Pagi itu hari begitu cerah, matahari bersinar dengan hangat. Nyanyian kicauan burung dengar merdu bersautan mengiringi langkah Taeyong yang penuh dengan kebahagiaan di pagi ini.
"Akhirnya... Aku bisa membuka tokoku." Ujar Taeyong sambil tersenyum memandang sekitarnya. Hari begitu hangat seperti hatinya.
Iya, dia akan membuka toko kue perdananya hari ini. Setelah hanya berjualan biasa melalui pesanan akhirnya dia mampu membuka toko miliknya.
Taeyong berjalan menuju tokonya saat tiba-tiba dia melihat seorang anak kecil yang menyebrang jalan tanpa tau ada mobil yang melaju di dekatnya.
Tanpa menunggu lagi, Taeyong yang kebetulan dekat di sana langsung berlari juga untuk menyelamatkan anak itu. Dia berlari sekuat tenaga untuk menangkap anak kecil tadi.
Tit tit tittttttt
Suara gesekan ban dan aspal di sertai suara decitan kencang membuat orang yang ada di sana langsung terkejut.
Taeyong terjatuh sambil memeluk tubuh anak kecil tadi, dia tidak tertabrak dan sempat menghindar tadi. Semua orang langsung berkumpul, menolongnya.
Pemilik mobil tadi keluar, saat Taeyong sudah di bantu berdiri oleh orang di sana, anak tadi langsung di hampiri oleh kedua orangtuanya yang langsung memeluk nya.
"Anda kalau jalan bisa pake mata tidak??" Bentak sang pemilik mobil, Taeyong terkejut dong. Padahal pemilik mobil ini salah juga karena melaju dengan kecepatan di atas batas yang di berikan di jalan itu.
"Maaf? Seharusnya saya yang bertanya apakah anda tidak bisa membaca rambu-rambu batas kecepatan?" Taeyong melawan dong, dia tidak terima disalahkan karena dia memang tidak salah.
"Cih, anda berlari menyebrang dengan sengaja agar seolah saya menabrak anda dan anda bisa meminta ganti rugi kan?? Baiklah, taktik lama." Pemilik mobil tadi langsung mengeluarkan dari dalam kantong jas nya. Dan langsung menyodorkan nya pada Taeyong dengan wajah angkuhnya.
"Ambil kembali uang anda, saya tidak butuh." Habis bilang gitu Taeyong berterima kasih terlebih dahulu kepada orang-orang yang tadi menolongnya. Dia pun langsung pergi dari sana sebelum dia lebih emosi dan terlambat membuka tokonya.
"Aaahh, benar-benar!" Pemilik mobil tadi pun masuk ke kembali di dalam mobilnya tanpa peduli apapun, dia langsung menjalankan mobilnya pergi dari sana.
Taeyong menahan segala emosinya, di depan tokonya sudah berdiri Jungwoo dan Winwin yang biasa membantunya.
"Maaf ya, saya telat... Tadi ada masalah sebentar." Ujar Taeyong.
"Tidak apa-apa. Tapi tangan Hyung kenapa?" Tanya Jungwoo saat melihat siku Taeyong yang terluka.
"Oh, tadi jatuh. Ayo kita buka toko kita. Mari berdoa dulu." Jungwoo dan Winwin adalah teman Taeyong keduanya bekerja untuk Taeyong dari Nol sampai sekarang.
Mereka bertiga berdoa semoga apa yang mereka lakukan sekarang pasti sukses di kemudian harinya.
Taeyong membuka kunci gembok tokonya dan resminya toko itu terbuka.
***
"Yo bro! Telat sekali."
"Diamlah John, aku sedang tidak mood. Ayo kita mulai rapatnya." Jawab seseorang yang di sapa tadi pada asisten nya
"Ohio, sudah telat. Marah-marah lagi, Bos Jung Jaehyun memang berbeda." Ejeknya, Orang yang panggil Jaehyun tadi langsung menatapnya tajam.
"Kau bicara lagi, aku akan cari asisten baru." Ancamnya, mereka berdua sambil berjalan menaiki lift di kantor megah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny [Jaeyong]
Ficción GeneralJung Jaehyun adalah seorang single Parent yang merawat anak satu-satunya Jung Jeno, yang terlahir tanpa mengenal siapa ibunya. Karena ibunya meninggal saat melahirkan dirinya. Menjadi seorang ayah dan ibu sekaligus untuk anaknya membuat Jaehyun memi...