64

2.3K 85 3
                                    

🍁

Hari sabtu ini Callie memilih tetap di kost untuk memilih baju apa yang akan dia bawa ke Bali.
Terlebih dia dan ke 3 teman nya sudah merencanakan akan melakukan banyak party selama di Bali.

Callie berkali-kali memeriksa barang bawaan nya, karena besok dia kan terbang dengan penerbangan pertama.
Jadi dia tidak ingin ada drama ketinggalan sesuatu.

Drrtt.. drttt...
Ponsel Callie bergetar.

1 new whatapp

Art : Besok pesawat jam berapa?

Callie🖤 : 8 pagi. Kenapa?

Art : Gw anter.

Callie tidak percaya apa yang dia baca.
Jelas saja senyuman langsung terpahat di wajahnya.

Meski pembicaraan Callie dan Arthur malam itu tidak berakhir dengan perseteruan seperti yang dia takutkan.

Tapi perubahan sikap Arthur yang lebih banyak diam membuat Callie tidak enak.

Callie🖤 : Ok, Thanks.

Sesaat setelah membalas pesan Arthur, Joanna menelpon Callie.

"Iya, Jo?"

"Call. Besok gw jemput ya."

"Ehh.. gak usah. Gw naik taxi aja."

"Ngapain, mending gw jemput aja. Kan kita 1 penerbangan."

"Iya, Jo cuma rumah lo kan gak searah sama gw. Gak usah ya, dari pada lo muter-muter." Callie berusaha beralasan yang masuk akal.

"Gak papa lah. Gak jauh juga.."

"Udaahh. Gak usah. Gw naik taxi aja. Biar lebih simple. Okay?"

"Ya udah deh. Jangan telat. See yaa.."

"See you.." Callie mengakhiri panggilan itu dan bernapas lega.

Duh, kenapa juga gw ngajakin Joanna berangkat di hari yang sama.

Kalo sampe Joanna tau, bisa gempar satu Jakarta.
Callie menepuk jidat nya.

Sore itu berlalu begitu cepat, perhatian Callie benar-benar tersita pada persiapan keberangkatan nya.
Sampai-sampai dia tidak membaca pesan masuk dari Arthur.

Tok.. tok...
Tok.. tok...

"Ya... coming." Callie berpikir siapa yang kira-kira datang sore ini. Karena dia tidak sedang janjian dengan siapapun.

"Eh. Art.. ngapain?"

"Berenang."

Callie hanya memutar mata nya.

"Masuk."
"Tumben dateng gak ngabarin?"

"Gak boleh?"

"Bukan gak boleh.."

"Terus? Lagi nunggu yang lain?"

"Madsud nya? Lo kok sensi amet? Lagi dapet?" Callie mengedus kesal.

Callie tau pasti perubahan mood Arthur pasti karena keberangkatan Callie besok.

"Iya." Jawab Arthur dengan wajah jutek dan berlalu merebahkan dirinya di sofa.

Kalo saja besok Callie tidak harus berangkat ke Bali, pasti Callie sudah balik marah-marah ke cowok moody itu.

Sayang nya ini malam terakhir mereka bersama sebelum terpisah untuk 3 minggu kedepan.

Jadi Callie tidak mau membuang sisa waktu yang mereka miliki bersama untuk bertengkar.

"Art..." Callie berusaha menekan suara nya setenang mungkin sambil membawa dirinya dan duduk dipangkuan cowok yang muka nya lagi asem kecut kayak cuka itu.

Arthur hanya menatap Callie tanpa menjawab.
Tatapan nya datar.

"Kita gak bakal ketemu dalam 3 minggu kedepan. Lebih baik spend waktu untuk hal-hal yang berguna. Daripada berantem."

"3 minggu.. umm." Arthur mengangguk.

"1 minggu sebelum kuliah dimulai gw bakal balik ke Jakarta."

"Jadi selama 3 minggu cuti itu kita bebas tugas kan? Dalam arti kesepakatan gak berlaku?" Tanya Arthur.

"Berlaku donk. Cuma di hold." Ujar Callie.

"Terus kalo gw pengen?" Tanya Arthur.

"Umm.. V-call sex, mungkin?" Callie menyarankan.

"Nope. Gak doyan main sama tangan sendiri."

"Ya. Iya.. gw juga. Cuma gak ada pilihan kan?"

"Kalo gitu, Selama cuti ya kita bebas aja."

"Bebas? Madsud nya?"

"Gw bebas sama cewek mana aja.."

"Inget rules jaga kesehatan diri gak?!" Callie mulai nyolot.

Dia kesal dengan apa yang Arthur katakan.

Arthur mengambil ponsel nya dan segera memotret wajah jutek Callie.

"Ih. Apa-apaan sih lo. Gw lagi serius. Gak usah foto-foto." Callie coba mengambil ponsel Arthur tapi Arthur lebih dulu menyimpan ponsel nya.

"Ok."

"Oke apa nya? Kalo lo sampe ketahuan ada affair sama cewek lain perjanjian batal, dan seumur hidup gw gak bakal mau ketemu lo lagi."

"Ya udah. Gw tinggal pindah kampus." Jawab Arthur santai tanpa merasa bersalah.

"Arthur! Lo emang niat supaya kesepakatan nya batal ya?!"

"Siapa bilang?"

"Gw seriu-..."

Arthur menabrak kan bibirnya sebelum Callie sempat menyelesaikan kalimatnya.

"Shh.. berisik." Kata Arthur sesaat dia menarik bibir nya lalu kemudian melumat bibir Callie lagi.

Callie dengan senang hati walau masih jengkel menerima ciuman itu.

Arthur mengangkat tubuh Callie membawanya ke atas ranjang berbalut sprei putih itu.

Arthur menarik celana rumah Callie dan melemparnya kesamping.

Segera Arthur membuka ke dua paha Callie dan membawa lidah nya mencicipi bagian tengah tubuh Callie yang sudah lembab.

Callie membusung kan dada nya, pinggulnya ikut terangkat menikmati belaian itu.

Dengan senyum penuh artinya, Arthur mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong nya, Callie pikir itu pasti kondom.

"Unmm..??" mata Callie membulat.

"Interested?" Tanya Arthur dengan mata berkilat.

Kira-kira apa ya??😳😝

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang