45

2.5K 94 1
                                    

🍁

Callie mengambil penerbangan pertama menuju Jakarta.
Berharap dia sempat mengikuti kelas Pak Simon pukul 11 nanti.
Jadi dia tidak perlu repot-repot meminjam catatan milik teman nya.

Setelah pesawat mendarat, Callie buru-buru menuju parkiran dan mengambil mobil nya lalu melaju menuju kost'an nya untuk ganti baju dan langsung berangkat ke kampus.

Paling tidak begitu rencana yang terbesit dalam kepala Callie.

Dijalan masuk, Callie melihat mobil Range Rover abu matte parkir didepan kost nya.

"Kok kayak mobil Arthur." Callie menduga-duga.

"Tapi gak mungkin lah, ngapain dia kesini pagi-pagi?" Callie mengacuhkan pikiran nya.

Sesaat Callie turun dan segera menuju kamar kost nya, setelah mandi kilat dan mengganti pakaian.

Ketukan pintu mengalihkan perhatian Callie.

"Duh, siapa sih dateng pagi-pagi. Lagi buru-buru pula." Callie membatin kesal.

Lagi ketukan itu terdengar.

"Ya. Ya. Coming." Ujar Callie.

Wajah tampan Arthur ada dibalik pintu. Wajahnya terlihat kurang tidur, dan bawah mata nya sedikit mencekung.

"Art..?"

Arthur berjalan masuk sedikit menyeret diri.

"Lo mabok? Pagi-pagi?" Tanya Callie kebingungan.

Tapi Arthur berlalu tanpa menjawab.

Callie melirik jam di pergelangan tangan nya.
Jam sudah menunjukkan hampir pukul 10.

Kalo Callie gak buru-buru ke kampus jelas dia akan melewatkan kelas Pak Simon.

Arthur merebahkan tubuh nya di sofa milik Callie. Mata nya menutup.

"Art, lo kenapa?" Tanya Callie lagi.

Arthur membuka mata nya.
Menatap intens wajah Callie.

"Jawab." Perintah Callie.

"Gw mau minta sesuatu." Akhirnya Arthur berujar.

"Apa?" Alis Callie bertaut.

"Gw mau kita batalin kesepakatan kita." Nada suara Arthur terdengar rendah dan berat.

"Hah? Kenapa? Gara-gara gw kemaren pergi gak bilang ke lo?" Callie kaget mendengar permintaan Arthur.

Arthur hanya mengangkat pundak nya acuh dan kembali menutup mata nya.

Callie mendekat, mengambil posisi duduk menyamping menghadap Cowok yang terlihat teler itu.

"Art... paling gak, kasih tau gw alasan nya." Suara Callie terdengar merengek.

"Gak papa. Cuma gw rasa lebih baik di batalin."

"Ya. Tapi kok tiba-tiba?"

Arthur memandang sejenak wajah Callie lalu mengalihkan pandangan nya.

Banyak yang Arthur Sebenarnya ingin lakukan pada gadis cantik di hadapan nya itu.

Tapi lebih baik menyudahi semua ini sekarang, Sebelum semua terlambat.

Arthur tau, ada sesuatu dalam diri nya yang tidak beres.
Ada sesuatu dalam diri nya yang menuntut lebih.

Bukan hanya sekedar gairah dan sex, tapi keinginan nya untuk memiliki seutuhnya, seluruhnya.
Callie, dia ingin gadis itu setiap saat. Dan Meng'claim nya sebagai miliknya.

"Art..." lagi Callie terdengar merengek.

Tanpa menjawab, Arthur menarik belakang kepala Callie, menabrakan bibirnya pada bibir Callie.

Dia melumat bibir itu kuat, seperti ingin seutuhnya memiliki bibir itu hanya untuk nya seorang.

Callie menyambut ciuman Arthur dengan bibir terbuka.
Membuat Arthur lebih leluasa menjejalkan lidah nya ke dalam mulut manis Callie.

Arthur menarik Callie keatas pangkuan nya tanpa memutuskan ciuman penuh gairah itu.

Jari Arthur membuka satu demi satu kancing kemeja hitam Callie membuat payudara ranum Callie yang dibungkus bra berwarna senada terpampang indah didepan nya.

Arthur membelai payudara itu lembut dengan jemari nya.
Tapi gerakan itu terhenti karena bunyi ponsel Callie.

Arthur menghela napas panjang, dan membiarkan Callie mengangkat panggilan itu.

"Hallo.." ucap Callie.

"Call, it's me.. Jace." Suara samar-samar yang bisa Arthur dengar.

"Darimana lo tau nomer gw?" Jawab Callie ketus membuat alis Arthur bertaut memperhatikan wajah Callie yang berubah kesal.

"Gak. Sorry. Gw sibuk. Gw tutup." Akhirnya Callie mengakhiri panggilan itu.

Baru beberapa detik, ponsel Callie kembali berdering.
Dan Callie cepat menekan tombol merah.

Tapi lagi-lagi ponsel Callie berdering, terlihat dari nomor yang sama.

Sekali lagi Callie menekan tombol merah dan menekan tombol off.
Dan mematikan ponsel nya.

Selamat, panggilan telp itu telah membuat Arthur kembali kekesadaran nya 100%.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang