Keping 18 : Godaan Jiwa

4.4K 367 31
                                    

(Kaca yang Berdebu)


Lemah lembutlah kepadanya

Namun jangan terlalu memanjakannya

Tegurlah bila ia tersalah

Namun janganlah lukai hatinya

happy reading

........................

Lora benar-benar melaksanakan shalat subuh di rumah bambu milik Gus Gantengnya. Sendiri. Tanpa Ikhsan. Dan cukup bingung setelah Ikhsan melarangnya pergi ke mesjid tapi tak memberikannya alasan pasti.

Namun, seperti yang dikatakannya tadi, gadis berlesung pipi itu tak terlalu mempermasalahkannya, toh Ikhsan tak sampai menggigitnya atau melemparinya kutu beras, jadi Lora masih bisa santai menerima perlakuan Ikhsan.

Lora menuju kamar mandi, ambil wudu dan melaksanakan shalat di ruang tengah. Mana mau gadis itu masuk kamar tanpa izin si pemilik? Bisa-bisa cita-citanya jadi 'istri' Mark Tuan kandas gegara masuk kamar Mak Rombeng tanpa izin. Ups!

Usai Lora selesai dengan kewajibannya, gadis itu langsung melipat mukena, membereskan selimut dan bantal yang berserakan, melipat kembali sajadah Ikhsan yang masih terkembang di depannya dan berniat hendak memanjangkan tubuh sebentar sebelum matahari menjajah.

Namun belum sempat niat bobok pagi si gadis terlaksana, tiba-tiba seseorang datang, mengetuk pintu rumah bambu.

"Lora, buka pintunya Nak. Ini Uma." Suara Amira terdengar jelas dari balik ruangan.

Sambil menyahut ramah suara milik seseorang yang telah dikenalnya itu, Lora bergegas membuka pintu.

Saat pintu dibuka, Amira langsung tersenyum pada Lora dan berkata lembut, "udah siap shalatnya? Ikut Uma yuk!"

"Udah Uma, baru selesai." Lora menjawab sopan sambil mengangguk, "ikut kemana Uma?"

"Tadi Uma udah ketemu Ikhsan, Uma udah izin mau culik kamu." Amira menimpali cepat, "kita ke rumah Uma ya, kamu dandan di sana, semua keperluan sudah Uma siapkan."

"Dandan? Dandan untuk apa Uma?" Lora bertanya heran.

"Nanti di jalan Uma jelasin, sekarang ambil jilbabmu, ganti bajumu, kita ke rumah Uma. Uma nggak masuk ya Lora, Uma tunggu di sini saja, lima menit kamu sudah harus siap." Amira berkata sambil terkekeh pelan, tak sabar dengan acara istimewa putra tampan dan menantu cantiknya hari ini.

Lora patuh, walaupun hatinya bertanya-tanya, tapi ia tetap mengikuti apa yang Amira pinta. Pergi bersama sang mertua dan meninggalkan rumah Gus Ganteng setelah menutup pintu.

Lora tahu kalau hari ini ia dan Ikhsan akan melaksanakan pesta pernikahan mereka di pesantren. Mereka akan memberi kabar kepada seluruh penduduk pesantren bahwa mereka sudah sah menjadi suami-istri. Tapi Lora tak menyangka acaranya akan dimulai sesubuh ini. Benar-benar tak menyangka.

Lora menyamai langkah Amira. Dua wanita itu berjalan beriringan. Di tengah dinginnya udara pagi hari. Di antara gemuruhnya suasana hati.

Seperti apa yang dikatakan ibu babyface itu sebelumnya, dalam perjalanan menuju rumahnya, ia menjelaskan semuanya pada Lora. Bahwa hari ini Lora harus sedikit berdandan, karena akan ada banyak pasang mata yang melihat, berbeda dengan acara nikahan kemarin. Bahwa hari ini Lora harus sedikit betah duduk berlama-lama, bersanding dengan Ikhsan, karena akan ada rentetan acara yang harus dilewati.

SanuLoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang