya Jace di depan bibir bengkak Callie.

Callie mengangguk cepat, tidak mau kehilangan sengatan itu.

Callie mencintai Jace, dengan seluruh napas nya.
Dia akan memberikan apapun untuk Jace.

"I love you, Callie." Kata Jace kemudian kembali melumat bibir bengkak Callie.

Tidak butuh waktu lama bagi Jace untuk membawa tangan nya kedalam rok Callie.

Jari-jari nya dengan lembut membelai paha bagian dalam Callie, membuat desahan semakin intens keluar dari bibir Callie yang masih dinikmati Jace.

Pelan, tapi pasti jari Jace menarik celana dalam Callie. Dan menyentak nya keluar dari dalam rok.
Jari nya kembali membelai lipatan yang sudah mulai lembab itu.

"Oh. Ini begitu nikmat, sweety." Rayu Jace, membuat Callie melengkung kan pinggulnya.
Menikmati sentuhan lembut jemari Jace.

Jace menarik jari nya, cepat membuka celana nya.
Membiarkan celana itu jatuh ke bagian paha Jace.
Menampilkan kekerasan nya yang sudah sangat siap dan besar.

"Aku akan pelan-pelan. Ok? Ready, baby?" Suara Jace terdengar berat.

Callie hanya mengangguk. Karena jika dia membuka mulutnya, mungkin dia akan merubah pikiran nya.

Pelan tapi pasti, Jace mengarahkan kekerasan nya diantara paha Callie.
Gerakan itu membuat Callie tersentak hebat.

"Are you okay, baby?"

Callie mengangguk, menahan sakit.
Air mata sudah menggenang di sudut matanya.

saat ini, detik ini. Callie sudah menyerahkan segala nya pada Jace, pada pria yang begitu di cintai nya.

Jace menggerakkan pinggulnya pelan, menerobos semakin dalam.
Membuat rintihan berserta desahan keluar dari bibir Callie yang bergetar.

"Oh, I'm so sorry sweet, aku akan bergerak. Ok?"

Callie tidak menjawab, hanya melingkar kan lengan nya pada leher Jace.

Jace menciumi pundak Callie dan menghentak lebih cepat.

Callie mencium bibir Jace, menelan rasa perih yang semakin intens setiap Jace bergerak keluar dan masuk dirinya.

"Aku akan sampai, ok sweety?" Tanya Jace akhirnya.

Beberapa saat, cengkaraman Jace pada pinggul Callie mengeras dan tubuh nya menegang.

Terasa cairan panas mengisi tengah tubuh Callie.
Napas Jace terengah, dada nya naik turun.

"Kamu luar biasa, Call. I love you, sweety. I love you." Jace menciumi Callie serampangan dan melepaskan dirinya dari tubuh Callie.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang