21. Masalah Reuni

2K 150 3
                                    

Kemarin acara reuni yang di adakan alumni SMA Mekar Harum angkatan 72 di sebuah bar pusat kota sukses berlangsung. Keysa mendengar cerita itu dari Hanan yang hampir menelfonnya puluhan kali hari itu. Namun, Keysa abaikan karena ia tak sanggup datang.

Bagaimana mungkin. Seorang gadis single harus datang di acara yang mewajibkan mereka hadir membawa pasangan masing-masing. Sedangkan Keysa masih betah di status single nya. Akhirnya ia mengurung niat untuk datang kesana.

"Gue setuju aja sih sama keputusan lo untuk nggak datang ke acara kemarin. Toh, acaranya membosankan. Yang di bahas itu-itu aja nggak ada yg lain." cerca Mumu seraya memasukkan cemilan kacang-kacangan ke mulutnya.

Mumu merebahkan tubuhnya di sofa panjang dirumah Keysa sambil menyalakan televisi.

"Mereka nggak ada cerita yang macam-macam tentang gue kan, Mu?"

Tangan Mumu berhenti menyuapkan kacang itu ke mulutnya. Ia mendudukan tubuhnya mengahadap Keysa, masih memeluk toples penuh berisi kacang.

"Gue nggak bakal duduk disini kalo itu terjadi, Key." kata Mumu sangar.

"Oh gue tau. Lo pasti bakal berurusan sama polisi sekarang karena berantam dan mengacau di cafe tadi malam." ujar Keysa menyadari.

"Nah itu dia."

"Tapi kan, Key. Lo tau nggak si Hanan bawa cewek manis loh kemarin. Gue kira itu adik sepupunya."

"Ternyata siapa?" sambung Keysa penasaran.

"Rekan kerjanya."

"Oh."

"Gue denger lo sering komunikasi sama pak Nelsen. Kenapa lo nggak ajak dia aja. Lo kan udah bantuin dia gantikan Airin. Gantian dong dia yg balas bantuan lo."

Keysa menghela nafas panjang seraya menaikkan kedua alisnya.

"Kalo bisa nggak usah di suruh deh, Mumu." katanya pasrah.

"Apa? Lo mau kalo dia mau?"

"Iya mau lah." jawab Keysa mantap.

Di sela-sela obrolan mereka yang asik membicarakan pria bernama Nelsen itu. Tiba-tiba ponsel Keysa di atas meja berdering ada panggilan masuk. Tertera nama 'Papa Nasya' disana.

"Oh Papa Nasya siapa tu, Key?"

Mumu melebarkan matanya menebak siapa orang itu. "Pak Nelsen!" ucapnya heboh.

Keysa mengangguk tipis seraya menarik ponsel itu lalu segera menjawab panggilan. Tanpa persetujuan, Mumu turun dari sofa dan beranjak ke sebelah Keysa yang duduk di bawah. Ia merapatkan telinganya ke ponsel Keysa, menguping pembicaraan mereka.

"Awas ih!" usir Keysa pada Mumu yang tengah menempel padanya.

"Sstt! Gue pengen denger suara dia di telfon." Mumu berkeras tak mau geser.

Alhasil Keysa harus rela menahan tubuh Mumu yang menempel erat padanya bak cicak di dinding.

"Iya halo?" sahut Keysa.

"Iya? Makan malam? Besok? Aku sih bisa karna nggak ada jadwal apa-apa kalo malam."

Mumu menggelitik tangan Keysa berusaha menggoda sahabatnya yang tengah bersikap ekstra manis di telfon itu.

"Yaudah kalo gitu besok aku tunggu kabar dari kamu. Iya-iya. Haa? Oh iya, selamat malam juga, Nelsen."

Panggilan berakhir.

Ucapan terakhir Keysa sungguh-sungguh teramat manis hingga membuat bulu kuduk Mumu berdiri semua mendengarnya. Keysa yang kegirangan pun sampai melompat-lompat sambil mengangkat dua kepalan tangannya ke langit. Mumu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat penampakan asli Keysa.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang