56. Kejadian konyol

807 67 0
                                    

Keysa keluar dari ruang kelas Mawar sambil membawa buku-buku tulis di tangannya. Hari ini ia merasa tubuhnya kurang sehat dan akhirnya memilih lebih cepat mengakhiri proses belajar mengajar. Ia ingin istirahat sebentar.

"Keysa?" panggil Sari yang kebetulan keluar dari ruang guru.

"Oh Sari. Mau ngajar lagi?" tanya Keysa di ambang pintu.

"Iya gue mau ke kelas. Lo udah selesai ngajar? Tumben lebih cepat dari biasanya."

Keysa mengangguk singkat.

"Iya nih." jawab Keysa seadanya.

Sari mengerutkan alis nya terkejut melihat wajah Keysa yang tampak pucat. Kedua tangan nya reflek memegang bahu Keysa.

"Muka lo pucet banget, Key. Lo sakit?"

"Masa sih?" Keysa meraba pipinya.

"Iya lo pucet. Pusing nggak? Atau pandangan lo kunang-kunang?"

"Nggak juga. Seriusan deh gue nggak apa-apa, Sar." ujar Keysa meyakinkan.

Sari yang tak percaya langsung menaruh telapak tangannya di kening Keysa. Sayangnya si empunya jidat hanya bisa terdiam pasrah. Sari merasakan suhu tubuh Keysa yang perlahan menembus kulitnya.

"Agak hangat sih. Yakin nggak apa-apa?"

"Iya loh. Ya ampun."

"Oke. Kalo ada apa-apa bilang ya. Biar gue mintain izin kepala sekolah supaya lo bisa pulang."

"Iya-iya." jawab Keysa gemas.

"Gue ke kelas dulu ya. Habis jelasin materi ke muridx ntar gue ambilkan obat di uks. Tunggu ya."

"Makasih, Cantik." Keysa mengusap-ngusap lengan Sari lalu bergegas masuk ke ruangan.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah tiga puluh menit Keysa menyandarkan kepalanya di atas meja sambil menarik hembus nafas nya yang terasa panas. Keysa mengangkat kepalanya lalu meraba keningnya sendiri. Mungkin obat dari Sari belum bekerja sepenuhnya.

Pasti karena kehujanan tadi malam dan ia tidak membilas rambutnya yang basah kena hujan. Baru hendak bangkit, Keysa sedikit terpelonjak kaget saat seorang anak kecil tengah mengintip di ambang pintu.

Keysa segera menghampiri nya sambil memegang tangannya dengan gemas.

"Nasya, ada apa sayang?" tanya Keysa sembari membungkuk.

"Bu Keysa udah makan siang belum?" tanya nya polos.

"Belum. Nasya mau makan siang sekarang?"

Nasya mengangguk malu.

"Yaudah kita makan diluar yuk. Sekalian nanti beli es krim." Keysa berseru ceria.

Disambut pekikan Nasya yang tak kalah gembira seraya mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi.

"Iya Nasya mau, Bu." sahutnya.

"Sebentar Ibu ambil tas dulu ya."

Keysa memesankan Nasya nasi putih dengan lauk ayam krispi di kedai makan dekat sekolah Happy Kid. Kebetulan belum waktu jam makan siang makanya belum ramai orang disana. Nasya sangat antusias menyuapkan ayam potongan besar ke mulutnya. Sampai-sampai beberapa nasi tak berhasil masuk ke mulut kecilnya.

Keysa tergelak ringan melihat kelakuan Nasya lalu mengutip nasi yang menempel di pinggir bibirnya.

"Pelan-pelan makan nya. Liat ini nasinya nggak bisa masuk." ujar Keysa gemas.

"Nasya senang kalau makan nya barengan sama Bu Keysa. Nasya mau nya setiap hari bisa kayak gini." katanya tanpa beban.

Keysa terkesiap dan bibirnya perlahan melengkung simetris. Kesedihan tadi malam sekonyong-konyong datang lagi menggerayangi dirinya.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang