Mereka sampai dirumah Nelsen. Pria itu buru-buru keluar dari mobilnya berusaha menggapai handle pintu sebelum Keysa yang membuka pintunya sendiri.
Keysa terkekeh pelan melihat aksi heroin Nelsen ketika ia sedikit menekuk lututnya lalu menyediakan satu tangan sebagai pegangan Keysa turun.
"Silahkan." katanya dengan suara amat lembut.
"Terima kasih." Keysa tak bisa mencegah tawanya menyembur.
"Lebay ya?" tanya Nelsen malu.
"Nggak kok. Keren."
"Keren?"
"Hmm. Semua yang ada di kamu itu keren." tambah Keysa.
Nelsen membalas celotehan Keysa lewat lirikan ekor mata.
"Aku tahu itu." sahut Nelsen dengan sebelah alis terangkat angkuh.
****
Ny. Emma menyambut kedatangan mereka dengan atusias dan sebuah pelukan hangat menanti Keysa. Gadis itu segera maju ketika Ny. Emma merentangkan tangan dan berjalan ke arahnya. Beberapa detik Keysa merasakan kehangatan menyelimuti dirinya.
Sebelum menuju ruang utama, mereka sejenak bercakap-cakap seputar kabar masing-masing sambil sesekali bertukar tawa. Ketiganya berjalan beriringan ke ruang utama. Namun, mata Keysa menangkap sebuah pemandangan yang membuat langkahnya mendadak berat. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Foto keluarga kecil Nelsen yang sebelumnya digantung menggunakan bingkai berukuran besar sudah tidak terlihat lagidisana. Tempat kosong pada dinding tamunya sudah digantikan oleh sebuah lukisan pemandangan desa lama. Keysa terkesiap.
Keysa tak tahu apakah saat ini ia salah jika merasa senang. Di satu sisi Keysa juga merasa masih terlalu dini untuk senang. Entah lah.
"Kita ngobrol di ruang tengah aja ya, Keysa." suara Ny. Emma sukses menyadarkan lamunan Keysa.
"Iya, Tante." kata Keysa yang gelagapan dan buru-buru mengangguk.
"Kok Tante lagi sih. Risih ni telinga Mami dengar nya. Panggil Mami. Iya?" paksa Ny. Emma terlihat keinginannya tak boleh ditolak.
Keysa tersenyum gugup seraya melirik Nelsen yang hanya mengangguk ringan.
"Iya, Mami." gumam Keysa.
"Nah gitu dong, Keysa. Kan enak di dengarnya. Jadi kamu harus biasakan manggil Mami dari sekarang ya."
'Dari sekarang?' Keysa membatin. Ia tidak paham apa maksud kalimat itu.
"Iya, Mami." ucapnya pelan dan gugup.
Keysa tertegun mendapati Nelsen tengah memandangnya lalu saat mata mereka bertemu, Nelsen berucap tanpa suara. Keysa dapat mengartikan gerakan bibirnya mengatakan 'kamu berhasil'. Apa lagi maksudnya ini?
"Semuanya sudah lebih baik kan sekarang?" tanya Ny. Emma.
"Sudah, Mi." jawab Nelsen.
Keysa lagi-lagi hanya bisa tersenyum dan mengangguk tanpa tahu obrolan seperti apa yang berlangsung di hadapannya. Sangat membingungkan topik pembicaraan dua orang ini.
"Syukurlah. Kecemasan Mami akhirnya berakhir."
"Nggak ada yang perlu Mami cemaskan. Aku kan udah bilang, aku akan menyelesaikan nya dengan sebaik mungkin." ujar Nelsen.
"Kamu benar. Mami nggak salah mempercayakan semuanya ke kamu, Nelsen."
Nelsen mencuri pandang ke arah Ny. Emma yang tak hentinya tersenyum memandangi Keysa. Pertanyaan yang kian mendesaknya, akhirnya tertuang juga. Nelsen berdeham pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020