30

3.3K 98 2
                                    

🍁🍁🍁

"Lo gak turun?" Tanya Callie.

"Gak. Males." jawab Arthur cuek.

"Kayaknya mereka makin high." Callie tersenyum sendiri mendengar seseorang berteriak-teriak dilantai 1.

"Makin menggila madsud lo?"

"Kurang lebih." Callie terkekeh.
"Kalo gitu gw turun deh. Semoga minuman nya belom abis." Callie menarik dress hitam dan membetulkan posisi dalaman nya.

"Kayaknya Lo kuat minum."

"Gak juga. Lebih tepat nya gak gampang mabuk." Ucap Callie seraya tersenyum.

"Oh. Pantesan tadi lo gak bersikap tolol kayak yang lain-lain."

"Tolol? Mereka cuma joget-joget kali."

"Ya gak juga joget sambil kissing semua orang bergilir."

"Hah? Siapa?"

"Oia, jelas lo gak perhatiin. Kan lo sibuk joget bareng Sean." Jawab Arthur dengan nada sarat dengan sarcasm.

"Siapa sih yang lo madsud?"

"Turun aja, ntar juga lo bakal liat sendiri."

Alis Callie bertaut.
Meskipun dia kesal dengan penilaian Arthur tentang teman-teman nya.

Dia juga gak yakin kalo membela kelakukan teman nya saat mabok merupakan hal yang tepat.

"Ah. Ngaco lo. Gak mungkin lah." Akhirnya Callie membela.

"Taruhan?" Arthur menawarkan.

"Apa dulu taruhan nya?"

"Sesuai tema, kissing?"

"No, thanks." Jawab Callie cepat lalu berdiri dari ranjang itu.

"Sok jual mahal, Tapi cium Sean mau." Gumam Arthur berbisik.

"Apa lo bilang?" Callie berbalik mendengar gumam'an tidak jelas dari Arthur.

"Gak ada."

"Jawab! Gw denger lo nyebut nama Sean. Kenapa dia?" Callie menuntut.

"Dia lagi nungguin lo dibawah." Jawab Arthur ketus.

"Oh. Ya udah. Gw turun dulu."

"Terserah." Timpal Arthur dan menutup mata dengan lengan nya.

Tanpa memperdulikan sikap Arthur, Callie pelan-pelan turun ke lantai 1.

Syukurlah tidak ada yang memperhatikan kedatangan nya.

Di sudut sofa, Roman dan Gianna sibuk bercumbu.

Dan di depan meja Joanna, Trixie dan Sean sibuk bergoyang.

Sesekali Trixie terlihat mencium bibir Sean dan bergantian dengan Joanna.

What the fuck.

Mereka mau threesome?

Callie menggelengkan kepalanya.

"Apa gw bilang?" Suara Arthur di telinga Callie membuat Callie meloncat kaget.

"Sial. Lo ngagetin banget. Hampir jantung gw copot." Callie menjauhkan wajahnya dari wajah tampan Arthur yang masih berada di sisi wajahnya.

"Mereka mabok." Callie tetap membela kelakukan tidak terpuji teman nya.

Arthur tersenyum angkuh dan mengambil posisi di ujung sofa tempat Roman dan Gianna bercumbu.

Dan mau gak mau Callie mengambil posisi duduk disamping Arthur.
Karena cuma itu tempat duduk tersisa.

Atmosfer ruangan itu bergeser dari meriah nya private party, jadi sex party.

Oh, God!

Callie menggelangkan kepalanya lagi, sambil membawa segelas martell ke dalam mulut nya.

"Call!!!" Teriak Sean.

"Lo darimana aja?" Tanya Sean dengan nada super mabok nya yang terdengar seperti gadis menjerit.

"Pipis." Jawab Callie setengah berteriak.

"Sini. Join us." Sean mencoba menarik tangan Callie.

Tapi Callie menolak.

"Come on, sweety.." Ajak Sean lagi.

Seperti biasa, memutar mata mungkin menjadi hobby baru Callie.

Walau enggan, tapi akhirnya Callie bergabung bersama ke-3 teman mabok nya itu.

Beberapa kali Sean mencoba mencium Callie, tapi Callie cepat berpaling.

Arthur memperhatikan pemandangan didepan nya, rahang nya mengeras.

Walau dia tidak suka pada Callie bahkan cendrung membenci nya.
Callie partnernya, dan selama Callie masih dalam hubungan kesepakatan itu.
Arthur tidak suka Callie bersama pria lain.

Oh, itu yang membuat mood Arthur selalu berbuah tidak enak setiap melihat Callie berhubungan dengan pria lain.

Hanya karena perjanjian itu kan?
Tentu, pasti karena itu.
Arthur meyakinkan dirinya.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang