Keping 46.D : Pemilik 'Kepincut'

3.7K 388 193
                                    

(Janji Suci)

Dengarkanlah, wanita pujaanku

Malam ini akan kusampaikan

Hasrat suci kepadamu dewiku

Dengarkanlah kesungguhan ini

...

Dengarkanlah, wanita impianku

Malam ini akan kusampaikan

Janji suci satu untuk selamanya

Dengarkanlah kesungguhan ini

.

Happy reading

..................

Replay

"LEPASIN LAKIK GUE WOI!"

Ikhsan, "..."

Dito, "..."

Baron, "..."

.

Usai Lora memuntahkan kata-katanya dengan keras, gazebo itu hening seketika. Desingan angin tak lagi terdengar. Bahkan jangkrik yang biasanya datang disuasana seperti itu untuk bernyanyi krik-krik juga tak berani menampakkan diri. Diam sudah semua. Membisu. Membatu.

Hanya gerakan mata dan dengusan napas yang menandakan kalau keenam manusia di sana masih hidup.

Lalu bagaimana dengan keadaan Ikhsan usai Lora berteriak seperti itu? Jujur, wajahnya memang sangat datar kini. Tidak terlihat terganggu sedikit pun. Seolah apa yang baru saja Lora katakan tak berpengaruh bagi dirinya.

Tapi jangan tanya bagaimana kondisi jantung si tampan. Itu seperti kau menaiki roda-roda maut tanpa pengaman, atau seperti kau menunggangi thironasaurus yang keselek biji durian. Gila. Heboh. Kembang-kempis tak karuan. Berdetak brutal. Badum-badum njegloss. Badum-badum njegglak.

Lora hampir saja sukses membuat Ikhsan dijemput paksa petugas kesehatan ber-APD lengkap. Sesak napas.

Untungnya sang Gus masih punya seperempat kesadaran yang belum tergadai karena peristiwa ini. Maka dengan penuh permohonan pada Yang Maha Kuasa, Ikhsan beristighfar sekuat yang ia bisa demi menenangkan hatinya.

Kalaulah saat ini hanya ada dirinya dan Lora, Ikhsan mungkin sudah berlari memeluk gadis itu, lalu meminta Lora mengulangi mengucapkan kata 'lakik gue' ratusan bahkan ribuan kali sampai telinganya memanas.

'Lakik gue' ... suami mana yang tidak senang mendengar istrinya mengakui dengan lantang keberadaannya?

Hanya saja, lain Ikhsan lain pula Dito dan Baron.

Usai mendengar teriakan Lora tadi, Dito dan Baron tercengang hebat. Sampai-sampai melongo, lupa mengatupkan bibir mereka. Karena sungguh mereka berdua tak menyangka kalau Lora mengeluarkan kata-kata semenakjubkan itu.

Saat ini, bisa dibilang tiga pria itu saling terjalin. Dito memegang Ikhsan dengan satu tangan sementara tangan lainnya mencoba menahan jangkauan Baron. Ikhsan mengerahkan tenaganya untuk mengunci pergerakan Baron dengan menggenggam bahu sang senior. Sementara Baron mencengkram lengan Ikhsan kuat dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya berusaha mencapai leher Dito.

Jika kata-kata Lora tadi diartikan dalam posisi tiga pria yang ada di depannya, tidakkah ketiganya berpotensi sebagai subjek yang Lora maksud? Sama-sama pria dan sama-sama terlihat harus dijarakkan.

SanuLoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang