43

2.5K 92 1
                                    

🍁

Di jakarta..

Arthur gelisah sendirian dikamar kost nya.
Dia menimbang-nimbang apa perlu menghubungi Callie untuk menanyakan keberadaan nya.

Tapi, lagi-lagi kesepakatan nya dengan Callie membuat Arthur tidak yakin apa rencana nya itu tepat.

Akhirnya Arthur memakai cara lain untuk mengetahui kabar dari Callie.

Art : 1 jam lagi gw sampe sana.

Arthur mengirimi Callie pesan.
10 menit berlalu tapi gadis itu belum juga membalas.

Berkali-kali Arthur mengecek ponsel nya, tapi masih juga belum ada jawaban.
Arthur melempar ponsel nya ke samping ranjang dengan kesal.

🍁🍁

"Kak, lagi pengen nongkrong dimana?" Tanya Nata.

Sekarang Callie dan Nata sedang melintasi jalanan padat Seminyak menggunakan mobil Lexus milik tante Ghea.

"Tempat yang lagi happening dimana, Nat?"

"Da Maria, bagus kak. Mau?"

"Oke. Gass..." kata Callie bersemangat.

Sampai di cafe itu, Callie dan Nata memutuskan mengambil meja di pojok.

Biar mereka bisa berbincang tanpa di ganggu pengunjung lain yang berjalan bolak balik.

Beberapa saat mereka memesan makan, dan tenggelam dalam perbincangan yang seru.

Seseorang memanggil Callie.
Callie menoleh kearah suara itu berasal.

Detik itu juga jantung Callie terasa berhenti berdetak, darah seketika menghilang dari nadi nya.

Jace!

Mulut Callie membentuk kata tanpa suara.

Kenapa harus disini? Sekarang? Shit. Callie memaki dalam hati.

"Hai. Can't believe see you here, Call."

Jace mendekat, dan Callie masih membeku, kata-kata yang ingin dia ucapkan terasa tertelan.

"How are you, Call?" Tanya Jace lagi.

"F-Fine. Thanks." Akhirnya kata-kata itu bisa keluar dari mulut Callie.

"Gw tidak tau lo sekarang di Bali?" Tanya Callie enggan. Akhirnya.

"Ada acara keluarga, tapi cuma 1 minggu. Aku baru tiba Kemaren di sini."

"Oh."

"Nata kan?" Ujar Jace, dan Nata hanya tersenyum simpul.

Nata tau cerita Callie dan Jace di masa lalu. Kisah cinta mereka yang kandas ditengah jalan.
Hanya itu, selain Callie kehilangan keperawanan tentu nya.

Jadi tidak aneh kalo Nata tidak begitu menyukai Jace.

"Call. You look amazing." Kata Jace lagi seraya menatap Callie kagum.

"Thanks." Callie menjawab singkat.

Berharap basa basi itu cepat berlalu.

Callie merasa getaran dari ponsel nya. Dia membuka cepat pesan itu, saat hendak membalas.

Jace menyentuh lengan nya.
Membuat Callie menarik lengan nya menghindari sentuhan Jace.

"Call, bisa bicara bentar? Berdua." Tanya Jace akhirnya.

"Next time maybe, gak enak ninggalin Nata sendirian." Ujar Callie mencari alasan.

"Cuma bentar kok, Call. Please?" Jace memohon.

"Sorry gak bisa." Jawab Callie lagi.

"Nat, gak papa kan aku pinjem Callie bentar?" Tanya Jace pada Nata, Nata hanya mengangkat bahu nya acuh.

"Kayaknya Nata gak keberatan kok. Please, Call. 1 menit. Ok?" Lagi mohon Jace.

"Ok. Just one minute." Callie menegaskan.

"As you want." Jawab Jace dengan senyum puas.

"Bentar ya, Nat." Kata Callie sebelum meninggalkan Nata sendirian.

"Ada apa sih, Jace?" Tanya Callie tanpa berniat menatap Jace.

"Pertama, aku mau minta maaf. Ok?"

"Done. Udah?" Tanya Callie.

"Sejak kapan kamu jadi sedingin ini? Kamu jadi gadis yang gak aku kenal, Call." Nada suara Jace terdengar kecewa.

"Please, i don't need a drama. Point nya aja, bisa?" Callie berujar ketus.

Hati nya yang pernah patah dan hancur. Tidak akan lebih hancur lagi malam ini kan?

"Call. Aku harap bisa memperbaiki semua yang terjadi dulu."

"What?! Are you kidding? Gak ada yang perlu dibaikin, lo gak bisa baikin sesuatu yang udah gak ada."

"Call.. please, satu kesempatan. Please?" Pinta Jace memohon.

Callie ingin sekali menampar Jace detik ini juga.

Andai saja dulu, Jace tidak mengkhianatai dia dan menghilang begitu saja Mungkin Callie tidak akan pernah sehancur ini.

Sampai-sampai harus mencari orang untuk melakukan sex demi menghilangkan bekas diri Jace didalam dirinya.

"Stop it, Jace. Kita sama-sama tau, apapun itu diantara kita sudah berakhir. Ok?"

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang