Keping 31 : Kelinci Atau Merak Putih (2)

3.4K 345 128
                                    

(Terbakar Cemburu)

Aku terbakar cemburu, cemburu buta

Tak bisa ku padamkan amarah di hatiku

Sakit, menahan sakit hati. Menyimpan perih

Tak bisa ku terima apa yang ku alami

Ibaratnya jantung hati tersayat pedang tajam

Betapa sakitnya kurasakan itu

.

-Mau jadi tim hore yang mana nih teman?-

-Mau jadi tim hore yang mana nih teman?-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kelinci atau Merak Putih?-

-Satu gradak-gruduk satu anggun lho-

.

'Katanya nggak bakalan suka, eh giliran si lesung pipi digoda, koq malah cemburu tingkat dewa? Ckckckc... Sanul---Sanul, piye to? Terus yang si ono dianggap apa?'

.

Happy reading

..................

-Review-

"siapa cewek manis bin cakep itu Pak Menteri? Boleh bungkus bawa pulang tak?"

-???-

-Markijut-

Ikhsan, usai mendengar kalimat tanya itu mulus meluncur dari bibir Zico langsung mengepal erat sepuluh jarinya. Rahang bawah si tampan mengeras tak kira-kira, matanya tajam menatap Zico, dalam hatinya si tampan mencak-mencak tak karuan "kau bawa dia pulang, nyawamu melayang. Kau ngotot bungkus dia pulang, akan saya pastikan kebahagiaanmu hilang."

Tapi sayangnya, mencak-mencak itu tak keluar dari mulut Ikhsan untuk menohok Zico. Ia hanya berdehem pelan sambil menatap Lora yang masih lengket bak lintah di lengan kanannya, lalu berbisik pada sang gadis dengan gigi rapat tak terbuka, "tampang tolong jangan diimut-imutkan. Saya mohon."

Lora tak mau diatur begitu saja, dengan berani si lesung pipi menengadah dan balik berbisik, "emang udah imut dari embrio, bukan salah bunda mengandung kali Bang."

Ikhsan tahu, sudah tahu kalau Lora pasti tak akan mudah diatur. Maka demi mencari jalan damai, si tampan hanya bisa diam dan menghela napas berat sambil menghadapkan kembali wajahnya pada ketujuh temannya.

"Jadi Pak Men, siapa cewek yang nemplok ama Pak Men itu ha? Gebetan? Atau pacar?" Adit memperjelas tanya Zico.

"Atau istri?" Renald menyela cepat, lalu tertawa terbahak-bahak.

"Kenalin ke kita-kita dong Pak Men, jangan embat sendiri aja. Berbagi bahan cuci mata bukankah bentuk lain dari menebar kebaikan?" Zico mengeluarkan petuah absurdnya dan kali ini tanpa menilai kalau orang yang diajaknya melenceng adalah Pak Menterinya sendiri.

SanuLoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang