52. Ini bukan mimpi!

915 63 1
                                    

Assalamualaikum, semuanya👋👋
Alhamdulillah KEYSEN bisa update lagi nih padahal nggak terasa ya minggu ini udah masuk hari jumat aja :)

Sebelum baca part ini, aku mau kasih tahu dulu nih ke teman-teman sekalian kalau cerita KEYSEN ini hampir memasuki part-part akhir T_T

Sedihnya, tapi mau gimana lagi yaa ;)
Sebenarnya aku bingung mau pilih hiatus dulu atau langsung tamatin aja. Tapi setelah di pertimbangkan lagi sebaiknya KEYSEN tamat T_T

Terima kasih juga untuk support dengan kasih vote dan komen kalian untuk cerita KEYSEN :D

Semoga selalu suka KEYSEN dan tunggu terus kelanjutan ceritanya yang hampir memasuki babak akhir.

Aku usahain bakal update lebih cepat dan sering

Selamat membaca :)

****

Keysa Anjalia Reva, mencoba mengangkat kelopak matanya walau terasa amat berat, ketika samar-samar seberkas cahaya mulai merambat masuk dari celah pintu balkon.

Keysa sengaja meninggikan selimutnya sampai batas bawah dagu. Menikmati suasana pagi yang entah kenapa berbeda dari pagi sebelumnya. Belum memulai hari ini, Keysa sudah bisa merasakan aura-aura gemilang menggeluti hatinya.

Diliriknya sekilas jam dinding berbentuk bundar berwarna putih itu lalu mengembangkan seulas senyum. Masih ada waktu batin nya. Keysa menggeliat ke kanan ke kiri sebelum benar-benar beranjak meninggalkan kasur kebesarannya.

Teringat ia baru bisa tertidur jam dua pagi. Setelah Nelsen pulang. Tunggu! Nelsen?

Keysa tersentak, terdiam sejenak, otak cantiknya belum bisa mencerna baik akan ingatan tadi malam yang membuatnya tidur larut malam. Tapi apa ya?

"Akh!" Keysa terlompat kaget.

Cepat-cepat ia menyingkap selimut yang menutupi setengah badannya lalu melesat bak kilat ke kamar mandi. Kedua tangannya bertumpu pada tepian wastafel. Keysa memandangi dirinya di pantulan cermin bundar.

Bayangan akan Nelsen seolah tertutup kabut gelap yang menggeluti momen nya. Keysa tak bisa menjangkau apa yang seharusnya ia ingat. Sampai akhirnya...

Tangan Keysa bergerak cepat meraba bibirnya. Matanya melebar sempurna begitu di benaknya tercetus penyebab ia merinding saat menyebut nama Nelsen. Sedetik kemudian ia mendekat ke cermin lagi sambil memajukan bibirnya. Ia sungguh tak percaya akan ingatan konyol barusan.

"Apa ini? Apa kami beneran ciuman?"

"Ciuman? Gue sama Nelsen?"

"Tapi kenapa bisa? Jangan bilang gue yang mulai deluan?"

"Oh nggak mungkin."

Keysa bergegas keluar kamar menuju ruang tamu hendak memastikan. Tempat hal gila itu terjadi. Setahu nya, mereka tidak mengkonsumsi alkohol tadi malam karena memang tidak menyimpan minuman itu. Lalu apa Nelsen melakukannya dengan sadar!

Tubuh Keysa mendadak merinding saat melihat pintu yang mengarah ke balkon. Ingatannya semakin kuat.

"Gue tadi malam berdiri disitu." tunjuk nya sambil memandang ngeri.

"Gue cerita ke Nelsen tentang Audrey. Terus itu gue nangis. Gue nangis nggak ya? Hmm iya-iya kayaknya gue nangis." ucapnya bak orang linglung.

"Iya! Kami ciuman disitu kan?"

"Ahhh!!" pekik Keysa langsung berjongkok menjambak rambutnya sendiri.

"Mati aja deh gue." umpatnya.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang