Hari kedua Keysa berada di rumah sakit dan semalam pasca operasi nya. Dan sampai hari itu juga gas sisa yang di tunggu tak kunjung keluar. Mau tidak mau ia harus tetap menginap dirumah sakit sampai bisa dipastikan pencernaannya kembali normal.
Mumu membantu Keysa mendorong kan standar infusnya ke taman rumah sakit karena ingin mencari udara segar. Keysa mulai merasa bosan diam di dalam kamar rawat itu. Langkah demi langkah Keysa berhasil menapakkan kaki di area taman. Luka sayatan di perut Keysa masih terasa ngilu. Disana pun ramai pasien lain yang sedang duduk bersantai. Menikmati angin pagi.
"Kita duduk disini aja." suruh Mumu tak mau Keysa berjalan lebih jauh lagi.
"Hmm."
Keysa menghentikan langkahnya dan mendaratkan bokong nya di bangku panjang taman. Mumu mengambil duduk di sebelahnya.
"Akhirnya gue bisa menghirup udara segar juga." Keysa memejamkan matanya sambil mengadah ke langit.
Sebelah mata Mumu memicing sinis melihat ulah Keysa yang terkesan lebay. Namun ia hanya bisa diam dan memaklumi.
"Makasih ya, Mu. Udah repot-repot jagain gue sampai lo bolos kerja." ungkap Keysa masih menikmati angin.
"Ini nggak gratis ya, Key. Lo harus bayar gue pas udah sembuh, gue nggak mau tau pokoknya." kecam Mumu bercanda.
"Oh ya ampun. Gue baru mau serius ya." sahut Keysa geram.
"Gue juga serius kali. Ini nggak gratis."
"Iya tenang aja sih nanti gue traktir lo makan enak." ujar Keysa.
"Makan enak gue nggak bisa. Gue lagi diet. Yang lain."
Keysa menoleh datar ke arah Mumu yang juga sedang menatapnya. Kenapa ia merasa sedang di manfaatkan sahabat sendiri? Keysa menepuk bahu Mumu. Mereka beradu tatap beberapa detik sampai akhirnya serempak berseru kencang seperti habis mendapat kan lotre jackpot.
"BELI TAS!" seru keduanya semangat tanpa memperdulikan sekitar yang terkejut mendengar suara mereka.
Keduanya menyeringai tanpa malu sambil kembali mengadah ke langit biru pagi.
"Lo kira-kira mau dengar cerita nggak, Key?"
"Cerita apa?"
Mumu diam sebentar sebelum akhirnya ia memutar duduknya menghadap Keysa. Wajahnya berubah serius seolah ada sebuah kasus besar yang menimpa dirinya dan ini benar-benar bahaya. Keysa jadi heran dan berusaha tetap tenang mendengar cerita Mumu.
"Ini tentang teman kantor gue ya. Jadi gini Key ceritanya. Gue punya teman. Nah, teman gue ini punya teman cowok, mereka udah berteman sejak SMA tapi entah sejak kapan si cowok ini mulai bersikap beda ke temen gue. Bedanya tu dia kayak lebih care sama temen gue. Aneh kan? Terus karena lama kelamaan temen gue ngerasa canggung sama cowok itu. Masa dia yang nanya deluan sih tentang hubungan mereka. Nggak masuk akal kan karna dia cewek. Menurut lo gimana, Key?"
Keysa mencerna baik-baik curhatan hati Mumu barusan. Kepalanya sesekali mengangguki. Kemudian Keysa mantap memandang Mumu jeli.
"Kalo lo penasaran ya tanya aja langsung sama Hanan. Ngapain juga lo bingung nggak karuan sendiri." celetuk Keysa yang tahu sejak awal cerita itu tentang masalah Mumu dan Hanan.
Hanya saja Mumu terlalu malu menceritakan nya secara langsung karena mereka pun sama-sama berteman baik lalu Mumu pun memilih mengganti nama tokohnya. Sedangkan Keysa langsung menyadari gelagat aneh Mumu yang mengatakan itu adalah cerita temannya. Setahu Keysa Mumu tak pernah tertarik dengan masalah percintaan orang lain. Sungguh Mumu tak ahli menyembunyikan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020