Blugh!
Hanan berakhir ambruk ke tubuh Mumu. Membiarkan dirinya seolah sedang memeluk gadis itu.
"Hei." ucap Mumu pelan.
Tak ada sahutan dari Hanan yang sudah pasti tak sadarkan diri lagi. Mumu perlahan menelan ludah dalam menyadari seharusnya ia tidak berlama-lama berada di posisi seperti ini. Tapi kenapa jantungnya berdetak sangat kencang. Tubuhnya mencoba menyingkirkan, tapi hatinya menerima dengan baik.
*****
Masih berurusan sama Hanan. Akhirnya Mumu berhasil juga menyeret Hanan turun dari mobilnya, beranjak dari parkiran menuju lift dan sekarang mereka berada di depan apartemen Hanan. Mumu mendorong tubuh Hanan yang sedari tadi terus menempel padanya ke dinding. Pria itu sedikit mengerang karena kepalanya terbentur.
"Hah! Akhirnya sampai juga." Mumu membungkuk sambil memegangi kedua lututnya yang lemas.
Ia melirik tajam Hanan yang belum juga menunjukkan tanda-tanda pulih. Ia berdiri bersandar di dinding, kepalanya tertunduk sambil memejam. Mumu kembali terpikir masalah Keysa dan Hanan lalu ia tersenyum pahit.
"Nan! Kita udah sampai di apartemen lo nih! Cepat buka pintunya."
"Hmm?"
"Buka pintunya!"
"Lo aja yang buka." sahut Hanan dengan nada suara aneh.
Mumu menghela nafas kasar. Ia mau tak mau mendekati pintu apartemen yang berkunci digital itu dan menarik penutup tombol-tombol sandinya.
"Udah. Berapa sandinya?" tanya Mumu tak ramah.
"1234." katanya asal.
Tanpa pikir panjang Mumu pun menekan angka yang disebutnya tadi dengan cepat. Karena yang ia tahu Hanan merupakan sosok orang yang tak begitu ribet untuk masalah hidupnya. Setelah itu ia menarik gagang pintu.
Alis Mumu bekerut saat terdengar suara penolakan dari kunci pintu digital itu. Ia menoleh memeriksa sisi pintunya. Jujur itu pertama kalinya Mumu mencoba kunci digital jadi rasanya aneh.
"Salah ni. Berapa sandi yang benar." tegas Mumu tak sabar.
"5678." sahut Hanan.
Mumu menghampiri Hanan dan menarik tangan pria itu begitu pertanyaannya tidak dijawab. Hanan terlihat diam saja.
"Lo mau main-main sama gue?" bisik Mumu kejam.
Mendengar bisikan iblis sadis itu menggema di indra pendengaran nya, Hanan langsung membuka mata dan menegakkan posisi berdirinya. Ia tertawa kecil melihat keberadaan Mumu yang sangat dekat dengannya.
"Ayo kita buka." katanya kali ini lebih serius.
Mumu mengangguk mantap mengikuti Hanan yang berjalan gontai berusaha menggapai pintunya. Mumu melipat kedua tangan di depan dada dan menekuk sebelah kakinya menanti usaha Hanan membuka pintunya. Susah sekali begitu saja.
"Yaudah buka." suruh Mumu melihat Hanan yang terlihat diam saja di depan pintu.
"Wahai pintu ajaib! Terbuka lah!" teriak Hanan tiba-tiba berpose gila mengarahkan telapak tangannya ke pintu itu.
Betapa syoknya Mumu menyaksikan ulah gila Hanan yang hampir membuat urat sabarnya putus. Rasanya darah di dalam tubuhnya itu sudah mendidih menahan emosi yang hendak mencuat keluar dari ubun-ubunnya.
"Woi! Lo udah gila ya! Masukin sandinya bukan pake jurus seribu bayang!" teriak Mumu jengah.
"Nggak bisa ya." jawab Hanan tak menanggapi ocehan Mumu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020