Hanan, Nelsen, Zalza dan Keysa duduk bersebelahan di sofa ruang tv Keysa sembari menikmati segelas teh hangat. Ini bukanlah forum bersantai tapi lebih seperti ruang interogasi. Tak ada satupun dari mereka yang membuka suara.
Zalza menyenggol siku Keysa menyarankan agar ia yang lebih dulu menjelaskan pada mereka. Namun aksi Zalza barusan malah tidak digubris nya.
"Maaf sebelumnya, pak Nelsen. Ini Hanan teman saya waktu sekolah dulu." ujar Keysa yang sudah mengumpulkan nyalinya.
Nelsen melirik Keysa lalu beralih ke Hanan sekilas kemudian mengangguk paham. Pantas saja pria itu dekat dengan adik Keysa ternyata mereka teman sekolah. Batin Nelsen.
"Oh iya begitu ya." canggung mulai terasa.
"Loh, Key. Lo kan harusnya jelasin ke gue kenapa jadi jelasin ke bos gue?" tanya cela Hanan tak terima.
"Bu-bukan gitu, Han. Pelan-pelan dong!" teriak Keysa namun hanya gerakan mulutnya.
Zalza menoleh ke Keysa yang nampak sudah berkeringat dingin.
"Kak Hanan ini kak pak Nelsen gebetan kak Keysa yang aku bilang tadi. Pak Nelsen ini Hanan teman kakak saya. Jangan salah paham ya. Mereka juga baru-baru aja ketemu sejak 10 tahun pisah." celetuk Zalza lalu ia menyengir tanpa dosa.
Keysa dibuat kalang kabut saat mulut rembes Zalza berucap. Oh dikasih makan apa anak itu sama Mumu! Kenapa dia bijak sekali!!
"Gebetan?" ulang Nelsen kaget.
"Oh bukan gitu! Bukan gitu!" kedua tangan Keysa terangkat ke depan Hanan dan Nelsen.
Tanpa segan Keysa mencubit lengan Zalza seraya berbisik. "Enyah sana! Sebelum kamu ku habisin disini." ujar Keysa bak iblis.
Sedetik kemudian Zalza langsung bangkit mengambil langkah seribu keluar dari forum menegangkan itu.
"Jadi kamu punya hubungan sama pak Nelsen?" desak Hanan lagi.
"Hubungan? Oh nggak lah! Jadi gue sama pak Nelsen itu lagi ada urusan kerjaan. Makanya dia datang kesini. Benar begitu, pak Nelsen?"
"Iya benar." jawab Nelsen tanpa pikir panjang.
Hanan mengangguk berkali-kali sambil memindahkan sikunya ke atas lutut mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Oh jadi gitu. Ku kira apa yang dikatakan Zalza tadi benar."
Nelsen menyilangkan kaki jenjangnya seraya menaikkan satu alisnya. Jiwa-jiwa arogannya mulai muncul ke permukaan.
"Kalau benar apa ada masalah?" katanya sadis.
Keysa melongo melihat kedua manik mata Nelsen yang seperti ada percikan api disana. Ia menatap Hanan lekat. Apa yang mereka lakukan? Apa mereka sedang adu mata? Kalau dibiarkan berlama-lama mereka di tempat yang sama akan ada pertumpahan darah disini. Keysa tak mau itu terjadi.
"Liat ini! Aduh udah masuk jam kerja nih! Hanan kamu sebaiknya balik ke kantor gih. Pasti kerjaan kamu numpuk kan." Keysa memaksa Hanan berdiri dan menggiringnya ke depan pintu.
Pria itu pun tak bisa menolak dan mengikuti saja tarikan Keysa yang lebih kuat dari nya.
"Tapi Keysa?"
"Bye! Makasih ya udah mampir. Kapan-kapan kita ketemu lagi oke." Keysa mendorong Hanan pelan keluar rumah lalu melambaikan tangannya.
"Oke." jawab Hanan terpaksa menerima dirinya di usir paksa dari sana.
Sepeninggal Hanan. Nelsen masih duduk disana sambil menyilangkan kedua kaki dan tangannya. Ada satu orang lagi yang harus ia singkirkan. Tapi bagaimana caranya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020