Keping 43 : She Belongs to Me (1)

4.3K 327 135
                                    

(Steal My Girl)

I don't exist, If I don't have her (aku tak ada, jika aku tak miliki dia)

The sun doesn't shine, the world doesn't turn (matahari takkan bersinar, bumi takkan berputar)

Alright, alright (baiklah, baiklah)

But I know, I know, I know for sure (tapi aku tahu, aku tahu, aku tahu pasti)

Everybody wanna steal my girl (semua orang ingin mencuri gadisku)

Everybody wanna take her heart away (semua orang ingin mengambil hatinya)

Couple billion in the whole wide world (bermiliar pasangan di seluruh dunia)

Find another one 'cause she belongs to me (temukan yang lain karena dia milikku)

.

Happy reading

..................

Mereka masih bertahan di posisi yang sama sekitar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 detik kemudian.

Ikhsan menahan tubuhnya di atas tubuh Lora dengan jarak bentangan lengan si tampan. Tak memberatkan gadis itu sedikit pun. Tak bertempu pada Lora. Jangankan bertumpu, bersinggungan pun mereka tidak.

Ikhsan memang melingkupi Lora. Hanya sampai di sana. Tidak lebih. Tidak mencuri kesempatan dengan memepet sang gadis sesuka hatinya walau tubuhnya jauh lebih kuat dan bertenaga, walau posisinya kini jauh lebih menguntungkan dari pada Lora. Ikhsan sungguh menghormati si lesung pipi lebih dari apa yang gadis itu bisa bayangkan.

Kalau memang Ikhsan khoecing oren, Lora pasti sudah tak akan baik-baik saja sekarang.

Tapi hei! Lora itu beruntung, dia dapat lelaki yang bisa menghormatinya disegala kondisi. Ya walau Ikhsan tak pernah berterus terang akan hal itu. Lagian kalau dia berterus terang, Lora pasti akan ngelunjak. Lora jangan diberi hati, bahaya. Diberi senyum saja dia bisa menggila menggoda, apalagi kalau diberi hati... ah, pasti rumah bambu sudah jadi taman kanak-kanak karena banyak bocil berceceran di mana-mana.

Hanya saja untuk kali ini, setelah hampir satu minggu tak seatap dengan Lora, si tampan benar-benar merindu. Entah dari mana datangnya rindu itu, pokoknya dia rindu. Ingin diusili, ingin lihat pipi gembungnya Lora, ingin menatap rambut sepinggangnya Lora, ingin bertengkar dengan gadis itu, ingin makan bersama si lesung pipi, ingin berangkat kuliah bareng, ingin jambak-jambakan, cokot-cokotan, bacot-bacotan, gigit-gigitan, ups Gus Ganteng khilaf permisah.

Lora sudah mencabut tangannya dari pipi Ikhsan tepat saat sang senior menurunkan wajahnya agak lebih rendah untuk membisiki Lora kalimat wadidaw yang tak pernah Lora sangka akan keluar dari mulut seorang Ikhsan.

'Untuk kali ini, bisakah kamu lihat saya sebagai lelaki, Lora? Bukan kakak.'

Dengan posisi seperti itu, ditantang pria setampan itu, dicekoki kalimat semacam itu, jika kalian yang menjadi Lora, kalian mau apa? Joget cendol dawet atau syukuran tujuh hari sembilan malam?

Ikhsan untuk saat ini sudah melunturkan seluruh harga dirinya demi bisa mengucapkan kalimat itu lurus tepat di telinga sang dara. Maka Ikhsan tak punya apa-apa lagi yang bisa ia lakukan selain menanti respon Lora atas ucapannya.

SanuLoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang