66. Best moment

1.2K 80 3
                                    

Jari jemari Keysa sibuk mengetikkan sesuatu di layar ponselnya. Ia mengirimkan pesan pada Mumu, menanyakan apakah Nelsen sedang di kantor. Karena Keysa sudah berulang kali menelfon Nelsen tapi panggilan Keysa tidak di angkat dari tadi. Tapi tampaknya Mumu juga sedang tidak memegang ponselnya.

Keysa mulai cemas sambil menggigit kuku. Tatapannya tak sedetik pun pindah dari laman pesan. Tidak ada balasan dari Mumu maupun Nelsen. Ah tidak bisa begini. Lagipula kenapa bus ini lama sekali lajunya.

Sekali lagi Keysa mencoba menghubungi Nelsen. Mulutnya berkomat-kamit melatunkan doa agar Nelsen segera mengangkatnya. Kedua kakinya tak bisa diam seiring suara dengungan di telinganya.

Angkat. Angkat. Angkat. Batin Keysa penuh harap. Suara dengungan berhenti. Keysa tersentak. Seketika lidahnya terasa kelu. Tak ada jawaban dari seberang sana. Mungkin Nelsen juga sangat terkejut dan menunggu.

"Halo, Nelsen? Ini aku." Keysa langsung mengatup bibirnya.

Hening sejenak.

Jantungnya berpacu lebih cepat dari beberapa detik sebelumnya. Menelan ludah pun terasa menyakitkan bak menelan kerikil.

"Nelsen?" ucapnya merasa aneh hanya hening.

[Kenapa kamu baru nelfon sekarang?]

Suara Nelsen terdengar berat dan dingin. Nyali Keysa berkurang 99% dari beberapa detik lalu.

"Maaf." sahutnya seraya menunduk.

Hanya kata 'maaf' yang tercetus di benaknya.

[Kamu dimana sekarang?]

"Aku? Aku lagi di..." omongan Keysa terputus saat Nelsen menyela lebih dulu.

[Kirim alamatnya. Aku kesana sekarang.]

"Tapi aku lagi di jalan. Aku telfon kalau udah sampai."

[Yasudah.]

Hening kembali.

Keysa baru akan mematikan panggilan sebelum terdengar suara lagi dari Nelsen.

[Hati-hati.] katanya lalu panggilan berakhir.

Keysa tertegun sejenak. Dadanya naik turun. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Keysa mengerjap-ngerjapkan matanya sembari menjauhkan ponsel dari telinganya. Kenapa rasanya berbeda sekali mendengar Nelsen memperingati nya agar berhati-hati.

Setelah puing-puing masalah yang mengusik hubungan mereka lalu, apakah secuil perhatian yang di tunjukkan Nelsen barusan menjadi suatu yang asing lagi bagi Keysa? Entahlah, dirinya sendiri pun dibuat bingung.

****

Keysa tiba di tempat tujuannya. Taman yanv menjadi tempat singgah favorit nya. Keysa segera berlari ke tengah taman sambil sesekali celingukan. Ia baru ingat kalau belum menghubungi Nelsen. Keysa menarik ponsel dari saku belakang celananya kemudian membuat panggilan ke Nelsen.

Keysa mendengus kesal saat hanya terdengar suara sambungan tanpa jeda. Ia mengulangi lagi panggilan itu sampai akhirnya seseorang di belakangnya baru saja menampel tangannya. Lebih tepatnya merampas ponselnya.

Keysa yang kepanikan langsung berbalik detik itu juga dan seketika mendelik lebar. Barusan ia mengira ponselnya hendak di jambret. Namun kenyataan yang ditangkap mata kepalanya bukan lah seorang laki-laki dengan penampilan mengerikan dan muka sangar. Bukan itu!

"Aku udah disini." ucap Nelsen sambil mengayun-ngayun ponsel di samping wajahnya.

Keysa terdiam sambil menurunkan pandangannya. Kegelisahan mulai singgah.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang