26. Ancaman

1.7K 129 2
                                    

Jarum jam menunjukkan pukul 2 siang. Keysa membereskan barang-barang yang ia bawa lalu memasukannya ke dalam tas. Dilihatnya keadaan kantor guru yang sudah sepi. Tinggal dirinya sendiri disana. Ada beberapa tugas murid yang harus ia periksa jadi ia sedikit terlambat pulang.

Saat menampakkan kaki di lobi sekolah. Keysa menyempatkan diri berhenti sebentar berniat mengambil ponselnya di dalam tas. Tapi sesuatu di depan sana menarik perhatiannya, ia menyipitkan matanya menoleh ke seberang taman, tepatnya di parkiran depan sekah. Ia menarik tangan nya kembali dari dalam tas. Fokusnya kini tertuju penuh pada seorang wanita yang amat ia ketahui. Iya, wanita itu tengah berdiri di bawah pohon di samping mobil mewahnya.

Pakaian dan make up yang mencolok itu sukses mengundang perhatian orang-orang sekitar yang melihatnya. Keysa menaikkan sebelah sudut bibirnya. Wanita itu melepaskan kacamata hitamnya dan melihat ke arah Keysa.

Keysa pun melanjutkan kembali langkahnya yang sempat terhenti. Dengan kepercayaan diri yang tinggi Keysa pun menghampiri wanita itu. Didalam hati Keysa juga penasaran ada urusan apa wanita itu mendatanginya.

"Keysa?" ujar wanita itu.

Keysa diam sebentar lalu mengangguk.

"Ada perlu dengan saya?" tanya Keysa santai.

"Kamu tau saya siapa?"

"Orang yang mengenal pak Nelsen."

Wanita itu tertegun mendengar jawaban Keysa yang sama sekali tidak pada dugaannya.

"Oh Nelsen sudah cerita seperti nya ya."

Keysa diam tak menanggapi celetukan Audrey lagi. Akhirnya mereka pun pindah ke kafe didekat sekolah untuk melanjutkan pembicaraan mereka. Keysa dan Audrey duduk berhadapan di meja tunggal dekat jendela. Audrey memesan kopi dingin dan Keysa memesan kopi panas.

Beberapa saat keadaan sempat canggung karena keduanya sibuk dengan pikiran sendiri.

"Jadi ada perlu apa datang kesini?" ulang Keysa.

"Sebaiknya saya perkenalkan diri dulu kan. Saya Audrey. Tunangan asli Nelsen." jelasnya menekankan kalimat akhir sembari menyilangkan kakinya.

Keysa mengerutkan alisnya, menyeringai tipis lalu mengangguk setuju.

"Saya Keysa." jawab Keysa mantap.

"Iya saya tau."

Keysa melirik wanita itu sekilas. Gigih sekali menjawabnya. Batin Keysa. Mungkin sebelum menemui Keysa, wanita itu sudah mencari tau sedikit tentang nya. Benar-benar gigih, Keysa akui itu.

"Harusnya kamu tau kan saya datang kesini untuk apa."

"Maksudnya?"

"Saya nggak mau basa basi lagi sama kamu. Dengar ya, saya itu udah lama mengenal Nelsen. Jauh sebelum kamu mengenal dia. Jadi saya tau betul bagaimana wanita yang dia sukai. Dia bukan sembarang orang yang bisa didekati."

Keysa menyeruput kopinya tak begitu menanggapi ucapan Audrey.

"Dan aku kaget banget waktu Nelsen ngaku kalian berdua itu tunangan. Lelucon macam apa itu?" Audrey tertawa lepas.

"Sudah selesai komplainnya?" tekan Keysa mulai muak.

Audrey melirik Keysa sinis. Ia benar-benar tak suka dengan Keysa . Audrey memajukan duduknya ke depan Keysa.

"Kamu butuh uang berapa? Bilang aja. Berapapun itu akan saya sediakan." setelah membisikkan itu Audrey menjauhkan dirinya dari Keysa.

Keysa meremas kain celananya kuat-kuat sembari menahan emosinya. Ingin sekali rasanya ia menyiram kan kopi panas ini ke wajah wanita itu agar ia tak seenaknya bicara.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang