40. Persiapan perayaan

1.1K 62 2
                                    

20 menit sebelum Nelsen tiba

"Menurut kamu Nelsen akan datang nggak, Key?" tanya Ny. Dina sambil mengiris-ngiris cabai.

Keysa dan Ny. Dina duduk berhadapan di lantai dapur rumahnya. Kedua tangan mereka sibuk meracik bumbu masing-masing. Keysa masih bercengkrama dengan tauge-tauge nya.

"Ya nggak mungkin lah, Bun. Nelsen kan lagi sibuk kerja."

Ny. Dina menghela kecewa. Keysa jadi merasa bersalah. Ia tidak tahu seberapa yakinnya Ny. Dina kalau Nelsen akan datang.

"Makanya Bunda seharusnya dari awal jangan ngundang Nelsen. Kan jatuhnya Bunda jadi nungguin Nelsen datang."

"Emang salahnya apa sih. Niat Bunda kan baik."

"Iya tapi kan, Bun."

"Pokoknya Bunda yakin Nelsen akan datang." keukeuh Ny. Dina kembali semangat.

"Bunda! Aku kan udah bilang aku sama Nelsen itu nggak punya hubungan spesial." rengek Keysa bak anak kecil.

"Kamu mau Bunda jodohin sama anaknya Bu Amir?"

Keysa mendelik lebar. "Si Jono!" tebak Keysa histeris.

"Eh namanya John." ralat Ny. Dina.

Keysa menggeleng kuat. Seketika tubuhnya bergedik ngeri membayangkan sosok Jono yang hobi bernyanyi dangdut di pesta-pesta desa dan terkenal karena penampilannya yang suka memakai pakaian warna norak. Sungguh itu tidak sesuai dengan warna kulitnya yang gelap.

"Mau Jono kek, Jontor kek. Aku ogah sama dia. Ya ampun Bunda rela anak Bunda yang cantik jelita ini nikah sama orang gila dangdut itu?" Keysa tak kuasa menahan kegeliannya.

"Iya kalo kamu nolak Nelsen terus, terpaksa deh Bunda jodohin sama Si John." jawab Ny. Dina enteng.

"Bunda!" teriak Keysa merajuk.

"Nelsen aja. Bunda bilang Nelsen ya Nelsen. Bunda ini kan udah pengalaman. Masa kamu ragu in Bunda sih, Key."

Keysa tercengang melihat keteguhan Ny. Dina sampai sebegitu meyakini Nelsen yang terbaik untuknya. Yasudah lah Keysa ikuti saja kemauan Bunda nya.

"Zalza jam berapa mau kesini?" tanya Ny. Dina teringat anak bungsu nya belum tiba.

"Katanya siang. Habis pulang sekolah, Bun."

"Kamu yakin dia sekolah kan?" Ny. Dina berubah curiga.

Bola mata Keysa bergerak tak pasti. Ia pun ragu. Perlahan ia mengangguk.

"Mungkin."

"Auh, kan beneran kan udah Bunda bilang sekolahnya di desa aja masih juga mau sekolah di kota. Ini nih sebabnya." omel Ny. Dina.

Keysa diam saja menelan bulat-bulat omelan Ny. Dina yang seharusnya di terima Zalza bukan dirinya.

"Eh itu siapa ya di depan kok Ayah kayak lagi ngomong sama orang." Ny. Dina mengintip dari ambang pintu dapurnya.

"Zalza paling." sahut Keysa tak begitu peduli.

"Iya ya? Bunda ke depan dulu ya."

"Iya, Bun."

Sayangnya jarak dapur ke restoran lumayan banyak hambatan. Beliau pun meninggalkan pekerjaan nya. Ny. Dina sangat penasaran dan beranjak ke depan ingin melihat siapa orang yang datang itu.

"Apa gue tanya aja ya ke Nelsen dia bisa datang besok atau nggak? Tapi nanti dia ngira gue terlalu berharap lagi. Ahh! Enggak tau ah itu urusan Bunda aja gue pusing!" Keysa berdiri membawa serta baskom tauge hendak mencucinya.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang