Mobil Nelsen berhenti di depan rumah Keysa. Nelsen mematikan mesin mobilnya lalu menoleh ke samping. Matanya melebar, dilihatnya Keysa tertidur pulas di sampingnya. Tawa Nelsen sedikit terdengar. Ia menggerakkan tangannya menyingkirkan beberapa helai rambut Keysa yang menutupi wajahnya.
Bukannya membangunkan, Nelsen malah kembali menghidupkan mesin mobilnya agar AC nya tetap menyala.
"Kamu lelah banget ya. Maafin aku ya karna buat kamu lelah hari ini." Nelsen tersenyum hangat.
Wajahnya bersemi melihat jari manis Keysa yang sudah berhasil ia sematkan cincin pengikat. Jantung Nelsen berdetak kencang. Seperti ada yang menggelitik perutnya saat ini.
Nelsen pun memilih bergegas turun dari mobilnya membiarkan Keysa menyelesaikan tidurnya.
*****
Tak berselang lama kemudian. Ponsel Keysa di pangkuannya itu berdering kuat hingga membuatnya terbangun. Gadis itu tersentak. Nyawa saja belum terkumpul rata, ia buru-buru mengambil ponselnya menerima panggilan tersebut.
"Halo? Iya ini Keysa. Ini siapa?" jawab Keysa dengan mata yang masih setengah terbuka.
"Hah? Oh Mumu. Hmm, kenapa, Mu? Gue? Gue lagi di..." Keysa terkejut menyadari tempatnya sekarang.
Keysa melebarkan matanya menerawang luas seisi mobil Nelsen. Menyadari sungguhan tempatnya berada.
[Lo lagi dimana, Key?] ulang Mumu dari seberang sana.
"Di dalam mobil. Eh nanti gue telfon lo lagi ya, Mu. Sampai nanti."
Keysa langsung menutup panggilan sepihak. Dilepasnya sabuk yang masih menempel rapi di tubuhnya. Matanya berkeliaran mencari keberadaan Nelsen.
"Berapa lama gue ketiduran? Aduh kacau nih! Gue tadi ngigau nggak ya? Atau jangan-jangan gue mendengkur? Ahhh!" panik Keysa seraya sibuk merapikan rambutnya.
Keysa berdeham pelan sebelum ia memutuskan keluar dari mobil Nelsen. Ia jadi tidak enak karena pasti Nelsen tidak tega membangunkannya dan menunggunya sampai bangun sendiri. Tapi berapa lama? Satu jam? Dua jam? Apa lebih lama lagi?
Ternyata Nelsen tengah berdiri bersandar di samping mobilnya. Begitu membuka pintu, Keysa langsung dapat menemukan Nelsen. Pria itu tengah asik memainkan game di ponselnya. Keysa tidak tahu game apa yang membuat Nelsen sampai menggerutu kesal.
"Nelsen?"
Pria itu menoleh cepat dan menyunggingkan senyuman lebar. Ia segera menghentikan aksinya.
"Kamu udah bangun? Pasti kamu lelah banget ya hari ini?" Nelsen mengelus lengan Keysa lembut.
"Ah sedikit. Emangnya berapa lama aku tidur?"
Nelsen berpikir sejenak. "Satu jam?" ujar Nelsen tak yakin.
Keysa melotot lebar. "Satu jam? Tunggu, maksud kamu. Kamu berdiri disini nungguin sampai aku bangun? Selama sejam! Sejam? Bukan lima belas menit?! Tapi sejam?" heboh Keysa tak habis pikir.
Nelsen ikut tegang kemudian mengangguk sekilas.
"Iya kita tadi nyampe sini kan jam sembilan. Sekarang jam?" Nelsen melirik arloji di pergelangan tangannya.
"Sepuluh?" jawab Keysa deluan.
"Bener kan? Satu jam?" tanya Nelsen memastikan.
Keysa meremas kuat rambut nya melihat Nelsen dengan sejuta rasa malunya.
"Pulangnya kamu masih bisa nyetir kan?" tanya Keysa ragu.
Nelsen menaikkan sebelah alisnya. Ia tak paham kenapa Keysa menanyakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysen
RomanceHanya cerita klasik tentang kisah cinta seorang pria (duda) bertemu dengan seorang gadis. Don't forget to follow my wattpad first 👆👆 XD Story by: fannyvinia ©Februari 2020