50

2.5K 87 1
                                    

🍁

"Kita pada mau ke salon. Lo pada mau ikut?" Tanya Joanna ke Sean Cs.

"Mau donk cyin. Kita kan juga mau perawatan." Jawab Roman dengan jari lentik melambai di sambut gelak tawa teman-teman nya.

"Kita cabut aja ya. Ketemu ntar malem." Kata Sean.

"Oke. Tempat biasa." Jawab Joanna.

"Sip. See you angels" Kata Sean dan melihat ke arah Callie lalu mengedipkan sebelah mata nya.

Sepanjang sore Callie Cs menghabis kan waktu di tempat Spa dan salon untuk persiapan acara Friyay mereka nanti malam.

"Call.. cerita donk tentang mantan lo yang mirip malaikat itu?" Joanna membuka pembicaraan saat mereka sudah sampai di sebuah restaurant favorite mereka.

"Gak ada yang menarik, Jo."

"Ya kenapa lo bisa putus? Sayang banget Call. Seganteng itu pula."

"Ya gak cocok aja, males ah gw bahas masa lalu." Tutup Callie.

"Idih lo mah. Susah banget mau terbuka."

"Dah yuk, pesen makan. Dah laper."

"Perasaan lo laper mulu, kayak bumil aja."

"Eh. Sialan lo. Amit-amit ya." Omel Callie.

Joanna hanya tertawa melihat ekspresi ngeri Callie.

🍁🍁

Jam baru menunjukkan pukul 9 malam, tapi Tempat tongkrongan Callie CS sudah penuh sesak seperti biasa.

Ini hari jumat dan hampir sebagian besar anak muda di kota Jakarta menghabiskan waktu dengan nongkrong.

Malam ini Joanna memutuskan memesan ViP room supaya mereka bisa dance dengan leluasa tanpa harus bersesak-sesakan dengan pengunjung lain.

"Hallo.. great weekend." Ucap Trixie entah pada siapa, ketika mereka sudah sampe di ViP room.

"Lo udah info Roman, Gi?" Tanya Joanna.

"Udah kok. Dia sama Sean udah on the way." Jawab Gianna.

"Tumben si teletubbies cuma berdua." Tanya Callie, berusaha agar pertanyaan nya tidak terkesan dia mempertanyakan ketidak hadiran Arthur.

"Gak tau, Roman gak bilang sih." Ujar Gianna seraya mengangkat bahunya santai.

"Yah.. gak ada Arthur." Trixie terdengar pura-pura kecewa.

"Trix.. Trix.. lo masih aja muja si ketus itu. Jelas-jelas dia gak pernah gubris lo." Celetuk Joanna.

"Justru cowok begitu buat gw makin greget.. lagian kalo ada Arthur kan lumayan buat cuci mata." Trixie terkekeh.

"Coba aja ya si Ketus itu gak jutek-jutek banget, mungkin cewek 1 kampus udah ngantri deketin dia." Ekspresi Joanna seakan menyayangkan fakta itu.

"Dia kan homo." Celetuk Callie.

"Ngaco." Joanna membela.

"Kan dia sendiri yang bilang." Callie mengingatkan.

"Dah. Gak usah debat. Mau homo apa gak, paling gak wajah dewa yunani nya Arthur terbaik buat cuci mata." Trixie berujar menutup perdebatan Joanna dan Callie.

"Jumpa lagi, angels." Kata Sean saat pintu di buka.

Benar saja dia hanya bersama Roman.

Kemana Arthur? Callie bertanya dalam hati.

"Haii... teletubbies minus 1." Jawab Callie seraya berlalu menuju balcon.

Sean dan Roman hanya tertawa.
Roman segera menghampiri Gianna dan mencium nya mesra.

Sean mengambil minuman dari meja dan mendatangi Callie, Joanna dan Trixie yang sedang menikmati pertunjukkan DJ dari balcon ruangan itu.

"Arthur mana?" Tanya Trixie.

"Gak tau. Gw telp gak diangkat. Tapi gw udah tinggalin chat sih suruh nyusul kesini." Kata Sean.

"Ohh..." kata Callie dalam hati.

Satu jam berlalu.
Malam semakin larut dan tempat itu semakin ramai ditambah dentuman music yang semakin keras.

Callie hanya duduk seraya memperhatikan Sean, Joanna dan Trixie bergoyang.

Sedang kan Gianna seperti biasa, sibuk bercumbu dengan kekasih nya itu.

"Call. Kok duduk aja sih. Join sini." Panggil Trixie.

"Duluan. Gw masih mager." Jawab Callie.

Beberapa saat, Callie berdiri dan memutuskan melihat-lihat dari balcon saja daripada ikut menggila bersama Joanna cs apa lagi harus melihat Gianna dan Roman sibuk bercumbu.

Tidak bisa di pungkiri, sedari tadi pikiran Callie dipenuhi tentang Arthur.

Ya, Cowok sialan itu.

-TH-

LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang