18. Perjalanan

2K 130 1
                                    

"Lo bareng gue aja, Key. Sekalian nanti gue antar lo pulang kerumah nyokap lo." tawar Hanan yang di angguki Keysa.

"Boleh deh. Gue malam ini emang niat tidur di rumah Bunda."

"Yaudah masuk deluan gih."

Baru saja tangan Keysa akan menarik handle pintu mobil. Suara panggilan Nelsen dari arah belakang berhasil menghentikan tangan Keysa. Ia perlahan menoleh menunggu Nelsen sampai di depannya.

"Keysa biar sama saya saja tidak masalah, kan?" ujar Nelsen yang langsung mendapat tatapan heran dari Hanan dan Keysa.

"Iya pak?" ulang Keysa.

"Apa masih ada kerjaan lagi, pak? Bukannya urusan hari ini sudah selesai?" tanya Hanan.

Keysa menoleh ke Nelsen menanti jawaban darinya. Pria itu nampak berfikir.

"Oh iya masih ada sedikit. Maka itu biar diselesaikan di jalan. Lagipula Keysa kan datang kesini dengan saya seharusnya pulang juga dengan saya."

Hanan mengulum bibir tak mengeluarkan argumen lagi. Ia perlahan mengangguk mengiyakan.

"Baik kalau begitu, pak. Saya titip Keysa sama bapak."

"Tentu."

"Tapi..kita ada urusan apa lagi ya, pak?"

"Hmm?"

"Bukannya semua udah saya bereskan kemarin."

"Ada tapi tidak banyak. Saya mau di selesaikan hari ini juga. Karena besok saya banyak kerjaan yang lain." tegas Nelsen berkeras.

"Tapi saya udah janji mau pulang sama Hanan."

"Janji? Apa kamu mau meninggalkan tugas demi janji?"

Hanan mengernyit kesal mendengar kutipan naif yang dikatakan Nelsen barusan. Itu sangat menggelikan. Mengingat mereka bukan lagi remaja yang sedang menjalankan cinta monyet.

"Tapi pak..."

"Udah lo sama pak Nelsen aja, Key. Kan sekarang lo masih sekretarisnya. Itu tugas lo." bujuk Hanan sambil menepuk pelan bahu Keysa.

Sebelah alis Nelsen terangkat melihat bagaimana Hanan menyentuh bahu Keysa berusaha menyemangati gadis itu.

"Iya tapi kan tugas gue udah kelar juga." Keysa memelas.

Hanan tersenyum hangat.

"Next time kita jalan bareng lagi. Oke?"

Keysa menghela nafas berat. Nelsen masih menatapnya intens. Sejenak ia geram melihat perlakuan aneh Nelsen.

"Bisa kita berangkat sekarang?"

"Bisa, pak."

"Lo deluan deh, Key. Nanti sampai rumah kabarin gue ya." peringat Hanan membentuk jari kelingking dan ibu jarinya mirip ponsel.

'Buat apa ngasi kabar!' batin Nelsen kesal.

"Oke, Han. Nanti gue telfon lo lagi ya."

'Cih. Jangan harap!'

"Bye."

'Bye? Sangat kuno.'

"Bye, Han."

Keysa berjalan ke mobil Nelsen yang di parkir bersebelahan dengan mobil Hanan. Ia melambaikan sebelah tangannya ke pria yang masih memandang ke arahnya sebelum masuk ke dalam mobil.

Detik berikut nya mobil Nelsen pun beranjak meninggalkan halaman parkir villa.

******

Keysa bersenandung ria mengikuti alunan musik yang di putar dari USB milik Nelsen. Sedari tadi lagu yang diperdengarkan adalah lagu-lagu favorit Keysa, ia sangat menikmatinya. Kadang kali ia bernyanyi pelan agar suaranya tak mengganggu fokus Nelsen.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang