Epilog

2.1K 83 4
                                    

Hal pertama yang Keysa lihat ketika pintu ruangan itu terbuka adalah interior bernuansa abu-abu putih yang tampak minimalis menghiasi seluruh kamar. Semuanya tertata rapi pada tempatnya. Keysa menoleh cepat ke Nelsen yang menaikkan kedua alisnya membalas tatapan Keysa.

"Silahkan masuk." katanya mengisyaratkan menggunakan tangannya.

Keysa perlahan melangkah masuk sembari menebar pandangannya ke seluruh penjuru kamar. Hampir semuanya membuat Keysa terpukau. Ternyata seperti ini kamar Nelsen.

"Oh jadi seperti ini kamar kamu, Nelsen." Keysa berbalik dan tersenyum gemas.

"Beda sama yang kamu bayangkan ya?"

"Aku selalu penasaran sih gimana penampakan kamar cowok. Tapi ini jauh lebih baik dari yang aku kira loh."

"Ini pertama kalinya kamu lihat kamar cowok?" tanya Nelsen heran.

"Iya lah. Aku kan nggak punya saudara cowok. Dan juga mana mungkin aku asal masuk kamar teman ku." jawab Keysa sedikit sewot.

"Hmm baguslah. Nah, disitu tempat aku tidur. Disitu aku mandi. Disitu tempat pertama yang aku datangi setiap bangun pagi." Nelsen menujuk ke jendela kamar.

"Kenapa ke
jendela?" tanya Keysa penasaran.

"Karena setiap pagi, hal pertama yang buat aku penasaran itu kamu. Apakah Keysa udah bangun? Mungkin sekarang Keysa lagi bersih-bersih. 10 menit kemudian mungkin kamu lagi ngeringkan rambut sambil nyiapin sarapan." jelas Nelsen dengan benak masih memampangkan wajah tersenyum.

Keysa mengambil berdiri menghadap jendela yang menyajikan pemandangan ke halaman depan rumah yang luas. Nyaman sekali berada disini. Ditengah helaan nafasnya, Keysa merasakan sebuah tangan merambat di pinggangnya dan sebuah dagu yang menumpu di bahunya.

"Dan sekarang kamu ada disini." suara Nelsen terdengar hangat di telinga Keysa.

"Kamu senang nggak ada aku disini?"

"Bukan lagi. Aku orang paling senang di dunia ini. Kalau boleh, aku nggak akan membiarkan kamu pergi."

Keysa menghadap Nelsen dan sedikit mendongakan kepalanya. Hidung mereka berdekatan saat Nelsen menunduk. Keysa bisa melihat lebih jelas pantulan wajahnya di bola kata Nelsen. Jarak mereka benar-benar sangat dekat.

"Aku juga." Keysa berjinjit dan menanggalkan ciuman di pipi Nelsen.

Setelah itu, Keysa bergerak mundur menjauhinya dengan perasaan malu.

"Kok mundur?"

"Jangan komentar! Aku malu." gumam Keysa bersalah tingkah.

"Kenapa malu?"

"Iya malu aja."

Nelsen tertawa terbahak-bahak sampai tubuhnya terbungkuk-bungkuk dan matanya berair.

Nelsen berjalan cepat ke depan Keysa dan membalas Keysa mengecup nya di kening.

"I love you." ujar Nelsen lalu segera pergi meninggalkan kamarnya.

Keysa terkesiap dan tubuhnya mematung. Ia menoleh kaku ke tempat Nelsen, namun pria itu sudah bergegas pergi. Kedua tangan Keysa mengepal kuat dengan nafas yang tak karuan.

"Ayolah Keysa. Ini bukan yang pertama kalinya." gumam Keysa dengan perasaan ringan.

"Keysa?" panggil Ny. Emma lembut dari ambang pintu.

Keysa tersentak kaget dan buru-buru mengangguk.

"Iya, Mami?"

"Mami masuk ya." izinnya sebelum melangkah masuk.

Keysen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang