Keping 3 : Asal Usul Sanul

5.4K 444 24
                                    

hai hai hai

silakan nikmati suguhannya, teman

semoga ada banyak kebaikan yang bisa ditimba

happy reading

.......................

Maka setelah pertemuan kemarin sore, di sinilah Lora berdiri, di tengah lapangan, berhadapan dengan Ikhsan dalam acara keakraban mahasiswa baru jurusan teknik sipil. Face to face.

Lora baru tahu kalau si lelaki tersungkur yang ia tertawai sebagai fansnya BlackPink itu bernama Ikhsan dan dia adalah seniornya dijurusan yang sama.

Dan Ikhsan juga baru tahu kalau si pemilik jaket yang menertawainya dan menyentuhnya tanpa izin itu bernama Kepincut Gelora, punya hobi aneh dan juga cita-cita yang aneh.

Mereka saling tatap sebelum suara Ikhsan yang berusaha menahan muka merahnya karena malu terdengar, "ikut saya ke tepi lapangan sekarang."

"OGAH!" Lora jual mahal.

"Ikut saya sekarang atau jaketmu saya bakar." Ikhsan mengancam.

Mendengar ancaman itu Lora merasa terhina. Suaranya tak bisa ditahan, "Bang, Lora baru tahu kalau abang senior Lora. Tapi jangan mentang-mentang senior mulut abang bisa seenaknya ngancam ya, bukannya berterima kasih ditolongin malah mau bakar jaket orang yang udah nolongin. Pakai hati nurani dong Bang. Abang pikir kepala Lora enak abis ketimpuk kemarin ha? Nyut-nyutan Bang."

"Justru karena saya mau berterima kasih dengan tulus padamu makanya saya ajak kamu ke tepi lapangan." Ikhsan membalas geram, "tapi karena responmu membuat saya mual, saya membatalkan niat saya untuk berterima kasih."

Lora membelalak seketika.

"Kalau kamu mau ikut ke tepi lapangan, maka akan saya tahan rasa mual saya. Mari berbicara di sana." Ikhsan mencoba membuka negosiasi, menghimpit rasa kesalnya dalam-dalam.

Lora tak bisa membalas, meski kemarin ia sudah ikhlas jaketnya berpindah ke tangan lelaki yang tak dikenalnya, tapi pagi menjelang siang ini, mengetahui lelaki itu bermulut dingin seperti Ikhsan, niat mengkudeta jaketnya kembali naik berkali-kali lipat. "Oke, mari ke tepi lapangan."

Mereka berdua yang berbicara berhadapan dengan jarak satu meter itu tidak sadar kalau saat ini semua mata sedang tertuju pada mereka.

Baron berkali-kali menelan ludah, tak menyangka Ikhsan gercep, langsung dapat mahasiswi baru, mana bening lagi.

Sebenarnya tidak hanya Baron, Adnan dan Deon pun tak bisa menutup mulut mereka, ternganga lebar saat Ikhsan yang ada di samping mereka berbicara dengan Lora.

"Bukannya si Ikhsan ngincer Arini anak menajemen yang pake jilbab kayak pake mukena itu?" Adnan tiba-tiba berbisik pada Deon.

"Bukan ngincar, Ikhsan bilang dia suka lihat Arini, anaknya sopan, kalau diorganisasi kampus, ngomongnya ramah." Deon menyanggah kata-kata Adnan.

Adnan ber-oh ringan, "lalu si mahasiswi baru itu... Ikhsan kenal dimana?"

"Ya kali gue tau, lo kata gue mbah google Bang." Deon menimpali.

Adnan menepuk pelan dahinya, "oh iya ya, lo 'kan mbah Midun."

Deon menatap Adnan tajam, tapi Baron tiba-tiba saja menyela sebelum ketua angkatan dan ketua Hima itu saling adu pinalti, "eh senior kalian yang paling tua disini ingin bertanya..." Baron menarik napasnya, "sejak kapan si Ikhsan deket ama cewek ha?"

Namun Adnan yang tiba-tiba ditanya seperti itu segera menatap Baron, diikuti oleh Deon yang menggeleng pelan, "kita kagak tahu sejak kapan, Suhu."

Sementara di tengah-tengah mahasiswa baru, desas-desus liar tak terbendung. Bak jari netizen yang lincah dan gemulai.

SanuLoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang