(Seperti Bintang)
Andai saja engkau tau, resahku karenamu
Andai aku dibenakmu, alangkah indah dunia
Bila ada satu nama kurindu, slalu sebutkan dirimu
Seperti bintang indah matamu, andaikan sinarnya untuk aku
Seperti ombak debar jantungku, menanti jawabanmu
.
-kuy baper bareng, tems-
-klw nanti pas bacanya baper atawa senyum2 sendiri, jangan lupa selipkan doa biar uma tetap kuat dan mood melanjutkan kisah mereka yah-
.
Happy reading
..................
Lora memang benar-benar tak bisa baca situasi saat bicara. Asal saja, yang penting sesak di dadanya lepas, tak peduli dengan sesak yang orang lain tanggung.
Akhirnya gadis itu terkejut setelah mendengar air semburan dari mulut Ikhsan jatuh berhamburan tepat di sampingnya. "Omo*, Bang Sanul kenapa nyembur?"
Ikhsan mengelap sisa air yang masih menggantung di dagunya. Wajah si tampan memerah karena menahan malu atas kata-kata Lora dan menahan sakit di tenggorokannya dalam waktu yang bersamaan.
Lihatlah, seluruh bentangan baju bagian depan sang senior basah kuyup. Air minum dan air liur sudah bercampur jadi satu. Menimbulkan jejak-jejak tak kasat mata pada bentangan kokoh dada si tampan. Membuat Ikhsan terlihat seperti tak berbaju walau sedang berbaju.
"Bang Sanul kok tiba-tiba nyembur? Ada apa? Masih belum lulus belajar minum ya?" Lora bertanya ulang sambil menghadapkan utuh wajahnya pada Ikhsan.
Ikhsan tak bisa menjawab, Lora masih bisa-bisanya bertanya ada apa setelah ia berkata sedemikian mesumnya. Ikhsan hanya menatap tajam dara bertopi telinga kelinci di depannya itu.
Melihat leher dan sebagian dada Ikhsan basah kuyup, Lora mendekat sambil membungkuk, "apa Bang Sanul nyembur gara-gara Lora bilang kalau Lora kira Bang Sanul bakalan nyium bibir Lora? Iya?"
Ikhsan beristighfar keras sambil mengepalkan sepuluh jarinya, "ASTAGHFIRULLAH."
Lora tanpa tahu malu mengulangi kembali kata-kata yang membuat Ikhsan memuntahkan seluruh air minum dalam mulutnya, mana mungkin si tampan bisa tahan. Kalau saja Lora bisa dirukiyah saat ini juga, mungkin Ikhsan sudah merukiyah gadis itu agar semua jin-jin usil yang melekat pada si gadis pergi menjauh.
"Kamu masih bertanya mengapa saya tersedak? Apa kamu tidak berpikir sebelum berbicara, Lora?" Ikhsan mengeluarkan kalimat panjang pertamanya usai menyemburkan air dari mulutnya.
"Benar ya berarti karena itu?" Lora menyela cepat. Paham seketika dengan situasi yang terjadi antara dirinya dan Ikhsan.
Ikhsan hanya mendengus sebal sambil berdecak kesal.
Tapi di luar perkiraan Ikhsan, setelah paham apa yang terjadi, Lora benar-benar panik tanpa dibuat-buat. Gadis itu merasa bersalah seketika dan terdorong untuk melakukan sesuatu demi menghilangkan rasa bersalahnya.
Tanpa berpikir panjang, Lora melepas bunny ear hatnya dan melangkah maju menuju Ikhsan. Si lesung pipi merendahkan tubuhnya dan mengelap bentangan leher Ikhsan menggunakan topi telinga kelincinya tanpa meminta izin terlebih dahulu pada si pemilik leher.
KAMU SEDANG MEMBACA
SanuLora
General Fiction[CERITA KE 2] Follow biar Teman bisa baca semua chapter🤗 💞 kategori : baper somvlak Kepincut Gelora, gadis berhijab yang sudah sangat lama menginginkan bisa masuk ke dunia para cogan dan menjadi satu-satunya rebutan. Lora, begitu orang-orang hidup...