Keysa membalas tatapan mata Nelsen yang kini memandang sendu ke arahnya. Keysa menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Ia memantapkan hatinya menghampiri Nelsen.
Pria itu hanya diam menunggu Keysa berhenti di dekatnya. Senyuman Nelsen tertahan di wajahnya. Keadaan saat ini belum menyuruhnya untuk tersenyum. Bisa-bisa Keysa salah paham lagi padanya.
"Hai." sapa Nelsen lebih dulu.
"Hai." Keysa mengembangkan senyum terpaksa.
Situasi mendadak canggung. Mereka sibuk mencari pembicaraan yang bisa memecah kecanggungan yang merajai kedua insan itu.
"Kamu mau pergi ngajar?" tanya Nelsen kaku.
"Iya." jawab Keysa singkat.
"Udah sarapan?"
"Udah."
"Oh udah ya. Kalo gitu mau pergi bareng? Sekalian aku antar ke sekolahan."
Keysa menggeleng tipis sambil tersenyum hangat. Ia berusaha untuk terlihat tetap tenang walau dalam hatinya sudah seperti di sayat-sayat. Keysa tak ingin salah paham lagi.
"Aku bisa pergi naik bis."
"Aku juga bisa antar."
"Aku nggak mau ngerepotin."
"Sama sekali nggak repot."
Keduanya sama-sama terdiam usai Nelsen menjawab semua penolakan Keysa. Keheningan mulai kembali menyerang. Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan diri nya untuk tidak luluh.
"Kalo gitu aku permisi." ujar Keysa sedikit menunduk lalu bergegas pergi.
"Ah tunggu." cegah Nelsen. Namun tak di respon oleh Keysa. Ia tetap beranjak.
Nelsen menoleh kebelakang mengikuti kepergian Keysa yang kian menjauh. Tidak seperti ini harusnya. Ia pun berbalik sejenak mengunci mobilnya lalu mengambil ponselnya, Nelsen memilih berlari mengejar Keysa meninggalkan mobilnya disana.
Nelsen menghentikan langkahnya mengejar Keysa. Terlambat. Entah secepat apa Keysa melangkah tapi gadis itu sudah berada jauh sekali di ujung jalan sana. Tak mungkin Nelsen mengejarnya toh pasti ia akan langsung naik ke dalam bis.
Sembari berkacak pinggang di depan rumah Keysa, Nelsen menatap kepergian gadis itu sambil mendecak kan lidahnya. Sepertinya gadis itu benar-benar marah padanya. Ia terlihat berbeda dari biasanya. Keysa yang bersifat hangat, ramah dan murah senyum hari ini sangat dingin dan datar. Berbeda sekali.
"Sebesar itu kah salahku?"
*****
Keysa mengambil duduk di dekat kaca. Bis pagi selalu ramai penumpang begini. Rata-rata mereka adalah para pelajar yang ingin berangkat sekolah. Untunglah ia tidak berdiri seperti hari biasanya karena masih ada beberapa bangku kosong tersisa.
Keysa memasangkan headset ke telinganya berniat meminimalkan suara bising di sekitarnya. Menyenangkan jika ada orang yang bisa ia ajak bicara. Nyatanya ia sendirian.
Sedetik kemudian Keysa larut dalam senandung musik yang ia dengarkan. Begitu menikmatinya sampai ia tak sadar ada seseorang yang sudah duduk disebelahnya. Keysa mengacuhkan orang itu dan tetap menatap ke luar jendela.
Sesekali jemarinya bergerak ria mengikuti alunan musik.
"Ibu duduk disini ya, Neng." izin seseorang disamping Keysa bersuara.
Keysa langsung menoleh seraya melepaskan headset nya. Wanita tua itu menepuk pelan paha nya hingga menyadarkan dirinya.
"Oh iya, Bu. Boleh silahkan." Keysa tersenyum ramah sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020