"Selamat pagi, Keysa."
Kelopak mata Keysa sukses membuka lebar seakan matanya siap mencelos keluar. Nafasnya detik itu juga tercekat. Oh tidak!!
Dengan benak masih setengah mengambang, Keysa memberanikan diri berbalik. Kedua matanya terarah tepat ke sepasang pantofel hitam mengkilap. Air liurnya seakan membeku jadi batu, menelan nya butuh tenaga ekstra.
Kepala Keysa terangkat sedikit. Ia bisa melihat sebuah dasi silver terlipat rapi. Hingga akhirnya Keysa menatap wajah orang itu. Keningnya bertaut membentuk beberapa lipatan. Wajah paniknya luruh seketika.
"Hanan?" ucapnya setengah tak percaya.
Pemuda itu tersenyum lebar. Berhasil mengejutkan Keysa membuat Hanan sedikit puas. Mungkin Keysa baru saja mengira dirinya Nelsen. Seperti pembaca juga.
"Ada perlu apa pagi-pagi kesini?" tanya Hanan.
Alis Keysa terangkat seiring kepalanya yang menggeleng beberapa kali.
"Nggak ada. Tadi cuma...cuma...nemenin Mumu. Iya gue lagi nemenin Mumu." jelasnya terbata-bata.
Hanan justru tidak percaya. Tentu saja. Gerak-gerik Keysa amat mencurigakan.
"Pak Nelsen ada di ruangan nya. Gue mau ke ruangan dia. Mau gue bilangin kalau lo disini?"
"Nggak!" seru Keysa spontan.
"Nggak?"
"Iya. Nggak. Gue nggak lagi nyari Nelsen kok. Kayaknya gue salah lantai deh, Han. Ruangan Mumu dimana ya?" Keysa hendak bergegas takut Hanan berulah macam-macam.
Namun segera di cegat Hanan.
"Tunggu disini. Gue ada perlu sebentar sama Nelsen." ucap Hanan tanpa alasan kenapa ia meminta Keysa menunggu.
"Kenapa? Han, gue mau balik." peringat Keysa.
"Nggak lama. Bentar ya." Hanan segera beranjak tanpa mendengar penolakan Keysa.
"Hanan. Han? Han!" Keysa berusaha menghentikan Hanan tapi terlambat.
Sepeninggal Hanan, Keysa baru bisa bernafas lega sambil mengelus dadanya. Usai Hanan mengejutkan nya, hampir saja ia lupa caranya bernafas.
****
"Ini laporan pemasaran untuk bulan ini, Pak."
Hanan meletakkan sebuah USB di atas meja Nelsen lalu mundur beberapa langkah kembali ke posisi semula. Ia mengamati Nelsen yang langsung mengambil USB itu kemudian mencolokkan nya ke salah satu lubang di laptopnya.
"Terima kasih. Akan saya periksa laporannya." ucap Nelsen yang masih terfokus ke layar laptopnya.
Hanan mengangguk. "Saya permisi, Pak."
"Iya, silahkan."
Hanan menghentikan langkahnya beberapa senti sebelum mencapai pintu keluar. Hanan berbalik.
"Keysa ada disini, Pak." ujar Hanan tanpa basa basi.
Nelsen mengangkat kepala dan sedikit terkejut. Wajahnya seakan tak percaya.
"Keysa disini?" ulangnya.
"Iya, Pak. Tapi sepertinya dia ragu masuk kesini. Biar saya bawa dulu Keysa ke kafe supaya dia lebih tenang. Bisa bapak temui dia 30 menit dari sekarang?" tanya Hanan.
Nelsen berpikir sebentar.
"Tentu."
"Saya permisi, Pak."
Nelsen tak bergeming di kursi kebesarannya. Fokusnya seakan buyar begitu saja. Untaian kata Elena tadi mendadak kembali terngiang-ngiang di otaknya. Egois. Kata itu menyekap dirinya sendiri. Benarkah ia se egois itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020