"Senang bisa ketemu kamu lagi, Nelsen."
Nelsen menyipitkan matanya namun segera melebar sempurna saat mengetahui wajah wanita itu.
Tangan Nelsen menurun dari handle pintu yang menggenggam kunci. Matanya menyorot tajam ke arah wanita itu dengan kilatan tak senang.
"Audrey."
"Iya ini aku. Kenapa kok kamu kaget gitu?" Audrey menoleh sekilas ke belakang. "Kamu ngapain disini?" ujar Audrey yang pura-pura terkejut.
"Sedang apa kamu disini?" tanya Nelsen dingin.
"Jalan-jalan. Ini kan dekat sama kantorku. Kantor ku disana " jawab Audrey santai sambil menunjuk ke salah gedung tinggi di belakang nya.
"Oh iya. Kalau gitu aku deluan. Sampai nanti." Nelsen beranjak.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku, Nelsen."
Terlihat Nelsen menghela nafas berat dan menatap Audrey penuh rasa sabar.
"Barusan ada urusan dengan rekan. Udah kan?" jawab Nelsen cepat.
Dalam hitungan detik Audrey menahan lengan Nelsen dan mendekat sedikit.
"Bisa antarkan aku pulang? Hari ini aku nggak bawa mobil."
Nelsen tersentak heran kala mendengar alunan suara Audrey yang agak berbeda dari biasanya. Seperti nya nada ketus yang kerap menghiasi ucapannya kini menghilang bak angin. Apakah ini benar-benar Audrey?
"Biar ku panggilkan taksi." tukas Nelsen.
"Ah tunggu,"
Nelsen menutup kembali pintu mobil yang sudah ia buka dan menoleh tipis ke samping. Audrey menunduk memegangi tas nya.
Melihat respon memelas Audrey membuat Nelsen jadi tidak tega. Nelsen berpikir sejenak sebelum akhirnya mengiyakan permintaan Audrey.
"Masuk. Aku antarkan pulang." suruh Nelsen dan lantas bergegas masuk ke mobilnya.
Dengan senang hati Audrey bergerak cepat menyusul Nelsen yang sudah berada di dalam mobilnya. Tidak butuh usaha keras membujuk Nelsen berhati kapas ini. Batin Audrey puas. Senyum kemenangan mengembang sempurna di wajahnya.
****
Keysa membasuh kan air ke wajahnya menghilangkan bulir-bulir busa sabun pencuci muka yang masih menempel. Sebuah bando kain berpita bertahan menyangga rambutnya agar tak basah. Setelah itu ia mengambil handuk di rak kecil dekat wastafel kemudian menepuk-nepuk lembut wajahnya.
Ting Tong! Ting Tong! Ting Tong!
Suara dentingan bel tiba-tiba terdengar menggema ke seluruh penjuru apartemen terutama kamar mandi yang cakupannya lebih kecil. Suaranya jadi lebih nyaring didalam sana. Keysa mengerut heran. Siapa pula yang datang malam-malam begini. Ia pun segera bergegas sebelum tombol bel nya jebol.
Gerakan Keysa terhenti saat tangannya hampir menyentuh gagang pintu. Sejenak ia menebak siapa yang datang di jam segini. Tidak mungkin Mumu. Sahabatnya itu sebelum pulang kantor tadi sempat bercerita lewat telfon ke Keysa bahwasannya ia akan kencan dengan Hanan. Airin? Atau mungkin Nelsen?
Jiwa Keysa terangkat bahagia. Kemungkinan Nelsen yang kembali lagi karena masih merindukannya. Tanpa pikir panjang lagi, Keysa pun menjawab dan menarik gagang pintu dengan semangat 45.
Nampak lah seorang gadis remaja yang rambutnya di cepol asal masih mengenakan seragam sekolah lengkap berdiri dengan wajah masam di hadapan Keysa.
Keysa terperanjat mendapati adiknya berpenampilan seperti itu.
"Zalza!" teriak Keysa hendak melayangkan pukulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020